Kisah Arrohmah Gadis yang Pantang Menyerah, Mampu Taklukan Gunung meski Hanya Miliki Satu Kaki
Perasaan Arrohmah pun campur aduk waktu itu, karena ia sempat membayangkan bagaimana nasibnya setelah kehilangan satu kaki.
SERAMBINEWS.COM, GRESIK - Gampang menyerah dan putus asa, biasa menghampiri seseorang saat tertimpa musibah atau ujian dari Sang Pencipta.
Namun, bagi Arrohmah Sukma Permada Marga Dineta, kehilangan kaki kanan karena kecelakaan tak membuat kecintaannya untuk melakukan hal-hal yang disukai terhenti.
Meski memiliki keterbatasan, gadis berusia 20 ini gemar mendaki gunung.
Arrohmah bercerita, peristiwa yang mengubah hidupnya itu berawal pada 8 Agustus 2018, saat dia hendak pulang kampung untuk mengabarkan kepada kedua orangtuanya bahwa ia akan diwisuda.
Orangtua Arrohmah tinggal di Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.
Arrohmah merupakan alumnus Politeknik Negeri Madura (Poltera) jurusan bangunan kapal.
"Tapi belum sampai di rumah, saat masih hendak mau pulang ke Gresik, saya malah ditabrak mobil di Bangkalan.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, saya pun kemudian diberitahu bahwa kaki kanan mengalami infeksi dan harus dilakukan amputasi.
Akhirnya 15 Agustus (2018) itu saya menjalani operasi amputasi di Rumah Sakit Dr Soetomo (Surabaya)," ujar Arrohmah kepada Kompas.com via telepon, Sabtu (14/3/2020).
Perasaan Arrohmah pun campur aduk waktu itu, karena ia sempat membayangkan bagaimana nasibnya setelah kehilangan satu kaki.

Khususnya bagaimana ia harus meninggalkan aktivitas yang dicintainya yakni mendaki gunung Namun, semakin hari gairah hidup Arrohmah kembali.
Tekad untuk bangkit kembali muncul berkat dukungan keluarga dan teman-teman.
Arrohmah melakukan pendakian pertamanya pasca-diamputasi bersama teman-teman komunitas Jelajah Indonesia di Gunung Prahu, yang berada di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Saat itu Arrohmah mendaki dengan bantuan kruk atau tongkat, bersamaan dengan momen pergantian tahun 2019.
Meski dengan berbagai penyesuaian, anak sulung dari tiga bersaudara ini mulai dapat beradaptasi dan akhirnya mulai terbiasa mendaki menggunakan kruk.