Tanggul Rusak
Tanggul Batu Gajah Pengaman Tebing di Lembah Sabil Mulai Rusak, Ini Penjelasan Kepala BPBK Abdya
Akibatnya, ratusan permukiman penduduk dalam tiga desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil itu, terancam ambla
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Tanggul pengaman tebing dari batu gajah di bibir sungai Krueng Baru, kawasan Gampong Geulanggang Batee, hingga perbatasan Desa Kuta Paya, Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai rusak.
Akibatnya, ratusan permukiman penduduk dalam tiga desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Baru, Kecamatan Lembah Sabil itu, terancam amblas ke sungai.
Amatan Serambinews.com di lokasi Jumat(14/2/2020), sekitar kurang lebih 300 meter tanggul pengaman tebing, yang melintang di bibir sungai Krueng Baru, kawasan Desa Geulanggang Batee, hingga perbatasan Desa Kuta Paya, Kecamatan Lembah Sabil itu, kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan.
Karena, susunan batu gajah material tanggul yang dibangun untuk menahan laju arus sungai yang dikenal ganas itu, saat ini mulai rusak dan berserakan terlepas dari ikatannya.
• Dana BOS belum Cair, Ini Persoalan yang Dihadapi 94 Sekolah di Kota Lhokseumawe
• Wamen PUPR, HRD, dan Bupati Sarkawi Tinjau Lokasi Jembatan Wihni Enang-Enang, Pembangunan Mulai 2021
• Bupati Sarkawi, Jembatan Enang-Enang akan Menjadi Ikon di Aceh
Bahkan, di beberapa titik batu gajah yang terlepas dari ikatan itu, langsung terseret arus hingga jauh.
Keuchik Ujung Tanah, Kecamatab Lembah Sabil, Fauzan Adami mengatakan kondisi oengaman tebing itu sangat memprihatikan. Bahkan, aaat arus sungai menerjang, langsung membuat tanggul itu goyang dan runtuh sedikit demi sedikit.
"Dikhawatirkan, jika tanggul itu ambruk, maka musibah banjir bandang seperti tahun 2000 lalu, akan kembali terulang," kata Keuchik Ujung Tanah, Fauzan Adami.
Padahal, pembangunan tanggul pengaman tebing dari batu gajah itu, bertujuan untuk mengantisipasi masuknya arus sungai Krueng Baru ke permukiman penduduk, melalui anak sungai yang tercipta karena alam.
Pasalnya, pada 2000 lalu, atau saat Abdya masih tergabung dalam Kabupaten Induk Aceh Selatan, tiga desa di kawasan itu (Desa Geulanggang Batee, Kuta Paya dan Desa Ujung Tanah), pernah dihantam banjir bandang dari aliran sungai Krueng Baru.
Arus ganas sungai Krueng Baru membelah Desa Ujung Tanah dan Desa Kuta Paya, menjadi 2 bagian, dengan terciptanya anak sungai, melalui hamparan persawahan dan perkampungan penduduk.
Bahkan, sekitar beberapa bulan lamanya, masyarakat di tiga desa itu sempat terisolir.
Akibat lainnya pada waktu itu, meskipun tidak ada korban jiwa, namun puluhan rumah penduduk dalam tiga desa itu, hanyut diterjang arus.
Selain menghanyutkan rumah penduduk, arus juga memporak porandakan, serta merendam puluhan hektar sawah penduduk, dan menghanyutkan 2 mesjid dan 1 lokasi tempat pemakaman umum (TPU). Sehingga, tulang kerangka manusia dari makam yang dibongkar, berserakan dimana-mana.
"Kita tidak mau musibah itu terulang lagi. Untuk itu, mohon kiranya pemerintah segera menanggulangi masalah tanggul ini," kata salah seorang tokoh masyarakat Desa Geulanggang Batee, Rusmali kepada wartawan.
Informasi lain diterima Serambinews.com menyebutkan, tanggul pengaman tebing sungai Krueng Baru itu, dibangun melalui DAK/APBK Abdya tahun 2015 lalu, dengan besaran anggaran sekitar Rp 3,6 milyar.
Kepala BPBK Abdya, Amiruddin SPd saat dikonfirmasi Serambinews.com, mengatakan proyek pengaman tebing itu rusak akibat sudah dimakan usia.
"Proyek itu kan dibangun 2015 silam, awal saya menjadbat kepala BPBK. Kalau sekarang ada yang rusak, ya wajarlah, usianya sudah lima tahun, apalagi di kawasan itu sungainya sangat ganas," ujar kepala BPBK Abdya, Amiruddin SPd.
Bahkan, kata Amir, proyek pengaman tebing itu paling lama usianya hanya tiga hingga empat tahun, setelah empat tahun itu mulai rusak, hancur dan berantakan.
"Di Pantai Jilbab, tidak sampai setahun, karena kawasannya yang rawan. Jadi, kalau rusak seperti itu, bagi saya sudah wajar, sudah dimakan usia," ungkapnya.
Meski begitu, Amir berjanji akan berupaya mencari anggaran untuk membangun tanggul di kawasan tersebut, sehingga permukiman penduduk di kawasan itu bebas banjir dan tidak amblas dihantam sungai Krueng Baru.
"Insya Allah, kalau ada anggaran ya kita bangun kembali, sehingga masyarakat tidak perlu was-was saat hujan deras tiba. Tapi ya bersabar," pungkasnya.(*)