Berita Aceh Tengah

Karhutla Masih Berpotensi Bisa Terjadi di Aceh Tengah, Ini Penyebabnya

Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) diprediksi masih berpotensi terjadi di kawasan Kabupaten Aceh Tengah. Pasalnya, cuaca panas masih melanda...

Penulis: Mahyadi | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Anggota TNI dari jajaran Kodim 010/Aceh Tengah, berupaya memadamkan api yang membakar lahan di kawasan Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah menggunakan peralatan seadanya, Senin (24/2/2020). 

Karhutla Masih Berpotensi Bisa Terjadi di Aceh Tengah, Ini Penyebabnya

 

Laporan Mahyadi | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) diprediksi masih berpotensi terjadi di kawasan Kabupaten Aceh Tengah. Pasalnya, cuaca panas masih melanda daerah berhawa sejuk itu, sehingga menyebabkan mudahnya terjadi kebakaran hutan serta lahan.

Selama sebulan terakhir, kebakaran hutan serta lahan melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah. Luas area yang terbakar, diperkirakan mencapai puluhan hektar.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah, karhutla sebelumnya terjadi di sejumlah kampung seperti di Kecamatan Bintang, Kebayakan, Lut Tawar, Bebesen dan Kecamatan Pegasing.  

Meski salah seorang terduga pelaku pembakaran lahan sudah menjalani sanksi proses hukum, namun karhutla masih tetap terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Aceh Tengah.

“Bagi orang siapapun yang sengaja melakukan pembakaran lahan, tentu ada konsekwensi hukumnya. Makanya, kami imbau jangan bakar lahan sembarangan,” kata Kalaks BPBD Aceh Tengah, Ishak kepada Serambinews.com, Kamis (27/2/2020).

Kisah Putra Aceh The Big Boss Trans Continent, Doa Ayah dan Ibu Membuat Semuanya Serba Mungkin

Nasir Djamil, Aceh Perlu Dewan atau Lembaga untuk Jaga Otsus Aceh

Hadiri Hari Yatim Muhammadiyah, Wali Kota Subulussalam Sebut Kita lah Orang Tua Semua Anak Yatim

Menurut Ishak, rata-rata karhutla terjadi karena adanya aktifitas pembersihan lahan dengan cara dibakar. Namun kondisi cuaca panas disertai dengan tiupan angin, sehingga kobaran api bisa dengan cepat meluas hingga membakar lahan yang sudah ditanami maupun sampai melahap kawasan hutan.

“Sebagian, sudah menyalakan api tapi tidak dijaga. Makanya api merembet kemana-mana,” jelasnya.

Parahnya lagi, lanjut Ishak, beberapa lokasi kebakaran sangat sulit dijangkau menggunakan armada pemadam kebakaran karena lokasi berada di tebing gunung. Alhasil pemadaman sering dilakukan dengan cara manual menggunakan peralatan seadanya.

“Bulan ini saja, sudah beberapa kali terjadi kebakaran lahan. Kami dari BPBD bersama TNI/Polri, harus terjun secara manual untuk memadamkan api,” ungkap Ishak.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada masyarakat untuk mengurangi cara pembersihan lahan mengunakan pola pembakaran karena sangat berpotensi bisa meluas lantaran kondisi cuaca.

Bahkan, masyarakat juga diminta untuk segera melaporkan bila ada terjadi kebakaran lahan maupun hutan. “Kalau masyarakat ada melihat titik api, tolong bantu untuk dipadamkan sebelum meluas,” imbaunya.(*)   

Demi Dapatkan Motor Matic, Wanita Gratiskan Tubuhnya ke Banyak Pria, Ini Kronologi Lengkapnya

35 Kg Sabu Disembunyikan di Kotak Ikan di Pelabuhan Seruway, Sindikat Narkoba Internasional

Tim BKSDA Aceh Temukan Jejak Kaki Harimau di Samarkilang Bener Meriah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved