Berita Bireuen
Begini Cerita Nelayan Teupin Jalo Mengaku Terkesan Luput Perhatian Pemkab
"Kami ini sepertinya jauh sekali dengan pemerintah atau dalam hal ini dinas terkait," imbuh Bakhtiar diamini sejumlah nelayan lainnya.
Penulis: Abdullah Gani | Editor: Nur Nihayati
"Kami ini sepertinya jauh sekali dengan pemerintah atau dalam hal ini dinas terkait," imbuh Bakhtiar diamini sejumlah nelayan lainnya.
Laporan Abdullah Gani | Pidie Jaya
SERAMBINEWS,COM.MEUREUDU-Para nelayan Teupin Jalo yang membawahi empat gampong di Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen, terkesan luput dari perhatian pemkab atau dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
Betapa tidak, sudah bertahun-tahun mereka yang berjumlah kurang lebih 700 orang sama sekali tidak menikmati bantuan.
Jangankan armada melaut atau kapal motor, peralatan pun seperti jaring atau alat pancing serta tempat ikan (fiber) pun tak ada. Hal tersebut disampaikan beberapa nelayan kepada serambinews,com, Sabtu (15/2/202).
• Nipah Potensi Alam Singkil yang belum Tersentuh
• Diguyur Hujan Saat Panen Padi, Begini Kekhawatiran Petani di Gayo Lues
• Pelayanan Kesehatan di Simeulue Dipastikan Normal, Meski Ratusan Petugas Medis Ikut Tes CPNS
Seperti dilaporkan Pawang Bakhtiar. Katanya, nelayan Teupin Jalo Kemukiman Tambueu sudah sekian tahun tidak pernah mendapat bantuan pemerintah.
Jangankan membantu semisal peralatan apalagi dalam bentuk uang kontan sebagai modal, melihat atau bertandan ke pantai tersebut pun sama sekali tidak pernah.
"Kami ini sepertinya jauh sekali dengan pemerintah atau dalam hal ini dinas terkait," imbuh Bakhtiar diamini sejumlah nelayan lainnya.
Nada sama juga dilontarkan Mukhtar.
Mukhtar mencontohkan, kondisi muara sungai atau Babah Kuala Tambu yang sudah sekian lama tertutpi batu dan pasir.
Akibatnya bot tak bisa masuk muara karena babah kuala dangkal, sehingga ikan terpaksa dibongkar di laut atau transit dengan bot kecil untuk selanjutnya dibawa masuk ke sungai.
Persoalan lainnya, lanjut Mukhtar adalah menyangkut dengan tempat pendaratan ikan (TPI).
Bangunan yang sudah berusia belasan tahun, kini sudah uzur sehingga tak dipakai lagi.
Nasib sama juga dialami balai nelayan yang letaknya berdampingan dengan TPI. Balai nelayan juga sangat diperlukan.
Nelayan lainnya di isana juga meminta dinas terkait untuk membantu mereka. Kalau pun tak memungkinkan armada atau bot, sekadar jaring, fiber atau pun ancak untuk menjemur ikan teri saja sudah lumayan.
Kadis Perikanan Bireun yang dihubungi Serambinws,om melalui ponselnya tidak berhasil. Kendati terdengar nada masuk tapi yang bersangkutan tidak mengangkatnya.(*)