Virus Corona Serang Dunia
Tujuh Organisasi HAM Tuntut Presiden Mesir Bertanggung Jawab Atasi Wabah Virus Corona di Negaranya
Tujuh organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) menuntut Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi untuk bertanggung jawab terhadap penyebaran virus corona di
SERAMBINEWS.COM, KAIRO - Tujuh organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) menuntut Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi untuk bertanggung jawab terhadap penyebaran virus corona di negaranya.
Mesir dikatakan telah menghadapi bencana kesehatan serius akibat virus corona alias Covid-19.
Organisasi-organisasi tersebut juga meminta komunitas internasional untuk merasionalisasikan dukungan untuk el-Sisi dan meminta pelepasan tahanan penjara di Mesir.
Pihak organisasi mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin (23/3/2020) bahwa, "El-Sisi telah menangani sedikit dan tidak transparan dalam hal bencana internasional yang tidak hanya memengaruhi rakyatnya tapi juga kemanusiaan."
Hal itu mengingat virus corona masih menyebar di seluruh Mesir dengan tidak terkendali.
Dalam beberapa kasus dilaporkan adanya orang asing yang terkena infeksi ketika melakukan perjalanan di Mesir.
Hal tersebut membuktikan situasi di Mesir sangat serius.
Pernyataan itu menekan kepada el-Sisi agar bertanggung jawab di hadapan komunitas internasional sebagai konsekuensi dari wabah serius ini.
Sekaligus memberi peringatan kepada rezim Mesir yang menyembunyikan fakta tentang penyebaran virus corona karena hal itu bisa menyebabkan bencana yang lebih besar.
Mesir sendiri tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk bisa menangkal penyebaran virus.
Terlebih otoritas Mesir sejauh ini menolak untuk membebaskan para tahanan politik yang hidup dalam kondisi buruk.
Mereka pun telah melanggar standar HAM kepada para tahanan.
Rezim Mesir juga diketahui malah membuka perbatasan dengan pengunjung dari China dan Italia ketika mayoritas negara lain melakukan hal yang sebaliknya.
Berdasarkan catatan worldometers, Mesir memiliki angka infeksi virus corona sebanyak 576 kasus.
Ada pun angka kematian sebab virus tersebut sebanyak 36 jiwa.