Pemuda Tangan Terikat di Alue Nireh
Begini Ide Pemuda Perampokan Rekayasa di Aceh Timur, dari Kepikiran Mahar Hingga Cerita Bohong
KM memberikan keterangan bahwa Minggu (15/3/2020) malam pukul 23.00 WIB, ia keluar dari rumah kontrakan milik Wak LAN di Kuala Langsa.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Nur Nihayati
KM memberikan keterangan bahwa Minggu (15/3/2020) malam pukul 23.00 WIB, ia keluar dari rumah kontrakan milik Wak LAN di Kuala Langsa
Laporan Seni Hendri l Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Hasil penyelidikan tim Polres Aceh Timur, terungkap bahwa pemuda yang ngaku dirampok yang ditemukan warga dengan tangan terikat di pinggir sungai bawah jembatan Alue Nireh, Kecamatan Peureulak, Selasa (17/3/2020) lalu adalah rekayasa.
Selain itu juga terungkap cerita sebenarnya sebelum KM memutuskan merekayasa kejadian bahwa ia jadi korban perampokan.
"Hasil penyelidikan KM mengakui bahwa kejadian tersebut hanya rekayasanya semata.
Selain itu KM juga memberikan keterangan sebenarnya dari awal," Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, melalui Kasat Reskrim Polres Aceh Timur, AKP Dwi Arys Purwoko SIP, SIK, kepada Serambi, Kamis.
KM memberikan keterangan bahwa Minggu (15/3/2020) malam pukul 23.00 WIB, ia keluar dari rumah kontrakan milik Wak LAN di Kuala Langsa.
Saat itu ia juga meminjam uang Rp 1 juta kepada anak Wak Lan Wahyu dengan alasan untuk biaya pulang.
• Harapkan Iba Calon Mertua karena Belum Cukup Mahar, Alasan Pemuda Rekayasa Jadi Korban Perampokan
• Polisi Aceh Timur Benarkan Pemuda yang Ngaku Dirampok Hanya Rekayasa
• Ini Bagian Tes Dilakukan Penerimaan Calon Polisi di Polres Gayo Lues
Saat itu Wahyu juga mengantarkan KM ke Simpang Empat Kuala Langsa dengan alasan hendak pulang ke Banda Aceh.
Kepada Wahyu, sebelumnya KM mengaku tinggal di Banda Aceh, bukan di Darul Aman, Aceh Timur, yang sesuai KTP.
Setelah Wahyu pergi, selanjutnya KM menemui Tgk Kudri untuk membayar hutang Rp 700 ribu.
Kemudian ia naik becak menuju Lapangan Merdeka, Kota Langsa.
"Minggu malam itu sampai sehari penuh pada Seninnya, KM berada di musholla Taman Bambu Runcing sambil memikirkan jadwal pernikahannya yang sudah dekat," jelas Kasat Reskrim.
Kemudian Senin (16/3/2020) malam, KM menuju Simpang Komodor, dengan tujuan hendak pulang ke Darul Aman, Aceh Timur.
Karena kepikiran jadwal nikah, setiba di Alue Nireh, KM turun dan menuju Masjid Alue Nireh.
" Pada saat di Masjid inilah, timbul niat KM untuk merekayasa bahwa seolah-olah ia jadi korban perampokan disertai kekerasan.
Harapannya, keluarga calon istri merasa iba dan memberikan tempo waktu lagi untuk pelaksanakan pernikahan," jelas Kasat Reskrim.
Saat istirahat di masjid, seorang jamaah usai shalat Selasa dinihari sempat menanyakan arah dan tujuan KM.
Saat itu KM mengaku bahwa ia hendak memancing di aliran sungai Alue Nireh. Warga tersebut juga mengantarkan KM menggunakan Sepmor menuju sungai.
Sesampainya di dekat sungai, jelas Kasat Reskrim, KM sempat duduk di teras cafe yang berada di pinggir sungai itu.
"Kemudian sekitar pukul 08.00 WIB, KM turun ke tepi sungai dan berguling-guling di lumpur dan mengikat tangannya sendiri menggunakan tali plastik.
Kemudian ia meminta pertolongan dan dievakuasi warga," jelas AKP Dwi Arys Purwoko.
Sebelumnya publik digegerkan dengan penemuan seorang pemuda di tepi sungai bawah jembatan Alue Nireh, dengan keadaan tangan terikat dan pakaian berlumpur.
Pemuda tersebut yakni Kahar Muzakar (25) warga Dusun Alue Dua, Gampong Alue Dalam, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. (*)