Virus Corona Serang China
China Cabut Lockdown di Provinsi Hubei Wuhan, Wabah Virus Corona Mulai Mereda
Hal itu menyiratkan tanda bahwa pemerintah China mulai percaya diri dalam tindakan mereka mengatasi wabah virus corona.
SERAMBINEWES.COM, BEIJING - Pada Rabu (25/03/2020), di provinsi Hubei, China, pemerintah setempat mulai membebaskan 60 juta warganya dari lockdown akibat penyebaran wabah virus corona yang berpusat di Wuhan, Hubei, China.
Hal itu menyiratkan tanda bahwa pemerintah China mulai percaya diri dalam tindakan mereka mengatasi wabah virus corona.
Ibu kota provinsi Hubei, kota Wuhan adalah kota paling terdampak.
Untuk itu, kota tersebut masih ditutup dan baru akan dibuka pada 8 April mendatang.
Meski begitu, transportasi publik sudah mulai beroperasional di sana.
Pembukaan terhadap kota yang dikunci adalah sinyal paling baru dari pemerintah China yang telah 'menjinakkan' wabah virus corona.
Di seluruh Eropa dan AS, kasus infeksi baru terus meningkat, persediaan medis hampir habis dan banyak rumah sakit kewalahan.
Pejabat pemerintah di seluruh dunia juga memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah, seperti halnya China terhadap Hubei di awal wabah merebak.
Ketika lockdown mulai dicabut
Beberapa jam setelah aturan ketat lockdown diumumkan melonggar, dan setelah pejabat di Wuhan melaporkan adanya nol kasus infeksi virus corona, dikabarkan seorang dokter di sana positif mengidap virus tersebut.
Berbagai kabar juga mengklaim bahwa otoritas kesehatan telah menemukan beberapa kasus infeksi baru namun tidak mengatakan berapa banyak orang yang terinfeksi tanpa gejala (asimptomatik).
Pada Kamis (19/03/2020) China melaporkan nol infeksi baru yang ditularkan secara lokal untuk pertama kalinya.
Tetapi, pengguna media sosial di China pada hari berikutnya mengedarkan foto-foto pemberitahuan dari lokasi tertentu di Wuhan yang mengumumkan kasus infeksi baru terdeteksi.
Munculnya kemarahan dan kebingungan sedemikian rupa membuat pemerintah Wuhan merilis pernyataan pada akun media sosial resmi mereka pada Minggu (22/03/2020) bahwa mereka membantah telah menyembunyikan kasus baru.
Otoritas China mengaku telah menguji seorang pasien positif dengan tanpa gejala dan tetap memantau namun tidak dihitung sebagai kasus baru karena dia belum menunjukkan gejala sakit.