Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

‘Dek, Abang Berangkat Ya’ Kata Terakhir Arjuna Sebelum Dikeroyok di Masjid Sibolga

Cahaya tak kuasa menahan kesedihan saat mengetahui bahwa abang kandungnya meninggal dunia akibat dikeroyok di Masjid Agung Sibolga.

|
Editor: mufti
COVER KORAN SERAMBI INDONESIA
HEADLINE KORAN SERAMBI INDONESIA EDISI RABU 20251105 

Ringkasan Berita:

Saya tidak menyangka ada manusia seperti itu. Tega mengeroyok abang saya sampai meninggal, hanya karena tidur di masjid. Apakah pelaku tidak berpikir jika keluarganya diperlakukan seperti itu? Cahaya Amonta, Adik Korban

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Arjuna Tamaraya (21) meregang nyawa seusai menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025). Kelima pelaku memang sudah ditangkap oleh polisi. Namun, proses hukum yang adil masih menanti. 

Arjuna merupakan warga Desa Bunga, Kecamatan Salang, Kabupaten Simeulue. Ia dikenal sebagai sosok yang baik dan santun di kalangan teman dan keluarga. Arjuna juga merupakan abang bagi dua adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.

Arjuna adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga saudari, dua di antaranya sedang menempuh pendidikan di Banda Aceh, sementara yang paling bungsu masih duduk di bangku SMP di Simeulue.

Pasca meninggalnya sang ayah pada pertengahan tahun 2025, Arjuna mengambil peran sebagai kepala keluarga. Ia dikenal sebagai abang yang tangguh dan jahil di mata adik-adiknya, termasuk Cahaya Amonta, adik korban yang kini kuliah di Jurusan Teknik Komputer, Universitas Syiah Kuala (USK). Cahaya tak kuasa menahan kesedihan saat mengetahui bahwa abang kandungnya meninggal dunia akibat dikeroyok di Masjid Agung Sibolga.

Berangkat dari kasus tersebut, Serambi Indonesia melalui reporter lapangan Indra Wijaya mengundang Cahaya ke Studio Serambi untuk mengikuti program "Saksi". Wawancara eksklusif ini dapat disaksikan di kanal YouTube Serambi Indonesia. Berikut petikan wawancaranya:

Kalian berdomisili di Simeulue atau Sibolga? 

Saya perkenalkan diri dulu. Nama saya Cahaya Amonta, sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Syiah Kuala, Jurusan Teknik Komputer. Kami lahir di Sibolga, orang tua kami berasal dari Simeulue. Mereka sempat bekerja lama di Sibolga sebagai nelayan, lalu kami pindah kembali ke Simeulue. Kami besar di Sibolga. Abang saya (Arjuna) menempuh pendidikan SD di Sibolga, lalu SMP pindah ke Simeulue. Saya sendiri sempat sekolah SD kelas 4-6 di Simeulue. Setelah kakak pertama tamat SMP, kami pindah lagi ke Sibolga dan menamatkan SD hingga SMA di sana. Ayah berasal dari Kecamatan Salang, dan mama dari Kecamatan Simeulue Tengah.

Kami empat bersaudara. Yang pertama perempuan, kedua almarhum Arjuna, ketiga saya, dan yang paling kecil masih SMP. Kami tiga perempuan dan satu laki-laki. Kakak saya saat ini kuliah di UBBG Banda Aceh. Kami sudah yatim, ayah meninggal pada April 2025. Mama masih ada, tinggal di Desa Putra Jaya, Kecamatan Simeulue Tengah, bersama adik saya.

Apakah almarhum sebelumnya kuliah di Sibolga atau hanya bekerja? 

Abang saya tamat SMK tahun 2021 dan tidak kuliah. Ia bekerja di Sibolga untuk mencari nafkah, ikut orang melaut. Kadang ikut boat nelayan, kadang kapal viser untuk menangkap ikan. Mereka bisa berada di laut selama tiga bulan, kadang satu minggu atau dua belas hari.

Kapan terakhir kali bertemu dengan korban? 

Terakhir bertemu saat ayah baru saja meninggal. Setelah itu, abang berangkat ke Meulaboh, Aceh Barat, ke tempat bunda. Lalu mereka berangkat ke Banda Aceh. Sekitar bulan April atau Mei itu terakhir kami bertemu.

Dari siapa pertama kali mendapat informasi bahwa korban meninggal dikeroyok? 

Saya tahu sekitar pukul 14.00 WIB. Saya dapat kabar dari seorang ibu bernama Iin Hutagalung. Awalnya beliau tidak tahu kalau korban adalah abang saya. Ia dapat kabar dari grup WhatsApp dan berusaha mencari tahu siapa keluarga korban. Ia menyebarkan informasi di grup WhatsApp dan Facebook, bertanya ke banyak orang di media sosial. Akhirnya ada yang mengenali korban dan memberi tahu bahwa itu abang saya. Nomor saya diberikan ke ibu Iin. Korban diketahui sebagai warga Sibolga, meski KTP-nya sudah pindah ke Simeulue.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved