Infrastruktur

Era Rakit Segera Bebas, Jembatan Krueng Teukuh Abdya Senilai Rp 13 Miliar Masuki Tender Fisik

Proyek jembatan rangka baja Krueng Teukuh sepanjang 60 meter dilaporkan sudah memasuki tender fisik.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOTO KIRIMAN MUHIBUDDIN
Rakit penyerangan Krueng Teukuh , Desa Lama Tuha, Kuala Batee, Abdya, setiap hari melayani jasa penyeberangan ratusan warga yang menggunakan sepmor. Di lokasi rakit penyeberangan ini segera dibangun jembatan rangka baja bernilai Rp 13,09 miliar lebih sumber dana DOKA APBA 2020. 

Laporan Zainun Yusuf I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Penantian panjang agar pemerintah membangun jembatan rangka baja di atas aliran Sungai (Krueng) Teukuh, Desa Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), segera terwujud.

Proyek jembatan rangka baja Krueng Teukuh sepanjang 60 meter dilaporkan sudah memasuki tender fisik.

Jembatan sangat didambakan ribuan masyarakat itu berada pada lintasan Jalan 30 atau jalan lingkar dari Ie Mirah Kecamatan Babahrot-Lama Tuha (pelabuhan Teluk Surien), Kecamatan Kuala Bate-Ujong Padang, Kecamatan Susoh.

“Benar, jembatan Krueng Teukuh sedang tender pekerjaan fisik oleh Dinas PUPR Aceh. Tender pengawasan sudah dilaksanakan,” kata Ir Moch Tavip, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Abdya dihubungi Serambinews.com, Selasa (31/3/2020).

Pembangunan proyek jembatan rangka baja Krueng Teukuh bernilai Rp 13,09 miliar, sumber DOKA (Dana Otomi Khusus) APBA 2020 pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas PUPR Aceh.

“Setelah keluar pemenang tender, pekerjaan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter itu segera dilaksanakan,” kata Moch Tavip, didampingi Kabid Bina Marga, Muhibuddin ST.

Bawang Ilegal Sitaan Bea Cukai Masih Diamankan di KPPBC Kuala Langsa

Brimob Aramiah Kirim Pasukan 2 SST Bantu Semprot Disinfektan di Langsa dan Aceh Timur

Martunis, Anak Angkat Cristiano Ronaldo Menikah dengan Gadis Pujaan Hati, tanpa Kehadiran Ronaldo

Masyarakat tentu sangat gembira tentang kepastian pembangunan jembatan rangka baja Krueng Teukuh, Desa Lama Tuha atau kawasan rencana Pembangunan Pelabuhan Teluk Surien.

Keberadaan jembatan rangka baja tersebut menjadi urat nadi perekonomian ribuan masyarakat Kabupaten Abdya.

Sudah bertahun-tahun, karena belum tersedia sarana jembatan, penyeberangan di lokasi Krueng Teukuh, Lama Tuha mengandalkan rakit. Rakit yang dimodifikasi dari sejumlah drum itu sangat riskan digunakan sebagai sarana transformasi atau penyeberangan sungai, terutama ketika aliran sungai besar tersebut meluap.

Kendati riskan, namun rakit penyeberangan Krueng Teukuh setiap hari melayani jasa penyeberangan ratusan warga Abdya menggunakan sepeda motor, menuju lokasi area perkebunan rakyat di seberang Krueng Teukuh (Desa Lama Tuha).

Lokasi perkebunan rakyat ini lebih dekat dijangkau dari Desa Pulau Kayu dan Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh, meskipun harus menggunakan rakit penyeberangan di lokasi Krueng Teukuh.

Jika menggunakan kendaraan roda empat (mobil), lokasi tersebut bisa dijangkau melintasi jalan melingkar yang jarahnya puluhan kilomter, yaitu dari Desa Pasar Pantee Rakyat menuju Cot Seumantok, Kecamatan Babahrot tembus Jalan 30 ke Pelabuhan Teluk Surin, Kecamatan Kuala Batee.

Artinya, pembangunan jembatan rangka baja Krueng Teukuh akan membebaskan masyarakat petani dari rakit penyeberangan yang sudah dilalui bertahun-tahun.

Berdasarkan catatan Serambinews.com, pembangunan jembatan Krueng Teukuh pernah dilaksanakan tahun 2016 dengan nilai sekitar Rp 7,1 miliar sumber APBK Abdya.

Namun, sebelum pemasangan rangka baja sepanjang 60 meter tuntas dilaksanakan, jembatan tersebut ambruk diterjang banjir pada 23 Agustus 2016.

Rangka baja yang sudah jatuh ke dalam aliran Krueng Teukuh akhirnya tidak berhasil diangkat, meskipun sudah dikerahkan alat khusus ke lokasi.

Anggaran pernah dialihkan

Pada awal kepemimpinan Akmal-Muslizar, jembatan tersebut telah masuk dalam anggaran DOKA atau Otsus 2018 sebesar Rp 10 Miliar.

Sayangnya, anggaran yang telah disepekati itu 'berubah' ditengah jalan, dan dialihkan untuk pembangunan jembatan Mancang Riek, Kecamatan Setia dengan anggaran Rp 10 M.

Atas peristiwa itu, Akmal Ibrahim pun naik pitam, dan meminta agar tender jembatan Mancang Riek itu ditunda. Selain alasan tidak mendesak, juga dikhawatirkan akan menimbulkan masalah hukum dikemudian hari.

Tak sampai disitu, pada 2019 rencana pembangunan itu kembali gagal dilakukan. Atas peristiwa itu, Akmal pun mengaku kecewa dan sedih, mengingat jembatan rangka baja itu sangat didambakan oleh ribuan petani dan masyarakat.

Namun, tahun 2020 ini sudah ada kepastian dibangun lagi dengan harapan berjalan lancar sampai tuntas.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved