Wabah Virus Corona

Masker Kian Sulit Dicari, Ini Bahan Terbaik untuk Membuat Masker Sendiri di Rumah

Meski tidak menjamin keselamatan seseorang, masker telah terbukti dapat membantu mengurangi penyebaran virus itu, seperti yang dilakukan oleh Korea Se

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/twitter
Video berdurasi 35 detik yang memperlihatkan beberapa petugas medis di Provinsi Wuhan, China melepas masker yang mereka kenakan di wajahnya. 

Laporan Yeni Hardika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kelangkaan masker dalam situasi saat ini memang sudah tidak asing lagi di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Pasalnya, masker merupakan sesuatu yang berharga dan sangat dibutuhkan oleh publik di tengah kondisi pandemi virus corona sekarang ini.

Meski tidak menjamin keselamatan seseorang, masker telah terbukti dapat membantu mengurangi penyebaran virus itu, seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan.

Oleh karenanya, seseorang yang terpaksa keluar rumah sangat dianjurkan untuk menggunakan masker.

Namun, permasalahannya ialah masker masih sulit didapatkan di beberapa daerah.

Beragam tutorial aneka bahan yang dapat dijadikan masker sempat beredar sebelumnya.

Tapi ternyata, tak semua bahan mempunyai fungsi yang baik untuk menangkal virus covid-19 yang berukuran sangat halus tersebut.

Lalu, bahan apa yang baik untuk dijadikan masker buatan?

Hindari Terpapar Covid-19, Gunakan Cootton Buds Sebagai Pengganti Jari untuk Menekan Tombol Lift

Selain di RSUD, Puskesmas Langsa Barat Juga Siapkan Ruang Rawat Sementara Pasien Virus Corona

Di Aceh Tenggara, Satu ODP, Ini Penjelasan Humas Satgas Kabupaten

Salah satu pengguna twitter @ismailfahmi, Sabtu (21/3/2020) telah membagikan sebuah artikel tentang pemilihan bahan masker terbaik untuk dibuat secara mandiri melalui tweetnya.

Artikel itu di publikasikan oleh salah satu perusahaan sosial Smart Air, yang bergerak dalam bidang manufaktur untuk alat pembersih udara.

Perusahaan yang berbasis di Cina, India, Mongolia, dan Filipina ini juga turut menyediakan pendidikan gratis untuk memerangi dampak polusi udara.

Salah satunya ialah dengan membagikan pemahaman tentang bahan yang baik untuk dijadikan masker buatan.

Berikut penjelasan seputar bahan-bahan pilihan untuk membuat masker, dilansir dari website resmi smartairfilters.com.

Para peneliti di Universitas Cambridge, Inggris telah melakukan pengujian terhadap beberapa bahan rumah tangga yang dijadikan masker buatan.

Pengujian itu mereka lakukan dengan menggunakan bakter Bacillus Atrophaeus berukuran 0,93-1,25 mikron dan virus Bacteriophage MS berukuran 0,023.

Mereka kemudian mengukur berapa persen virus atau bakteri yang mampu ditahan oleh bahan masker buatan itu dan membandingkannya dengan masker bedah yang biasa digunakan dan dijual di pasar.

Pengujian pertama: menggunakan partikel berukuran 1 mikron

Hasil penelitian pertama menggunakan bakteri dan vierus yang berukuran 1 mikron.

Hasilnya, masker bedah memiliki kinerja terbaik yang mampu menangkal 97% dari partikel tersebut.

Di posisi kedua adalah filter vacuum cleaner yang mampu menahan 95% partikel.

Dilanjutkan lap piring 83%, Katun campuran 74%, kaos berbahan katun (100%) 69%, sarung bantal anti mikroba 65%, syal 62%, sarung bantal 62%, linen 60%.

Yang terburuk ialah bahan sutra yang berada di posisi terakhir dengan persentase 58%.

Pengujian kedua: menggunakan partikel berukuran 0,02 mikron

Pengujian pertama dilakukan menggunakan partikel yang 10 kali lebih besar dari ukuran virus corona yang berukuran 0,1 mikron.

Pada pengujian kedua, partikel yang digunakan ialah Bacteriophage MS2 yang berukuran 0,02 mikron, lima kali lebih besar dari virus corona.

Hasilnya, masker bedah masih diposisi pertama yang mampu menahan 89% partikel tersebut.

Disusul filter vacuum cleaner yang mampu menahan 86% partikel, lap piring 73%, Katun campuran 70%, sarung bantal anti mikroba 68%, linen 62%, sarung bantal 57%, sutera 54%, kaos berbahan katun (100%) 51%.

Yang terburuk ialah syal 49%.

Pengujian ketiga: penggunaan secara berlapis (double)

Para peneliti kemudian melakukan uji ketiga dengan tujuan untuk melihat efektifitas penyaringan dari bahan-bahan tersebut.

Pengujian ini hanya dilakukan terhadap tiga bahan, yaitu lap piring, kaos bahan katun (100%), dan sarung bantal.

Dari hasil pengujian dengan menggunakan partikel berukuran 1 mikron, secara keseluruhan penggunaan bahan secara double tidak banyak membantu jika dibandingkan dengan penggunaan 1 lapis masker bedah yang mampu menahan 97% partikel bakteri.

Lap piring yang digunakan dengan 2 lapisan (double) mampu menahan 97% partikel.

Sedangkan penggunaan 1 lapis bahan ini sudah mampu menahan 83%.

Begitupun dengan kaos bahan katun (100%) yang mampu menangkal 71% partikel dengan penggunaan 2 lapis.

Untuk penggunaan satu lapis bahan ini, partikel yang mampu ditahan 69%.

Yang terakhir penggunaan dua lapis untuk sarung bantal yang mampu menahan 62% partikel.

Tak jauh berbeda dengan penggunaan satu lapisnya yang mempu menahan 61% partikel.

Kesimpulan bahan masker buatan dengan performa terbaik

Meskipun dari hasil pengujian menunjukkan bahan lap piring dan filter vacuum cleaner yang memiliki persentase paling tinggi untuk menahan partiker bakteri/virus, namun para peneliti tidak merekomendasikan bahan ini.

Alasannya, kedua bahan ini membuat seseorang akan kesulitan bernapas yang membuat ketidaknyamanan.

Dan ini tentu akan berpengaruh pada seberapa lama seseorang sanggup memakainya.

Para peneliti kemudian melakukan uji penurunan tekanan dari beberapa bahan masker buatan tersebut untuk sebagai indicator tingkat kenyamanan penggunaannya.

Bahan-bahan itu tetap dibandingkan dengan masker bedah yang memiliki tingkat kesulitan bernapas 0%.

Hasilnya, penggunaan bahan filter vacuum cleaner dan lap piring yang paling sulit untuk bernapas.

Terlebih penggunaan lap kain dengan dua lapis memiliki tingkat kesulitan bernapas 128%.

Sebaliknya, sarung bantal, kaus cotton (100%), syal, dan linen merupakan bahan masker yang mudah digunakan untuk bernapas.

Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa bahan masker buatan terbaik berdasarkan kemampuan daya tangkap dan bernapas ialah kaus cotton (100%) dan juga sarung bantal atau bahan katun lainnya.

Menggandakan lapisan dapat meningkatkan efektifitas penyaringan partikel bakteri/virus.

Namun dapat memberi efek pada kesulitan bernapas.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved