Menteri Sosial: Muhammad Hasan Gayo bisa Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Menteri Sosial yang diwakili Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Bambang Sugeng, mengatakan pejuang kemerdekaan asal Gayo...

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Bambang Sugeng, menerima buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo dalam Gerakan Perjuangan Kemerdekaan 1923-2003," di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (15/3/2020). 

Menteri Sosial: Muhammad Hasan Gayo bisa Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

 

Laporan Fikar WEda | Jakarta

SERAMBINEWS.CIM, JAKARTA - Menteri Sosial yang diwakili Sekretaris Dirjen Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial, Bambang Sugeng, mengatakan pejuang kemerdekaan asal Gayo, Muhammad Hasan Gayo bisa diusulkan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Bambang Sugeng mengatakan hal itu dalam acara bedah buku "Keterlibatan Haji Muhammad Hasan Gayo, Pejuang Nasional Dataran Tinggi Gayo dalam Gerakan Perjuangan Kemerdekaan 1923-2003," di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Minggu (15/3/2020).

Buku ditulis Muhammad Daud Gayo (82 tahun) diterbitkan Bandar Publishing 2018,  dibedah oleh Prof Nazaruddin Sjamsuddin dan Prof Ismail Arianto. Acara bedah buku itu  dihadiri Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Bupati Gayo Lues diwakili Kabag Humas Bunyamin, Kepala Perpustakaan Nasional dan sejumlah tokoh Aceh dan Gayo di Jakarta. 

Bambang Sugeng mengatakan, usulan gelar pahlawan kepada seseorang diajukan  dari bawah, dari kabupaten, provinsi dan ke Pusat.

Ia mengatakan, acara bedah buku tersebut sebagai salah satu langkah luar biasa untum mendorong diberikannya gelar Pahlawan Nasional kepada Muhammad Hasan Gayo.

Pemuda Nagan Raya Ditemukan Meninggal di Jalan, Diduga Terjatuh dari Sepeda Motor

Dampak Corona, Sabang Tunda Even Wisata Wonderfull West Sumatera Rally 2020

Antisipasi Virus Corona, Shalat Jamaah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Mulai tak Pakai Ambal

 "Nanti bisa dibikin seminar tentang tokoh yang diajukan,dan juga memberikan nama jalan atau tempat dengan nama tokoh dimaksud," kata Bambang Sugeng.

"Seminar ini nanti jadi dokumen dalam usulan tersebut. Dukungan bisa diberikan oleh tokoh atau kelompok, untuk memperkuat," ujarnya. 

Seterusnya, gubernur memberikan rekomendasi, apabila seluruh dokumen dan persyaratan sudah dilengkapi, Pusat akan melakukan penilaian. "Ada tim penilai di Pusat, diketuai Kepala Perpustakaan Nasional," ujar Bambang Sugeng.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dalam kesempatan itu menyampaikan nama Muhammad Hasan Gayo telah ditabalkan menjadi nama lapangan pacuan kuda di Aceh Tengah.

"Kita akan mengusulkan lagi nama Hasan Gayo jadi nama rumah sakit regional yang sedang dibangun di Aceh Tengah," kata Bupati Shabela Abubakar.

Green House Bunga Krisan di Takengon Sasaran Studi Banding Pejabat Tamiang, Ini Manfaat Bunga Krisan

Muhammad Hasan Gayo lahir di Kampung Lukup Kecamatan Pegasing pada 1923. Menjalani pendidikan  sekolah dasar Belanda di Takengon, dan lulus Sekolah Normal Islam di Bireuen. Sekolah ini didirikan oleh Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).

Berangkat ke Jakarta melalui jalan darat pada Nopember 1942, atau tujuh bulan setelah Jepang menjejakkan kaki di Aceh. Hasan Gayo mendaftar di Perguruan Tinggi Islam Jakarta, pimpinan Prof. Kahar Muzakkir.  Di Jakarta, Hasan Gayo bergabung dengan mahasiswa dan pemuda pergerakan anti penjajah Jepang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved