Corona di Aceh

Jawab Tudingan Anggota DPRA, Jubir: Pemerintah Aceh Tangkal Corona Sejak Dini, Bukan Retorika

Jubir Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, Pemerintah Aceh bertindak sejak dini menangkal virus corona dan itu fakta, bukan retorika

Penulis: Subur Dani | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Jubir Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG) yang juga Jubir Pemerintah Aceh 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Jubir Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan, Pemerintah Aceh bertindak sejak dini menangkal virus corona dan itu fakta, bukan retorika.

Ketika masih membaca-baca beritanya, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah sudah bertindak membuka “Posko Informasi Warga Aceh di Wuhan” di Banda Aceh dan Jakarta, 25 Januari 2020.

Sebab saat itu, ada 13 mahasiswa Aceh terjebak di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Bahkan, pada saat mereka tiba di Bandara SIM, Aceh Besar, usai diobservasi di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Pemerintah Aceh tidak menyambutnya untuk menghindari perhatian yang berlebihan.

Tak banyak yang tahu, selain 13 mahasiswa yang dijemput Pemerintah ke Wuhan itu, ada sekitar 15 lainnya yang di luar Kota Wuhan difasilitasi kepulangannya oleh Pemerintah Aceh.

Hal itu tersebut di atas uraian Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani (SAG), Selasa (24/3/2020), meluruskan tudingan anggota DPRA, Iskandar Usman Al-Farlaky.

Ini 5 Pejabat Indonesia yang Positif Corona, Termasuk Bupati Karawang dan Menteri Perhubungan

Tudingan Al Farlaky di muat Harian Serambi Indonesia edisi 21 Maret 2020 dengan judul berita, “Kesiapan Pemerintah Disorot, Terkait Penanganan Wabah Virus Corona”.

Menurut Anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky, Pemerintah Aceh hanya pandai beretorika, sementara alat-alat kesehatan kebutuhan rumah sakit di Aceh sangat minim.

Kondisi tersebut dialami oleh rumah sakit rujukan, RSUD Cut Mutia, Lhokseumawe.

Iskandar mengaku, dalam berita tersebut, tak bisa membayangkan kesiapan rumah sakit di seluruh Aceh.

VIDEO Seribuan Warga di Bireuen Keliling Desa, Sambil Lantukan Doa Tolak Bala dan Kumandangkan Azan

Iskandar juga mengaku telah mewanti-wanti Pemerintah Aceh sejak sebulan lalu (Februari-red) agar segala kebutuhan rumah sakit, khususnya rumah sakit rujukan dipersiapkan sematang mungkin.

Menanggapi hal tersebut, SAG yang dipercaya Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah sebagai Juru Bicara Coronavirus disease 2019 (Covid-19) itu mengatakan, bukan saatnya lagi membayang-bayangkankan.

Pemimpin dunia pun tak bayangkan virus corona itu, sebelum wabahnya meletup di Kota Wuhan, Tiongkok, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, sehingga ditetapkan Pandemi oleh WHO.

“Membayangkan tanpa tindakan hasilnya akan nihil,” kata SAG.

Menghadapi wabah pandemi Covid-19, lanjutnya, melalui tindakan pencegahan agar tak ada korban virus corona di Aceh.

Korban wabah bisa melonjak lima kali lipat bila terjadi kepanikan. Artinya, jika ada seribu meninggal karena sakit, empat ribu lainnya berpotensi mati karena panik, kata SAG.

Karena itu, lanjutnya, Plt Gubernur Nova bertindak cepat dan sigap dan langsung mengirimkan uang 50 juta rupiah pada kesempatan pertama.

Uang tersebut dikirim kepada 13 mahasiswa Aceh yang terkunci di Kota Wuhan untuk kebutuhan logistik, agar mereka tidak panik.

PDP Yang Meninggal di RSUDZA Telah Dimakamkan Sesuai SOP Covid-19

Sedangkan mahasiswa di luar Kota Wuhan difasilitasi untuk kembali ke Aceh, saat itu.

“Kebijakan itu untuk mencegah mahasiswa kita cemas di Wuhan, yang dapat memicu kepanikan keluarganya di Aceh,” ujarnya.

Tindakan bijak menghadapi wabah Covid-19 saat ini, lanjut SAG, semua pihak harus menciptakan kondisi yang kondusif agar masyarakat tenang, selain upaya pencegahan, dan langkah-langkah antisipasi dini bila kasus positif Covid-19 muncul di Aceh.

"Pak Iskandar Usman Al-Farlaky, selaku anggota DPRA, merupakan bagian dari Pemerintahan Aceh yang dapat memberikan konstribusi yang lebih positif. 

Kita memiliki pengalaman berinteraksi dengan para aktivis kemanusiaan Internasional yang datang ke Aceh, pascatsunami," ujar SAG.

Mereka tidak datang dengan segudang tanya mengapa begini atau mengapa tak diantisipasi sejak awal.

Mereka tahu sangat banyak bencana di dunia datangnya mendadak dan karena itu tak ada persiapan penyambutannya.

Emas Cetak Rekor Harga Tertinggi Sepanjang Masa di Tengah Corona, Ini Rincian Harga Emas Terbaru

Persiapan dan tindakan harus dilakukan saat bersamaan. Pemerintah Aceh, misalnya, meski memiliki alokasi dana tak terduga dalam APBA 2020 tak bisa dicairkan secara serta-merta.

Perlu ditetapkan status kebencanaanya dulu baru dapat dibelanjakan anggaran tersebut.

“Pak Iskandar Usman Al-Farlaky pasti tahu mengapa tidak dibelanjakan sejak Januari 2020 untuk menghadapi wabah virus corona saat ini,” kata SAG.

Menurut SAG lagi, pandemi Covid-19 bencana non-alam. Apa yang bisa dilakukan mari kita saling menguatkan.

Sebab, bencana gempa dan tsunami bersifal lokal dan skala kerusakannya dapat diperkirakan, tetapi Pandemi Covid-19 dihadapi hampir semua negara dan wilayah dalam waktu yang sama.

Pandemi Covid-19 harus dihadapi bersama karena tak bisa berharap bantuan orang lain.

“Karena itu, mari bergandeng tangan eksekutif dan legislatif, serta semua pihak, terutama masyarakat.

Untuk saling mendukung sesuai peran dan fungsi masing-masing untuk mencegah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia tidak menyebar di Aceh,” tutup Jubir SAG. (*)

Pekerja Masjid Agung Abdya Ditangkap Sedang Pakai Sabu dalam Masjid, Ini Identitas Keduanya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved