Anda Percaya Bahwa Susu Dapat Melawan Virus Corona, Ini Penjelasan Ilmiahnya

BNF menyatakan bahwa tidak ada makanan atau suplemen yang dapat melindungi diri seseorang dari virus Corona.

Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Pengurus KNPI Aceh Barat saat mengantarkan susu beruang kepada salah satu petugas medis di IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Sabtu (28/3/2020). 

BNF menyatakan bahwa tidak ada makanan atau suplemen yang dapat melindungi diri seseorang dari virus Corona.

Laporan Yeni Hardika 

SERAMBINEWS.COM – Jika Anda mempercayai bahwa susu dapat melawan virus Corona, ternyata pendapat tersebut keliru.

Merangkum halaman reuters.com Kamis (2/3/2020), sebuah postingan yang mengklaim bahwa covid-19 dapat diperangi dengan meminum susu viral di Amerika Serikat.

Postingan yang mengatakan bahwa susu mengandung laktoferin yang dapat membantu melawan virus tersebut telah dibagikan sebanyak 1.500 kali.

Selain itu, disebutkan pula vitamin C dan seng yang terkandung di dalam susu memainkan peran yang sangat penting dalam memperkuat kekebalan tubuh seseorang.

Pendapat itu kemudian dibantah oleh British Nutrition Fondation (BNF) yang merupakan sebuah yayasan nutrisi di Inggris.

Petugas Puskesmas Ingin Jaya Gunakan APD Lengkap Jemput Wanita Misterius yang Lari ke Kantor Serambi

Fraksi Golkar DPRA Desak Pemerintah Perhatikan Ekonomi Rakyat Pasca Covid-19, Ini Kata Ali Basrah

Dampak Cegah Corona, Harga Bumbu Dapur di Pasar Inpres Tapaktuan Turun, Pembeli juga Berkurang

BNF menyatakan bahwa tidak ada makanan atau suplemen yang dapat melindungi diri seseorang dari virus Corona.

“Tidak ada makanan atau suplemen yang dapat melindungi diri Anda dari virus Corona,” pernyataan BNF dikutip dari reuters.com.

Meski demikian, BNF tidak menampik kemungkinan hubungan antara nutrisi dengan kekebalan tubuh untuk membantu melawan infeksi virus.

BNF berpendapat bahwa memiliki banyak nutrisi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. 

Selain dari pola makan sehat yang berperan penting dalam mendukung fungsi kekebalan tubuh.

Pendapat yang menyatakan Vitamin C dan seng memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh memang dibenarkan.

National Institutes of Healt (NIH), sebuah lembaga penelitian medis yang berada dibawah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat membenarkan pernyataan itu.

Menurut NIH,  vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik untuk melindungi tubuh dari penyakit.

Sedangkan seng dapat membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan invasi bakteri dan virus.

Namun sayangnya, vitamin C dan seng tidak banyak terdapat di dalam susu.

Berdasarkan data nutrisi dan makanan yang dicantumkan oleh Departemen Pertanian AS (USDA), dalam segelas susu murni non-merk, terdapat 0,903 mg seng dan 0 mg vitamin C.

National Dairy Council (NDC), sebuah asosiasi perdagangan professional yang mewakili industri susu di Amerika Serikat juga telah mengkonfirmasi pernyataan itu kepada reuters.

Mereka mengatakan bahwa susu sapi bukanlah sumber vitamin C atau seng yang baik berdasarkan definisi Food and Drug Administration, tentang apa yang disebut sebagai sumber baik.

NDC kemudian memberi daftar nutrisi lainnya yang terkandung di dalam susu sapi.

Termasuk di dalamnya vitamin A, D, dan protein yang dapat membantu menjaga fungsi kekebalan tubuh agar tetap sehat.

Lebih lanjut lagi, NDC mengkonfirmasi bahwa sumber seng yang baik terdapat di dalam yoghurt, bukan dalam kandungan susu.

Mereka juga menyebutkan bahwa efek laktoferin yang disebut sebagai protein di dalam kandungan susu tidak banyak diketahui pengaruhnya terhadap sistem kekebalan tubuh.

Kepada reuters.com, NDC telah mengatakan bahwa pengujian terhadap senyawa laktoferin terbatas dan memperoleh hasil yang beragam.

Seorang ahli gastroenterology dari Langone Medical Center, Universitas New York, Mark Pochapin juga mengatakan bahwa ia tidak berpikir bahwa benar-benar ada manfaat kesehatan yang signifikan yang diberikan oleh senyawa Laktoferin.

Sama seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mark lebih menyarankan orang-orang hanya cermat mencuci tangan, menyentuh wajah dan menjaga jarak dengan yang lainnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved