Menteri Sosial: Muhammad Hasan Gayo bisa Diusulkan jadi Pahlawan Nasional
Menteri Sosial yang diwakili Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Bambang Sugeng, mengatakan pejuang kemerdekaan asal Gayo...
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Grup ini belakangan diberi nama "Grup Pemuda Radikal" pimpinan Chaerul Saleh, bermarkas di Menteng 31 atau Gedung Juang 45 sekarang. Dalam grup inilah Hasan Gayo memperoleh pendidikan politik yang diberikan tokoh-tokoh hebat; Ir Soekarno, Mohd Hatta, Mr Iwa Kusuma Sumantri, Mr Sunario, Mr Ahmad Soebardjo, Mr Suwandi dan lain-lain.
Grup "Pemuda Radikal" inilah yang mendesak Soekarno segera menyatakan kemerdekaan Indonesia segera setelah Jepang kalah dari Sekutu. Tapi Soekarno menolak dan harus membawanya terlebih dahulu dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
• Ini penjelasan Rektor UTU Meulaboh Terkait Antisipasi Virus Corona
Tapi grup "Pemuda Radikal" yang di dalamnya aktif Hasan Gayo, menolak ide Soekarno. Sebab menurut mereka PPKI adalah lembaga dipengaruhi Jepang, dan grup ini tidak percaya kepada Jepang.
Pemuda Radikal lalu memilih jalan "radikal" dengan "mengungsikan" Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Baru esoknya, 17 Agustus 1945, Soekarno -Hatta membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Pegangsaan Timur.
Muhammad Hasan Gayo terlibat aktif dalam seluruh pertemuan rapat "Grup Pemuda Radikal" termasuk pada saat memutuskan "mengungsikan" Soekarno ke luar kota.
Setelah Proklamasi, Grup Pemuda Radikal pimpinan Chaerul Saleh ini, membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Lasykar Rakyat untuk melucuti tentara Jepang. Saat itu, API lah yang menjaga keamanan Jakarta.
HM Hasan Gayo, atas nama Angkatan Pemuda Indonesia (API), pada 3 September 1945, memimpin pengambil alihan aset dan manjemen perusahaan
Kereta Api di Jakarta dan Bengkel Besarnya di Manggarai. Tentara Jepang yang menjaga Perusahaan Kereta Api menyerah tanpa perlawanan dan semua gerbong ditempeli "Milik RI" . Dampak dari pengambilalihan perusahaan kereta api di Jakarta, akhirnya seluruh stasiun kereta api di Pulau Jawa diambil alih oleh pejuang rakyat Indonesia.(*)
• YARA Abdya Terima Dua Laporan Dugaan Pungli di Satpol PP dan WH dalam Kasus Pelanggaran Syariat
• Tak Terima Dikelola Aceh Tamiang, Warga Meulidi Geruduk Wisata Tangsar 27
• Wakil Ketua DPRK Aceh Besar Zulfikar Aziz Tinjau Taman Edukasi Peternakan Limo Farm