Harimau Mangsa Ternak

Teror Harimau Makin Meresahkan, Malam Ini Muncul Lagi dan Sasar Ternak Sapi Warga

"Malam ini datang lagi dan serang sapi warga," kata Nasution salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Selasa (25/2/2020).

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
BKSDA/KOMPAS.COM
Kolase foto Harimau Sumatera dan bangkai sapi yang ditemukan di Kecamatan Langkahan, Aceh Utara. Sapi tersebut diduga dimangsa Harimau Samatera. Pada Rabu (27/11/2019), ada lima ekor sapi milik warga yang dimangsa. 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Masyarakat di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam sampai sekarang masih dalam kecemasan akibat teror harimau sumatera yang berkeliaran hingga ke permukiman penduduk. Terkini, kawanan harimau kembali muncul ke permukiman warga dan menyerang sapi.

"Malam ini datang lagi dan serang sapi warga," kata Nasution salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Selasa (25/2/2020).

Menurut Nasution, harimau muncul ke permukiman penduduk malam ini sekitar pukul 19.30 WIB. Tak tanggung-tanggung, binatang buas itu masuk ke permukiman penduduk dan merusak kandang ternak sapi warga di sana.

Harimau datang dan berusaha menerkam sapi ternak warga yang tak jauh dari rumahnya itu. Padahal di dekat kandang ada pemilik dan berada di sekitar rumah.

Akibat terkaman harimau, tubuh bagian punggung sapi terluka parah. Luka berada persis di bagian dekat leher atau kaki pangkal kaki depan.

Sementara tujuh ekor lainnya lari terbirit-birit ke depan rumah warga menghindari terkaman satwa dilindungi itu.

Sampai sekarang menurut Nasution dua ekor sapi warga masih hilang diduga ketakutan dna lari ke hutan. Sebelumnya sapi milik Rama ini berjumlah 11 ekor.

Dua pekan lalu dua ekor sapi ini diterkam sang raja hutan itu. Lalu, tiga hari kemudian satu ekor lagi sapi Rama kembali di mangsa.

Kini, sapi Rama tinggal delapan ekor. Malam ini sang harimau kembali menerkam dan melukai sapi milik Rama dan dua ekor lainnya hilang.

Berdasarkan informasi sejak sebulan terakhir harimau terus berkeliaran di permukiman penduduk. Dalm dua pekan terakhir harimau makin menjadi-jadi.

Sang harimau muncul antara pukul 19.00-21.00 WIB. Sementara pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam hanya sebatas turun menyalakan mercon dan mendatangkan pawang.

Sayangnya upaya ritual pawang ternyata tidak mampu mengusir sang harimau sehingga saban malam masuk ke permukiman penduduk.

Kini warga mulai gerah dan mendesak pihak BKSDA untuk segera menanggulangi aksi harimau. Pasalnya akibat harimau membuat warga ketakutan berusaha.

Tidur pun warga mengaku tak nyaman. Warga mengingatkan pihak BKSDA untuk tidak menunggu jatuhnya korban jiwa oleh aksi harimau di sana.

"Pihak BKSDA jangan tunggu ada korban manusia.

Harimau ini sudah sangat meresahkan sekarang sudah di samping rumah. Ini bahaya, kami minta jangan sampai ada korban jiwa," tegas warga

Harimau sumatera kembali masuk ke permukiman penduduk di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Senin (24/2/2020) malam ini. Sejumlah ternak kambing warga dilaporkan ikut dimangsa sang raja hutan itu.

Ajeng, salah seorang masyarakat Desa Singgersing yang dikonfirmasi Serambinews.com mengatakan harimau tersebut diperkirakan masuk ke permukiman penduduk sekitar pukul 19.30 WIB tadi.

Posisi harimau makin dekat ke rumah penduduk hanya hitungan puluhan meter. "Sudah makin dekat harimaunya, paling 20-an meter," kata Ajeng kepada wartawan

 Ajeng mengaku mereka sangat ketakutan akibat teror harimau di desa tersebut. Pasalnya dalam beberapa hari terakhir berkeliaran dan makin mendekat. Sementara aksi pengusiran belum berhasil. Warga berharap agar pihak berenang segera mengambil langkah sigap menghalau kawanan harimau sebelum mencelakai manusia.

Sebelumnya laporan harimau masuk kembali ke permukiman penduduk disampaikan Jakarsi Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing.

Bahkan Jakarsi dengan beberapa warga sempa menyisir jejak telapak kaki harimau yang masih baru. Tampak ada bekas penyeretan yang diperkirakan ternak warga.

"Malam ini masul lagi harimaunya. Ini kami di lokasi, ada bekas jejak kaki. Ada juga kayanya bekas seretan mungkin kambing," terang Jakarsi seraya menyampaikan riual pengusiran dilakukan pawang sepertinya tidak berdampak apapun.

Tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam telah melakukan pengusiran terhadap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan hingga permukiman masyarakat  Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat.

Pengusiran dilakukan dengan bantuan ritual pawang harimau yang didatangkan oleh BKSDA ke lokasi. 

Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam, Zainal Wahyudi  yang konfirmasi Serambinews.com, Senin (24/2/2020) mengatakan pengusiran melalui proses ritual yang dipimpin pawang harimau.  Pawang harimau bernama Sarwani Sabi alias Kek Carwani memimpin doa dalam prosesi ritual.”Pakai jasa pawang harimau. Pawang ini sudah terkenal sampai ke luar Aceh,” kata Zainal

Dikatakan, proses ritual dilakukan antara lain dengan cara menanam pohon asam kecombrang atau kincung alias Cikala dalam bahasa setempat di lokasi kebun masyarakat yang jejaknya harimau ditemukan serta sekitar ternak dimangsa.

Akar pohon kecombrang diasapi dulu dengan kemenyan lalu ditanam.

BKSDA Datangkan Pawang Harimau

Harimau Kembali Masuk ke Permukiman Warga di Subulussalam, Hewan Ini Jadi Sasaran Mangsanya

Imbau Warga Waspadai Ancaman Harimau, Walkot Affan Bintang Minta BKSDA Lakukan Langkah Pencegahan

Selain itu turut pula digelar doa bersama di kebun penduduk. Sejauh ini, kata Zainal mereka belum mendapatkan laporan apakah harimau masih berkeliaran atau telah mereda.

Pihak BKSDA menurut Zainal sedang memantau dan menunggu laporan masyarakat apakah sudah aman dan harimau tidak lagi berkeliaran di perkebunan penduduk sebagaimana sebelumnya terjadi.

Zainal menambahkan berdasarkan pengalaman sebelumnya, ritual ampuh mengusir harimau. Sarwani ini menurut Zainal merupakan satu-satunya sosok pawang harimau yang kerap dipakai jasanya oleh BKSDA.

Bukan hanya Aceh, Sarwani juga telah beberapa kali melakukan ritual pengusiran harimau hingga ke Riau.

Karenanya, pihak BKSDA berharap agar harimau yang selama ini meresahkan penduduk di Desa Singgersing juga akan kembali ke habitatnya.

Ketika ditanyai berapa individu harimau sumatera yang berkeliaran di perkebunan atau dekat permukiman penduduk, Zainal mengaku belum mendapat informasinya. Hanya saja jumlah pasti yang dia peroleh satu individu.

Sementara laporan masyarakat berbagai versi termasuk adanya yang mengabarkan jumlah harimau dua individu.

”Kalau laporan masyarakat ada dua individu,” terang Zainal

Sebelumnya, aparat kepolisian sektor Sultan Daulat menggelar patrol ke Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam untuk mengusir kawanan harimau Sumatera  (Panthera tigris sumatrae)  yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan setempat.”Mulai tadi malam personel kita turunkan ke lokasi yang diduga didatangi kawanan harimau,” kata Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono kepada Serambinews.com, Sabtu (22/2/2020).

Menurut Kapolres AKBP Qori, personel kepolisian patroli berseragam lengkap dengan senjata laras panjang untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat di sana.

Tujuannya untuk mengusir kawanan  harimau dari permukiman penduduk. Selain polisi tampak juga aparat TNI di lokasi penampakan harimau sumatera.

”Kita akan terus patrol sehingga masyarakat tidak resah,” ujar Kapolres AKBP Qori

Pantauan Serambinews.com di lapangan, tampak aparat kepolisian bersenjata laras panjang. Pun demikian Kapolsek Sultan Daulat Iptu Didik Surya yang memimpin operasi tersebut.

Selain itu sejumlah warga termasuk saksi mata yang melihat harimau juga ikut menunjukan lokasi penampakan binatang bertaring ini.

“Menurut informasi lokasi penampakan itu di sini,” kata Zainal Wahyudi, staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam.

Tiga warga yang mengaku melihat langsung penampakan harimau sumatera berkeliaran di dekat bahkan pada jalan raya memberikan keterangan kepada polisi dan media. Hasibuan mengaku melihat harimau saat melintas dengan menggunakan sepeda motor.

Harimau itu persis berada di dekat tebing bukit sebelah kiri jalan nasional dari Tapaktuan menuju Subulussalam atau Medan Sumatera Utara.

Demikian pula halnya Junaidi, dia bersama istri bermaksud pergi ke Subulussalam untuk membeli keperluan sekolah sang anak.

Saat itu masih pukul 19.30 WIB dan setiba di lokasi tikungan dekat rumah pemantau gajah, keluarga ini terperanjat atas penampakan harimau yang melintas badan jalan nasional.

Junaidi mengaku harimau melompat menyeberang jalan sehingga membuat dia dan keluarga termasuk anaknya menjerit seketika.

”Kami menjerit ketakutan, sampai gemetaran,” terang Junaidi

 Hal senada diakui Ajeng, istri Junaidi yang turut menyaksikan langsung dengan mata kepalanya soal sosok harimau sumatera.

Berdasarkan pengakuannya, saat itu ada dua ekor harimau sumatera yakni satu besar dan satunya lagi lebih kecil yang diduga anak hewan dilindungi ini.

Ajeng dan keluarga sempat menunda perjalanan pulang ke Singgersing karena masih trauma.

Selain itu ada lagi warga yang melihat penampakan harimau dan menyampaikan kepada masyarakat untuk berhati-hati.

Menyusul penampakan harimau yang makin mendekat ke permukiman penduduk, masyarakat Desa Singgersing dan sekitarnya makin ketakutan.

Selain itu teror raja hutan ini juga membuat warga sekecematan Sultan Daulat dan daerah lain ikut was-was terutama yang kerap menggunakan jalan nasional untuk melintas.

”Saya juga takut pulang karena kabarnya harimau masih ada nampak di dekat jalan,” ujar Muslimin salah seorang warga Kecamatan Simpang Kiri. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved