Update Corona di Aceh

Jenazah PDP Corona di Aceh Utara Dimandikan, Keluarga Disemprot Disinfektan dan Dikarantina

Pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara kemarin juga sudah melakukan penyemprotan desinfektan di rumah tetangga yang berdekatan dengan rumah duka PDP.

Editor: Faisal Zamzami
akun twitter @Cobeh09
Petugas medis shalati jenazah korban covid-19. 

SERAMBINEWS.COM - Selain di Kolaka, Sulawesi Tenggara, kejadian nekat keluarga membongkar plastik jenazah pasien virus Corona atau Covid-19 juga terjadi di Desa Puloe Trieng, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara, Kamis (23/3/2020).

Tak hanya membongkar plastik kedap udara, keluarga itu juga memandikan jenazah berinisial EY (43) yang statusnya masih Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Meskipun statusnya PDP, sebenarnya jenazah harus diproses seperti prosedur jenazah pasien positif Covid-19.

TNI, kepolisian dan tenaga Puskesmas langsung turun tangan untuk menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh orang yang terlibat memandikan jenazah tersebut.

Disinfektan juga disemprotkan ke rumah duka dan sekitar rumah duka.

Selain disemprot disinfektan, keluarga ataupun tetangga yang terlibat dalam pemulasaran jenazah wajib melakukan karantina mandiri.

Mereka diawasi oleh petugas medis dari Puskesmas Syamtalira Bayu.

“Kami imbau pada keluarga, meski hasilnya belum keluar apakah positif atau negatif corona, protokol pemakaman harus diikuti sesuai petunjuk yang telah ditetapkan," kata Jurubicara Gugus Tugas Covid-19 Aceh Utara, Andre Prayudha, Jumat (26/3/2020).

"Ini upaya mencegah penyebaran virus dan kami harap masyarakat memahaminya untuk kebaikan bersama,” pungkasnya.

Pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara kemarin juga sudah melakukan penyemprotan desinfektan di rumah tetangga yang berdekatan dengan rumah duka PDP.

Selain itu, sejumlah warga dan keluarga yang sudah bersentuhan dengan jenazah PDP juga diminta melakukan karantina mandiri selama 14 hari ke depan. 

“Selain itu kita sudah minta petugas untuk menelusuri siapa yang saja yang menyentuh pasien tersebut.

Sebagiannya tadi sudah diingatkan agar mereka melakukan karantina mandiri selama 14 hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin SKM.

Warga yang melayat tidak boleh keluar rumah selama dalam pemantauan. Kendati belum ada hasil, tapi dikhawatirkan dapat menular ke orang lain.

PDP asal Aceh Utara ini meninggal dunia Rabu (25/3/2020) di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

“Hasil diagnosa di sana pasien tersebut mengalami sesak nafas dan pasien tersebut baru pulang dari Malaysia,” kata Amir Syarifuddin.

Diberitakan sebelumnya, Keluarga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berinisia EY (43), yang meninggal di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh dibuka dari bungkusan plastik dan dimandikan oleh pihak keluarga di Desa Puloe Trieng, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, Kamis (26/3/2020).

Jurubicara Gugus Tugas Covid-19 Aceh Utara, Andre Prayudha, dihubungi Jumat (27/3/2020) menyebutkan pasien itu berangkat ke RSUZA dari Kabupaten Bireuen.

Setelah meninggal dunia, keluarga sepakat memakamkan di Kabupaten Aceh Utara.

“Keluarga bersikeras almarhumah itu meninggal dunia karena sakit normal.

Karena selama di Malaysia pun, sejak tahun lalu, memang sudah sakit. Itu keterangan warga.

Maka, mereka memandikan dan menyakini bukan meninggal dunia karena Covid-19,” kata Andre.

Dia menyebutkan, kemarin, seluruh orang yang terlibat memandikan jenazah tersebut langsung disemprot cairan disinfektan.

Bahkan, rumah duka dan seluruh rumah disekitar lokasi itu juga telah disemprot cairan disinfektan.

Polisi, TNI dan tenaga Puskesmas turun ke lokasi untuk menyemprot disinfektan.

Mereka sambung Andre, juga menjelaskan bahwa penyemprotan harus dilakukan untuk membunuh virus.

Selain itu, seluruh warga yang kontak langsung dengan jenazah diminta mengarantina mandiri di rumah.

Karantina itu dibawah pengawasan petugas medis dari Puskesmas Syamtalira Bayu.

 “Kami imbau pada keluarga, meski hasilnya belum keluar apakah positif atau negatif corona, protokol pemakaman harus diikuti sesuai petunjuk yang telah ditetapkan," kata Andre.

"Ini upaya mencegah penyebaran virus dan kami harap masyarakat memahaminya untuk kebaikan bersama,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, EY pasien kedua dalam status PDP meninggal dunia di Aceh.

Pasien pertama AA, asal Lhokseumawe meninggal dunia dan hasilnya uji laboratorium dinyatakan positif corona.

Hingga hari Jumat (27/3/2020) sore sudah empat orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Aceh.

Tiga kasus yang baru terdeteksi terdiri atas dua pria yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan seorang perempuan.

"Perempuan tersebut berstatus orang dalam pengawasan (ODP) yang justru merupakan istri dari salah satu PDP yang positif corona itu," kata Direktur Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT K-Spine FICS, di Banda Aceh, Jumat (27/3/2020) sore.

Informasi tentang bertambahnya jumlah warga Aceh yang terinfeksi corona itu diperoleh pihak RSUZA pada Jumat sore dari Gugus Tugas Covid-19 Pusat yang mendapatkan hasil pemeriksaan swab ketiga orang tersebut dari Balitbang Kemenkes RI.

Menurut Azharuddin, salah satu pria yang positif corona tersebut berprofesi ustaz yang yang berdomisili di salah satu kecamatan dalam Kabupaten Aceh Besar.

Ustaz tersebut, menurut Azhar, berstatus PDP setelah mengeluhkan ada gejala demam sepulang muktamar/pengajian dari Jakarta.

Sedangkan seorang pria lainnya yang juga positif terinfeksi virus corona domisili di salah satu kecamatan dalam Kota Banda Aceh.

Awalnya, ia berstatus PDP dan tidak lagi dirawat di rumah sakit karena kondisinya membaik.

Sedangkan istrinya berstatus ODP, karena suaminya PDP.

Tapi hasil pemeriksaan swab istrinya juga menunjukkan positif corona.

"Betapa ngerinya, suami istri positif. Padahal, saat pulang sehat. Semoga mereka belum keluyuran ke mana-mana," kata Azharuddin.

Azhar mempertegas bahwa tiga kasus yang baru terdeteksi ini, tidak termasuk PDP kedua asal Bireuen yang meninggal baru-baru dan dimakamkan di Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

"Kalau PDP yang baru meninggal itu belum keluar hasil labnya. Mungkin tanggal 1 April keluar hasilnya," terang Azhar.

Azhar menegaskan bahwa ketiga orang yang positif corona itu semuanya sedang tidak sedang dalam perawatan di rumah sakit.

Mereka berada di rumah masing-masing.

Di RSUZA Banda Aceh hari ini (Jumat) justru tak ada lagi seorang pun PDP yang dirawat.

Menurut Azharudin, ketiga orang tersebut akan segera dijemput untuk diisolasi dan dirawat.

Saat ditanya siapa yang akan jemput siapa yang akan menjemput, Azharuddin menyatakan segera dijemput oleh pihak Dinas Kesehatan Aceh dengan tim surveillance-nya.

Ketiganya akan dirawat di RSUZA sampai sembuh.

"Mereka di sekeliling kita. Semoga belum sempat main-main ke mal atau tempat umum lainnya," kata Azharuddin.

Ia kembali mengimbau warga Aceh untuk benar-benar mematuhi ketentuan 'social distancing' karena faktanya jumlah orang yang positif corona di Aceh makin bertambah. (Serambinews.com, Kompas.com)

VIDEO - Kebakaran di Sigli Pidie Hanguskan Dua Ruko dan Enam Rumah Warga

Pandemi Covid-19, Warga Miskin di Lhokseumawe yang Berstatus ODP akan Dapat Bantuan Sembako

Pria ini Disambut Besar-besaran Sepulang Umrah, Ternyata Positif Covid-19, Bupati Isolasi Satu Desa

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved