Makin Banyak Orang Buat Akun di TikTok, Bagaimana TikTok Bisa Menghasilkan Uang?

kini aplikasi TikTok menjadi booming dan menjadi platform yang digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase via Daily Mail
ISIS menggunakan aplikasi TikTok 

Menurut riset dari We Are Social yang dipublikasikan awal 2019 lalu, pengguna aktif Instagram di Indonesia mencapai 53 juta.

Instagram juga menjadi aplikasi paling populer ketiga di Indonesia, setelah para "saudaranya" yakni WhatsApp dan Facebook yang berada di posisi pertama dan kedua secara berurutan.

Tapi bukan berarti Instagram bisa berleha-leha.

Pasalnya, menurut laporan dari Sensor Tower, aplikasi TikTok yang dibesut ByteDance itu telah diunduh sebanyak lebih dari 700 juta kali sepanjang tahun 2019.

Capaian ini membuat TikTok berhasil mengungguli sebagian besar aplikasi yang berada di bawah naungan Facebook Inc.

Hanya WhatsApp yang mampu mengungguli capaian unduhan TikTok dengan angka 1,5 miliar.

Kekhawatiran Instagram akan popularitas TikTok dijawab dengan peluncuran fitur baru bernama Reels bulan November 2019 di Brasil.

Reels mirip dengan TikTok, memungkinkan pengguna mengunggah video pendek berdurasi 15 detik dengan cuplikan lagu sebagai latar belakang.

Instragram sendiri mengaku terilhami oleh TikTok sebelum membuat fitur ini.

"Saya memikirkan Musical.ly sebelum TikTok, dan TikTok layak mendapatkan banyak pujian untuk mempopulerkan format ini," kata Robby Stein, Director of Product Management Instagram kepada TechCrunch. Kendati demikian, secara umum Instagram dan TikTok memiliki tipikal pengguna yang berbeda.

Menurut Didit, pengguna Instagram akan mengutamakan keindahan.

Misalnya saja membuat feed Instagram serapi dan semenarik mungkin, karena juga bisa menjadi salah satu portofolio.

Banyak pula pengguna Instagram yang menggunakan berbagai macam aplikasi ketiga demi mengunggah Instagram Story yang konon "aesthetic".

"Pengguna Tiktok enggak peduli, yang penting joget-joget having fun," kata Didit.

Belum ada monetisasi

Satu hal yang belum dimiliki TikTok adalah soal monetisasi, sebagaimana Instagram, Facebook, atau YouTube.

Setidaknya hingga saat ini, TikTok belum memiliki "mesin" matrik yang bisa dimanfaatkan untuk menarik pengiklan.

Mesin ini berguna untuk menargetkan iklan agar lebih tepat sasaran.

Sejauh ini, sebanyak apa pun followers (pengikut) yang dimiliki kreator, belum ada skema monetisasi yang bisa dimanfaatkan.

Kreator bisa saja memanfaatkan TikTok untuk endorse, namun tanpa bantuan mesin dari TikTok.

Iklan memang muncul di TikTok, namun tidak di dalam video kreator. Alhasil, kreator tidak bisa menikmati monetisasinya.

Dirangkum dari The Verge, cukup sulit melakukan monetisasi di TikTok karena durasi video kurang dari satu menit. '

Dengan durasi hanya 15 detik, sulit menyelipkan iklan berformat video di dalamnya.

"Kami sedang mengeksplorasi berbagai macam peluang untu menciptakan nilai bagi brand mitra kami dengan fokus utama membuat pengalaman luar biasa bagi komunitas kami," jelas salah satu perwakilan TikTok tanpa menyinggung kemungkinan adanya AdSense.

Hal ini agak berbeda dengan Douyin, aplikasi TikTok versi China. Douyin bekerja sama dengan e-commerce untuk melakukan monetisasi.

Salah satu caranya adalah dengan menyuguhkan konten khusus yang di dalamnya berisi pop-up iklan yang bisa diklik penonton.

Iklan pop-up tersebut akan mengarahkan pengguna ke situs e-commerce.

Hingga saat ini, model bisnis semacam itu belum dterapkan TikTok untuk pasar globalnya.

"Semua itu sangat bergantung perjalanan TikTok ke depan. Tapi juga bisa lihat skema di China, kerja sama dengan e-commerce," kata Didit.

Warga Julok Aceh Timur Temukan Balita tanpa Identitas di Tepi Jalan, Saat Ditemukan Panggil Mak

Satu Tempat Usaha Jualan Air Tebu di Simpang Mamplam Bireuen Terbakar, Begini Kejadiannya

Donald Trump Jalani Diet, Mantan Dokter Sembunyikan Sayur dalam Makanannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana TikTok Menghasilkan Uang?", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved