Salam
Untuk Investasi Memang Tidak Boleh Menunggu
Selama tiga hari kunjungannya di emirat kaya raya itu, Nova dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Energi dan Industri UEA,
Pemerintah Aceh mulai serius menggarap investasi asing agar bisa masuk ke daerah ini. Di antara upaya itu, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah berangkat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk Amenjemput investasi yang sebelumnya sudah disampaikan pihak UAE ke Pemerintah Aceh melalui pejabat-pejabat tinggi di Jakarta.
Selama tiga hari kunjungannya di emirat kaya raya itu, Nova dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail al-Mazrouei dan Direktur Manajer Badan Pengelola Dana Investasi Kerajaan (Abu Dhabi Investment Authority/ADIA), Sheikh Hameed Al Nahyan. AIntinya, kunjungan ini bertujuan membicarakan realisasi komitmen investasi UEA, terutama di bidang pariwisata, properti, infrastruktur, dan energi. Ini menjadi satu langkah penting mewujudkan realisasi investasi seperti yang telah dibicarakan antara emir UAE dan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu," kata Nova yang sejak dua hari lalu sudah berada di Abu Dhabi.
Langkah proaktif yang dilakukan Nova ini tak terlepas dari besarnya komitmen nilai investasi yang akan dikucurkan UEA, serta adanya dorongan dari Pemerintah Pusat terhadap Aceh agar memanfaatkan sebaik-baiknya peluang tersebut.
Didampingi Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis, Nova sudah bertemu khusus dengan Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail al-Mazrouei. Beberapa hal yang dibahas antara lain tentang pencapaian investasi Abu Dhabi di Aceh seperti Mubadala Petroleum yang sudah melakukan investasi minyak di wilayah Selat Malaka (Andaman I dan II) dan Indonesia pada umumnya.
"Targetnya mereka akan investasi dalam pengembangan proyek yang sudah ada dan dilaksanakan BUMN, seperti pengembangan produksi dan refineri gas dan pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda serta pengembangan pelabuhan Sabang," kata Nova.
Ya, kita mencatat sudah banyak kalangan yang datang ke Aceh niat berinvestasi. Namun, kebanyakan dari mereka Amundur@ secara diam-diam kerana berbagai alasan atau ada juga tak memberi alasan apa-apa.
Namun, kali ini kelihatannya lebih serius dari yang pernah ada. Kita menjadi sangat optmisi karena nita berinvestasi itu tidak dikemukan melalui broker, tapi si pemilik uang datang langsung menyampaikan niatnya kepada pemerintah kita. Adalah Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Pangeran Sheikh Mohammed Bin Zayed (MBZ) langsung menemui Presiden Jokowi. Ia menyatakan memberi kepercayaan kepada Indonesia dengan menyiapkan dana sebesar USD 22,8 miliar atau sekitar Rp 304,9 triliun untuk berinvestasi di Indonesia. Di antara investaasi sebesar itu, sebagiannya akan ditanam di Aceh.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, ini adalah satu deal investasi terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia. AIni belum pernah ada deal sebesar ini. Dan. Muhammad bin Zayed ini menghormati Presiden Jokowi sebagai Big Brother dia,@ kata Luhut.
Sambi menunggu realisasi janji pihak Abu Dhabi, kita juga ingin mengingatkan pemerintah kita, menurut para ekonom dalam negeri, investasi kerap tidak berbuah menjadi realisasi karena beberapa faktor. Dari yang bisa dikontrol pemerintah sampai yang tidak. Misalnya, soal percepatan regulasi perizinan, pembebasan lahan, kepastian hukum, hingga aturan perpajakan dan lainnya.
Oleh karenanya, bila ingin memastikan investasi yang sudah berada di dalam genggaman benar‑benar terlaksana, maka pemerintah harus bisa menyelesaikan masalah-masalah itu. "Solusinya, tinggal konsentrasi saja dengan penciptaan kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah dan lakukan di lapangan. Implementasikan betul," kata ekonom di Jakarta.
Kita berharap, persoalan regulasi izin hingga kepastian kebijakan seharusnya tidak lagi menjadi isu penghalang investasi. Makanya, perlu segera diselesaikan bila ingin benar‑benar menyulap komitmen menjadi realisasi investasi.