Nenek asal Aceh Berumur 70 Tahun Terlantar di Malaysia, Mau Dipulangkan Tapi Lupa Nama Kampungnya
“Berdasarkan informasi yang disampaikan ke saya, nenek tersebut merantau ke Malaysia setelah tsunami di Aceh. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga
Penulis: Jafaruddin | Editor: Nurul Hayati
“Berdasarkan informasi yang disampaikan ke saya, nenek tersebut merantau ke Malaysia setelah tsunami di Aceh. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia,” katanya.
Laporan Jafaruddin I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Ummi Fatimah Binti Hermansyah (70) seorang nenek asal Aceh diusir majikannya di Malaysia beberapa waktu lalu.
Ia tak mengetahui nama kampungnya lagi, sehingga tak bisa dipulangkan.
Padahal dengan kondisi usia 70 tahun, jangankan untuk bekerja, untuk merawat dirinya sendiri tak mampu lagi.
Ummi Fatimah tersebut sudah merantau ke Malaysia belasan tahun lalu atau persisnya setelah tsunami.
Relawan NKRI di Malaysia yang menampung nenek tersebut, kini kesulitan untuk memulangkan nenek itu.
Karena selain tidak memiliki dokumen apa pun, nenek tersebut juga tidak mengetahui nama kampungnya lagi.
• Bupati Resmikan Masjid Agung Abdya
Ia hanya ingat kampungnya di Lhokseumawe.
Informasi tersebut diperoleh Serambinews.com, pada Rabu (12/2/2020), dari anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman alias Haji Uma.
Sedangkan Haji Uma memperoleh dari seorang relawan NKRI yang berada di Malaysia yang menghubungi dirinya via handphone.
“Berdasarkan informasi yang disampaikan ke saya, nenek tersebut merantau ke Malaysia setelah tsunami di Aceh. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia,” katanya.
Tapi setelah lama bekerja sebagai pembantu rumah tangga, kemudian majikannya melaporkan nenek tersebut ke polisi.
Ummi Fatimah tersebut dilaporkan ke polisi, atas tuduhan majikannya sudah mencuri di rumahnya.
Tak hanya itu, nenek tersebut kemudian diusir.
• Kerusuhan di Rutan Kabanjahe, Penghuni Rutan Marah Ada Tahanan yang Dirantai Berhari-hari
Beruntung, orang tua dari majikannya itu mau menampung nenek tersebut setelah diusir.
Lalu, kata Haji Uma, nenek tersebut diamankan polisi atas tuduhan tersebut.
“Kemudian nenek tersebut dibebaskan karena majikannya mencabut laporan ke polisi. Sebab, nenek tersebut tidak mampu lagi merawat dirinya sendiri, karena usianya yang sudah tua,” ungkap Haji Uma.
Selama mengamankan nenek itu, polisi harus merawat nenek tersebut.
Termasuk harus membersihkan kotorannya.
Belakangan keberadaan nenek tersebut diketahui relawan NKRI yang berada di Malaysia.
Sehingga ditampung di shelter di Kampung Pandan, Kuala Lumpur.
• Warga Gampong Kubu Peusangan Terima Rumah Bantuan Dana Desa
Haji Uma melanjutkan, jika dirinya terus menjalin komunikasi dengan relawan NKRI.
Terkait perkembangan kondisi Ummi Fatimah.
Relawan NKRI juga sedang bekerja menelusuri data diri Ummi Fatimah serta menginvestigasi kemungkinan terjadinya tindak kekerasan oleh majikan kepada Ummi Fatimah sebelumnya.
“Menurut keterangan yang saya terima, ada kemungkinan terjadinya kekerasan serta pengingkaran hak gaji oleh majikan kepada Ummi Fatimah. Hal ini sedang ditelusuri dan kemungkinan dokumen Ummi Fatimah ditahan majikan", ungkap Haji Uma.
Kesulitan penelusuran identitas Ummi Fatimah sendiri, dikarenakan yang bersangkutan tidak banyak berbicara dan lupa asal usulnya di Aceh.
Sepintas, dirinya sempat menyebut berasal dari Lhokseumawe dan pernah tinggal di Banda Aceh sebelum ke Malaysia.
Karena itu, Haji Uma berharap bagi siapa pun masyarakat Aceh yang merasa mengenal dan mengetahui sosok Ummi Fatimah, harap membantu informasi untuk kemudahan advokasi bagi Ummi Fatimah. (*)