Viral Polisi Sujud di Kaki Ayahnya Tukang Sate, Ibu Mohammad Risky Ceritakan Perjuangan Sang Anak

Risky cuma bilang, 'saya minta restu dari orangtua, kalau orangtua merestui insyallah pasti ada jalan'," kata Sumarni, Rabu (19/2/2020).

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/@humas.polrespalu
Detik-detik polisi cium kaki pria yang ternyata adalah ayahnya seorang penjual bakso keliling 

SERAMBINEWS.COM - Ada pemandangan tidak biasa di baruga Polres Palu, Senin (17/02/2020).

Saat para siswa Sekolah Pendidikan Kepolisian Negara (SPN) Labuan Panimba tengah melakukan kegiatan latihan kerja (latja), tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya masuk.

Laki-laki itu disambut seorang remaja berseragam polisi.

Remaja itu kemudian sujud dan mencium kaki laki-laki itu.

Momen itu dipotret seseorang dan kemudian viral di media sosial.

Momen seorang polisi cium kaki ayahnya yang merupakan tukang sate keliling menjadi perbincangan. 

Satu ruangan mendadak haru setelah polisi itu tiba-tiba datangi sang ayah dan mencium kakinya.

Polisi tersebut merupakan polisi muda yang baru saja masuk akademi dan baru dilatih menjadi siswa Latja (Pelatihan Kerja).

Detik-detik seorang pria paruh baya itu mencari anaknya (Instagram)
Detik-detik seorang pria paruh baya itu mencari anaknya (Instagram) 

Lelaki paruh baya itu bernama Supriyadi (57) penjual gado-gado dan sate keliling di Palu, Sulawesi Tengah.

Sehari-hari, dia berjualan di halaman Polres Palu, kantor KONI Palu, dan Rumah Sakit Bhayangkara Palu.

Sedangkan polisi yang mencium kaki Supriyadi adalah Mohammad Risky Saputra (19), anaknya.

Risky, sapaan Mohammad Risky Saputra, saat ini tengah menempuh pendidikan polisi di SPN Labuan Panimba.

Awal Maret 2020, Risky dan rekan lainnya akan dilantik sebagai polisi.

Lulusan SMAN 1 Palu ini merupakan anak bungsu pasangan Supriyadi dan Sumarni (51).

Saat Kompas berkunjung ke rumahnya di Jalan DR Wahidin, Sumarni, ibunda Risky tak mengetahui jika keluarganya tengah jadi sorotan.

"Saya cuma dengar cerita dari orang," kata Sumarni sambil terkekeh mengingat dirinya yang begitu ketinggalan informasi.

S
Lihat Foto Supriyadi, ayahnda Risky Saputra, penjual sate dan gado-gado keliling, tak menyangka anaknya bisa lolos menjadi polisi, Rabu (19/2/2020).(KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI)

Sumarni kemudian bercerita, tidak menyangka anaknya bisa lolos seleksi sekolah kepolisian.

"Dia bilang sama saya kalau mau daftar polisi, tapi saya bilang uangnya dari mana nak.

Risky cuma bilang, 'saya minta restu dari orangtua, kalau orangtua merestui insyallah pasti ada jalan'," kata Sumarni, Rabu (19/2/2020).

Risky memang berasal dari keluarga sederhana.

Sejak lahir dia tinggal di sebuah rumah papan di Jalan DR Wahidin.

Jalan menuju ke rumah Risky hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.

 Karena itu, Risky bercita-cita ingin membeli rumah untuk orangtuanya jika sudah menjadi polisi.

"Saya sebagai orangtuanya hanya bisa berdoa, apa yang menjadi keinginannya bisa terwujud," harap Sumarni.

Penuturan ibunya, Rizky merupakan anak penurut.

Di lingkungan rumahnya, dia termasuk anak yang ramah dan sopan.

Saat ditanya soal persiapan pelantikan anaknya sebagai polisi, Sumarni dan Supriyadi mengaku sudah siap untuk datang dengan baju terbaik mereka.

Ibunda Risky: Risky anak yang baik, suka membantu dan anaknya penurut, Rabu (19/2/2020)(KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI)
Ibunda Risky: Risky anak yang baik, suka membantu dan anaknya penurut, Rabu (19/2/2020)(KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI) 

Sumarni menceritakan, keluarganya adalah adalah yang sederhana.

Suaminya, Supriyadi, bekerja sebagai penjual sate dan gado-gado keliling.

Dirinya tidak menyangka, di awal bulan Maret 2020 nanti Risky akan dilantik dan resmi menjadi seorang polisi.

Sumarni teringat, awalnya dia sempat tidak percaya anaknya akan lolos seleksi di SPN Labuan Panimba, Palu.

 "Saya sebagai orangtuanya hanya bisa berdoa, apa yang menjadi keinginannya bisa terwujud," harap Sumarni.

Sementara itu, menurut Supriyadi, dirinya sempat berpesan kepada Risky untuk tidak patah semangat dan bersabar saat akan mendaftar di SPN.

"Nanti dicoba lagi. Gak boleh nangis kalau tidak lulus. Ya gitu adja mbak saya pesan," kata Supriyadi ditemui di halaman Polres Palu.

Selain itu, jika sudah menjadi polisi, Supruyadi berpesan agar tidak sombong, jangan mentang- mentang dan harus baik sama semua orang.

S

Detik-detik seorang pria paruh baya itu mencari anaknya (Instagram)

Sebelumnya, akun media sosial Humas Polres Palu, @humas.polrespalu memposting sebuah foto yang berubah viral setelah diunggah.

Tampak seorang polisi berseragam dalam posisi menyembah dan mencium kaki seorang pria.

Pria paruh baya tampak mengenakan baju berwarna abu dengan celana hitam.

Pria itu mengenakan topi hitam dan sedang memegang mikrofon.

Dalam caption, diceritakanlah kejadian sebenarnya yang terjadi dalam foto.

Diawali dari kecurigaan Kapolres Palu AKBP H Moch Sholeh , SIK.SH.MH yang berada di lokasi kejadian.

Moch Sholeh tengah memberikan arahan pada siswa Latja (Pelatihan Kerja) SPN Labuan Panimba Polda Sulteng di baruga Polres Palu, Senin 17 Februari 2020.

Tiba-tiba saja, ada seorang bapak yang terlihat celingukan seperti mencari seseorang.

Bapak itu berdiri di dekat para peserta yang tengah menerima pelatihan.

Moch Sholeh lantas bertanya pada bapak tersebut.

"Pak, cari siapa?” tanya Moch Sholeh.

Bapak tersebut kemudian menjawab.

“Lihat anak saya pak, lagi latja di sini." ujar si bapak tersebut.

Mendengar tujuan kedatangan pria tersebut, sang Kapolres lantas menanyakan nama anaknya.

"Siapa anaknya bapak? Namanya?" ucapnya.

Bapak tersebut lantas menjawab “Itu Pak Kapolres” sambil menunjuk salah seorang peserta Latja SPN.

Langsung saja Kapolres memanggil maju ke depan siswa Latja yang ditunjuknya.

Selang beberapa waktu kemudian, siswa Latja langsung mencium kaki bapaknya.

Detik selanjutnya, satu ruangan dibuat haru melihat pemandangan tersebut.

Setelah ditelusuri, rupanya bapak dari salah satu peserta Latja itu adalah seorang penjual sate dan bakso keliling.

Melalui profesi sederhana itu, bapak tersebur tetap bisa menyekolahkan anaknya hingga masuk sekolah polisi karena sudah merupakan cita-citanya semenjak kecil.

Berikut TribunJatim.com salin kembali caption @humas.polrespalu.

"Kapolres Palu AKBP H.Moch Sholeh , SIK.SH.MH memberikan arahan kepada siswa Latja SPN Labuan Panimba Polda sulteng di baruga Polres Palu ,senin 17/02/20.pukul 10.20 wita.

Ditengah - tengah arahan bapak kapolres ada seorang bapak berdiri menonton dekat siswa ,kapolres spontan bertanya

"Pak cari siapa? Bapak tersebut menjawab saya sedang melihat anak saya pak yang sedang melaksanakan Latja di Polres Palu.

Kemudian kapolres bertanya yang mana anak bapak? Setelah menunjukan anaknya. Kapolres langsung memanggil maju kedepan siswa latja tersebut," Bapak ini bekerja sebagai penjual sate dan biasanya menjual sate di lingkungan Polres Palu.

tapi beliau ini bisa memberi support kepada anaknya untuk masuk polisi.Jadi adik - adik pelajar jika ingin jadi polisi mulai sekarang siapkan mental,fisik dan kesehatan percayalah pasti bisa.

"ingat penerimaan polri transparan dan akuntabel diawasi oleh team dari pusat tidak boleh main - main." Ayo daftar polisi Kamu pasti bisa "ujar Kapolres Palu AKBP H.Moch Sholeh. @sholeh_ps98" seperti ditulis dalam caption yang dikutip TribunJatim.com dari IG @humas.polrespalu, (20/2/2020).

Setelah diunggah pada 18 Februari 2020 lalu, banyak netizen yang ramai mengomentari postingan.

Mereka ramai mengapresiasi sikap polisi siswa latja kepada ayahnya tersebut.

Ketua Dewan Kesenian Bireuen Sumbang Sapi untuk Kenduri Kebangsaan, Ikut Masak Kuah Beulangong

Farhan Ngaku Sudah 6 Bulan Pakai Sabu, Pemain Sinetron Anak Jalanan Ini Juga Positif Gunakan Ekstasi

Pulang Ziarah Kubur Hari ke-3, Keluarga Tersenyum Bareng Foto Ashraf Sinclair, Sang Adik Curhat Pilu

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Calon Polisi di Palu Sujud di Kaki Ayahnya, Ini Ungkapan Sang Ibu "

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved