Penelitian Terbaru, Corona Dapat Menyebar dalam Kondisi Hangat & Lembab, Bantah Penelitian Awal
Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.
Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.
Laporan Agus Ramadhan | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Virus Corona bisa menyebar dalam kondisi hangat dan lembab.
Hal itu diungkapkan oleh para ilmuwan yang menemukan 'penyebaran super' di Cina.
Virus itu meyebar ke delapan orang di kolam renang di mana suhu mencapai 41 derajat celcius.
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (31/3/2020) virus corona dapat ditularkan di antara orang-orang dalam kondisi hangat dan lembab.
Misalnya sebagaimana ditemukan di kolam renang dan sauna.
• Warga Tolak Jenazah yang Disebut PDP Asal Makassar, Dikebumikan di Daerahnya
• UPDATE Taushiyah MPU, Selama Darurat COVID-19 Boleh tak Berjamaah di Meunasah dan Mushalla
• Update Corona di Aceh: 797 Orang Dalam Pemantauan, 44 Dalam Pengawasan, 5 Orang Positif Covid-19
Para peneliti dari Universitas Kedokteran Nanjing, Cina, mengatakan ada delapan kasus COVID-19 yang dikeluarkan dari satu 'penyebaran super' di pemandian kolam renang.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa virus tidak bekerja dengan baik dalam kondisi panas dan lembab.
Tetapi para peneliti berpendapat ini kemungkinan salah.
Mereka mengatakan kasus dalam ‘penyebaran super’ di pemandian kolam renang didapati delapan orang yang menggunakan atau bekerja di fasilitas tersebut mengalami gejala dalam beberapa hari.
Tim Nanjing mengatakan virus itu tidak mungkin melambat di suhu yang lebih hangat atau lebih lembab, seperti yang katakan oleh studi sebelumnya.
Suhu di pemandian, termasuk kolam renang, shower dan sauna berkisar 25 derajat celcius hingga 41 derajat celcius.
Sebuah studi sebelumnya oleh para peneliti di Universitas Beihang di Cina mengatakan suhu yang lebih hangat dan lebih lembab kemungkinan akan memperlambat penyebaran virus Corona.
“Suhu tinggi dan kelembaban relatif tinggi secara signifikan mengurangi transmisi COVID-19,” kata peneliti.