Wabah Virus Corona
WHO: Virus Corona Menunjukkan Betapa Buruknya Sistem Kesehatan di Dunia
WHO menilai saat ini negara sedang diuji oleh virus corona yang memperlihatkan buruknya sistem kesehatan dunia, seperti ketersediaan alat-alat medis.
Laporan Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan virus corona yang melanda dunia saat ini menunjukkan buruknya sistem kesehatan yang ada di berbagai negara di dunia.
Mengutip data dari worldometers.info, saat ini, virus Corona telah menyerang 200 negara dan wilayah diseluruh dunia.
Virus yang pertama kali berasal dari China tersebut kini sudah menginfeksi lebih dari 787.438 orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 37.846.
WHO sendiri telah menetapkan virus corona sebagai pendemi global.
Pandemi virus corona COVID-19 saat ini sedang menguji sistem kesehatan di seluruh negara di dunia.
Hal ini di karenakan meningkatnya permintaan yang cepat terhadap fasilitas kesehatan.
Serta petugas kesehatan yang kewalahan dan tidak dapat bekerja secara efektif.
"Virus Corona atau COVID-19 memperlihatkan betapa rapuhnya sistem dan layanan kesehatan dunia, hingga memaksa negara-negara untuk mengambil pilihan yang sulit untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melansir dari situs WHO, Selasa (31/3/2020).
WHO menilai saat ini negara sedang di uji oleh virus corona yang memperlihatkan betapa buruknya sistem kesehatan dunia, mulai dari langkanya alat tes, masker, hingga APD.
Banyak dari para tenaga medis bekerja dengan alat yang terbatas dan pasien yang tidak kebagain alat ventilator.
Hingga petugas medis yang kelelahaan, bahkan berujung pada kematian akibat terus menerus bekerja dan terpapar virus.
China, Amerika, Italia, Spanyol, Jerman, Iran dan negara lainnya mengalami kewalahan yang luar biasa dalam menghadapi serangan virus mematikan ini.
Hal ini menyadarkan dunia betapa buruknya sistem dan layanan kesehatan di negara-negara dunia.
Padahal, banyak pelajaran penting yang dapat di ambil oleh dunia ketika pandemi global sebelumnya telah menyearang dunia.
WHO mengungkapkan wabah sebelumnya telah menunjukkan bahwa sistem kesehatan dunia mengalami kewalahan.
WHO mencontohkan saat terjadi wabah Ebola di tahun 2014 – 2015 yang disebabkan oleh kegagalan sistem kesehatan dunia.
Kemudian, peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh campak, malaria, HIV/AIDS, dan TBC yang juga disebabkan oleh gagalnya sistem layanan kesehatan dunia yang mengakibatkan kematian melebihi dari wabah Ebola.
“Pertahanan terbaik terhadap wabah apapun adalah sistem kesehatan yang kuat dan bagus,” tegas Ghebreyesus.
Untuk membantu negara dalam melalui tantangan-tantangan ini, WHO telah memperbarui pedoman operasional dalam menuntun negara untuk merespons langsung COVID-19.
WHO juga mengingatkan kepada negara-negara untuk mempertahankan pentingnya layanan kesehatan dan mengurangi risiko buruknya layanan kesehatan.
WHO meminta panduan ini untuk segera dipertimbangkan oleh negara-negara baik di tingkat nasional, regional, dan lokal untuk mengatur kembali dan mempertahankan akses ke layanan kesehatan dasar berkualitas tinggi untuk semua rakyat.
Negara-negara harus mengidentifikasi layanan-layanan penting yang akan diprioritaskan dalam upaya menjaga kesinambungan pemberian layanan.
Serta membuat perubahan strategis untuk memastikan bahwa sumber daya yang semakin terbatas memberikan manfaat maksimal bagi warga.
WHO juga meminta negara-negara harus mematuhi standar tertinggi dalam tindakan pencegahan, terutama dalam praktik kebersihan, dan penyediaan pasokan yang memadai termasuk peralatan perlindungan diri.
Hal ini membutuhkan perencanaan yang kuat dan tindakan terkoordinasi antara pemerintah dan fasilitas kesehatan dan pihak lain.
WHO mengungkapkan layanan penting meliputi: vaksinasi rutin; layanan kesehatan reproduksi termasuk perawatan selama kehamilan dan persalinan; perawatan bayi muda dan lansia.
Kemudian, pengelolaan kondisi kesehatan mental serta penyakit tidak menular dan penyakit menular seperti HIV, malaria dan TB.
Kemudian, terapi rawat inap kritis; manajemen kondisi kesehatan darurat; layanan tambahan seperti pencitraan diagnostik dasar, layanan laboratorium, dan layanan donor darah.
Sistem kesehatan yang terorganisir dan dipersiapkan dengan baik, dapat memberikan akses yang adil kepada penerima dan pengelola layanan selama keadaan darurat,
Sehingga dapat membatasi kematian langsung dan menghindari peningkatan kematian tidak langsung.(*)
• Malam Kedua Penerapan Jam Malam, Suasana Jalanan Kota Langsa Mulai Sepi
• VIDEO - Komunitas Aceh Malaysia Salurkan Bantuan Pangan di Gombak Selangor
• UPDATE Taushiyah MPU, Kegiatan Ibadah Harus Ikuti Prosedur Kesehatan, Bagaimana Doa Tolak Bala?
• Bayi 4 Bulan Positif Virus Corona Tak Lagi Sesak Napas, Kini Kondisinya Membaik