Update Corona di Abdya

Beredar Info Warga Abdya Positif Covid-19, Ini Penegasan Kepala Dinas Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), mengharapkan masyarakat tidak resah, apalagi panik

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Muhammad Hadi
DOK BPBK ABDYA
Petugas kesehatan posko pemeriksaan Lembah Sabil, atau lokasi pintu masuk Kabupaten Abdya dari arah Medan, Sumut, memeriksa suhu tubuh awak penumpang angkutan umum dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19, Rabu (25/3/2020). 

Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), mengharapkan masyarakat tidak resah, apalagi panik.

Ini sehubungan beredar informasi yang disebar melalui media sosial (medsos) bahwa ada warga setempat positif Virus Corona dan menjalani isolasi.   

“Informasi melalui medsos bahwa warga Abdya positif Covid-19, dan sudah diisolasi jelas hoax (tidak benar sama sekali),” tegas Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes kepada Serambinews.com, Selasa (31/3/2020).  

Informasi lain yang tidak benar adalah salah seorang warga salah satu desa di Kecamatan Blangpidie yang masuk daftar ODP (Orang Dalam Pemantauan) sudah dirawat di Ruang ICU RSUD-TP Abdya.

“Faktanya, bukan demikian atau juga hoax,” tegas Safliati.

Anggota DPR RI Illiza Sebut Rencana Penerapan Darurat Sipil Bukan Solusi Antisipasi Wabah Covid-19 

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, Safliati SST MKes memakai masker kepada pengendara jalan di depan Puskesmas Blangpidie.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat Daya, Safliati SST MKes memakai masker kepada pengendara jalan di depan Puskesmas Blangpidie. (SERAMBINEWS.COM/RAHMAD SAPUTRA)

Informasi dari sumber tidak jelas itu sengaja disebar oleh orang tertentu dengan maksud belum diketahui.

Karenanya, Kepala Dinkes Abdya meminta masyarakat setempat agar tidak percaya begitu saja terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya itu.

Dalam situasi seperti sekarang ini,  katanya, masyarakat agar lebih cerdas menanggapi setiap informasi yang beredar.

“Cek dulu sumbernya. Jangan pula ikut-ikutan menyebarluaskan sehingga bisa membuat resah warga,” kata Safliati.

Kepala Dinkes Abdya menambahkan, jangankan pasien positif Covid-19, hingga saat ini warga Abdya yang masuk ODP saja masih tetap dua orang, dan diharapkan tidak bertambah.

Sementara warga masuk daftar PDP (Pasien Dalam Pengawasan) adalah nol.

Unsyiah Terapkan Physical Distancing saat Pelantikan Pejabat Baru

Kedua warga masuk daftar ODP tersebut masing-masing satu orang warga salah satu desa di Kecamatan Blangpidie, pulang dari Jakarta pada 20 Maret lalu.

Satu lagi, warga salah satu desa di Kecamatan Kuala Batee, pulang dari Malaysia pada 6 Maret lalu.

Kedua warga yang baru palang kampung tersebut masuk daftar ODP karena mengalami salah satu gejala awal seperti demam, batuk filek dan suhu tubuh di atas normal.

“Keduanya mengisolasi diri di rumah.  Hasil pantauan, kondisi kesehatannya semakin membaik,” katanya.  

Bahkan satu ODP di Kecamatan Kauala Batee sudah melewati 14 hari isolasi di rumah. Kondisi kesehatannya membaik dan segera dikeluarkan dari daftar ODP.

Sedangkan ODP di Kecamatan Blangpidie masa isolasi diri selama 14 hari berakhir sekitar tanggal 3 April mendatang.

Begini Gambaran Data dan Fakta Penyebaran Virus Corona di Asia Tenggara

Hasil pemantauan oleh petugas kesehatan, kondisi kesehatan yang bersangkutan juga terus membaik, malah yang bersangkutan beraktivitas di rumah.  

Safliati kembali menegaskan, tidak gampang seseorang dinyatakan positif Covid-19.

Seseorang dengan status ODP, kemudian jika kesehantannya tidak membaik, maka dirawat di rumah sakit rujukan dengan dimasukkan daftar PDP (Pasien Dalam Pengawasan).

Lalu, diambil spesimen swab tenggorokan yang bersangkutan dikirim ke Balitbang Kemenkes RI.

“Hasil pemeriksaan swab Balitbang Kemenkes yang menentukan seseorang PDP positif atau negatif Covid-19. Jadi tidak mudah sesorang dinyatakan positif Covid-19,” tambahnya lagi.      

Seperti diberitakan, di tengah semakin mewabah penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di seluruh dunia, termasuk Indonesia, warga Kabupaten Abdya yang bekerja di luar negeri dan menuntut ilmu di sejumlah daerah, ramai-ramai pulang kampung.      

Petugas Dinas Kesehatan Abdya mendata tidak kurang 180 warga Abdya pulang kampung (mudik) hingga Senin (30/3/2020).

Warga mudik dari luar negeri yang paling banyak adalah dari Malaysia.

Sedangkan dari dalam negeri, terutama dari Jakarta, Bandung, Semarang dan sejumlah daerah/kota di Indonesia.    

Dua Water Cannon Dikerahkan Semprot Disinfektan di Nagan Raya

Kepala Dinkes Abdya, Safliati dihubungi Serambinews.com, Senin (30/3/2020), warga Abdya yang mudik sejumlah 180 orang berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas puskesmas-puskesmas.

Pendataan dilakukan berdasarkan laporan masyarakat, keuchik gampong/kepala desa, camat dan anggota muspika,

termasuk partisipasi sejumlah anggota dewan serta temuan di posko pemantauan di Lembah Sabil di lokasi pintu masuk dari arah Medan.

Setiap laporan yang diterima, petugas puskesmas turun langsung ke rumah warga yang baru mudik, baik yang baru pulang dari luar negeri maupun dari sejumlah daerah di Indonesia.

Mereka diperiksa kesehatan, termasuk mencatat riwayat perjalanan atau kunjungan dalam dan luar negeri.

“Setiap warga yang baru mudik kita haruskan untuk isolasi diri (isolasi mandiri) di rumah selama 14 hari terhitung sejak tiba di rumah.

BREAKING NEWS - MPU Aceh Perbolehkan Ganti Shalat Jumat dengan Shalat Zuhur di Rumah

Jadi, sekarang ada sekitar 180 warga pulang kampung melakukan isolasi diri, tidak boleh keluar rumah,” kata Kepala Dinkes Abdya.       

Tentang kemungkinan masih ada pulang kampung tapi belum terdata, Safliati sangat mengharapkan bantuan keuchik gampong atau siapa saja untuk menyampaikan informasi kepada Dinkes Abdya.  

Informasi dapat  disampaikan melalui nomor hot line, yaitu 081265508686/085261354619.

Petugas kesehatan 13 puskesmas di Abdya siap mendatangi rumah kediaman warga yang baru mudik untuk memeriksa kesehatan.

Hasil pemeriksaan kesehatan terhadap yang bersangkutan, kemudian dikirim kepada Dinas Kesehatan Aceh.

“Penetapan seseorang masuk daftar  OPD (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Covid-19 ditentukan Dinas Kesehatan Aceh, berdasarkan hasil periksaan yang kita kirim,” kata Kepala Dinkes Abdya, Safliati.(*)

Pengusaha Aceh di Jakarta Kirim 2 Ton Disinfektan ke Aceh, Untuk Rumah Sakit dan Relawan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved