Uptade Corona di Subulussalam

PDP di Subulussalam Positif Versi Rapid Test, Anak Pasien: Kami Keluarga Juga Mengarantina Diri

Seorang anak PDP pun memberikan keterangan via media sosial facebook yang diunggah, Jumat (3/4/2020) sekitar pukul 14.50 WIB tadi.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Subulussalam, Baginda Nasution memberikan keterangan terkait hasil rapid test seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di kota tersebut, Jumat (3/4/2020). 

Test ini bertujuan untuk mendeteksi zat anti (antibodi) baik kelas igM maupun IgG terhadap SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid19).

Zat anti tersebut terbentuk saat seseorang terpapar dg SARS-Cov-2 tapi perlu waktu beberapa hari setelah paparan.

IgM muncul lebih dulu diikuti IgG beberapa hari kemudian.

Artinya apa? Pada saat seseorang sudah "mengandung" virus SARS-Cov-2 di tenggorokannya bisa jadi IgM dan atau IgGnya belum terdeteksi oleh test kit serologi ini.

Jadi kalau hasil test negatif jangan lega dulu.

Tetap jaga jarak 1-2 meter dan hindari ke tempat umum, serta cuci tangan, karena hasil negatif dapat berarti 2 kemungkinan: pertama yang bersangkutan  betul-betul bersih tidak terpapar, tapi juga tidak kebal.

Kedua, yang bersangkutan  sudah infeksius tapi belum membentuk IgM atau IgG anti SARS-CoV2, sehingga berpotensi menularkan pada orang lain.

Karenanya, tandas Risdianty jangan merasa aman dari penularan (tertular atau menularkan) SARS-CoV-2 bila hasil IgM/G negatif.

“Rapid test kita udah diuji litbangkes. Negatif pun belum tentu betul-betul negatif karea  bisa saja antibodi belum terbentuk. Jadi tetaplah waspada,” imbau Risdianty

Menyangkut pasien PDP nomor 3 yang positif berdasarkan rapid test, Risdianty mengatakan secara klinis juga mengarah pada gejala covid.

Sejak awal, sang pasien sudah mengalami gejala demam tinggi, batuk dan sakit tenggorokan.

Kemudian, lanjut Risdianty gejala sang PDP nomor 3 ini semakin berat karena diikuti sesak napas hingga diare.

Maka itu bukan pun melalui rapid test PDP nomor 3 mengarah pada gejala covid dan disarankan dirujuk ke RSUDZA.

PDP nomor 3 ini sendiri memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Umum Daera Kota Subulussalam, dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid test.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Subulussalam, Baginda Nasution dalam, konferensi pers, Jumat (3/4/2020) menyatakan pemeriksaan rapid test bukan hasil final untuk menentukan positif covid-19.

Jumpa pers yang digelar di Posko Induk Covid turut dihadiri Wakil Wali Kota Subulussalam, Drs Salmaza MAP, Direktur RSUD Subulussalam dr Dewi Sartika Pinem dan Jubir Satgas Covid RSUD Subulussalam, dr Diana Dewi.

Disebutkan, pihak RSUD Subulussalam sudah melakukan pemeriksaan terhadap PDP Nomor 3 menggunakan rapid test corona dan hasilnya positif.

Namun, kata Baginda, sesuai dengan pedoman Kemenkes, bahwa rapid test bukanlah alat untuk menentukan positif ataupun negatif seseorang terhadap virus Covid-19.

Karenanya, untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti, RSUD Subulussalam akan merujuk pasien PDP Nomor 3 ini ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

“Jadi pemeriksaan dengan rapid test belum menjadi hasil final. Nanti pastinya adalah dari laboratorium.

Makanya pasien PDP nomor 3 ini akan kita rujuk ke RSUDZA Banda Aceh," kata Baginda.

"Sebab untuk mengetahui seseorang positif atau negatif, harus berdasarkan hasil laboratorium Litbangkes dari Kemenkes RI, bukan melalui rapid test,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Humas Satgas Covid-19 RSUD Kota Subulussalam, dr Diana Dewi.

Dia mengatakan adanya PDP yang dirawat di RSUD menjalani pemeriksaan dengan Rapid Test Covid-19.

PDP tersebut berjenis kelamin pria, usia sekitar 65 tahun dan memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta, 14 hari sebelum mengalami gejala sakit.

Dikatakan versi rapid test, PDP tersebut memang positif. Namun ini belum dapat diartikan covid.

Dokter Diana Dewi menambahkan sesuai literatur bahwa rapid test bukan alat khusus mendeteksi covid-19, melainkan grup keluarga corona.

Grup keluarga corona ini bisa Cov (HCoV), SARS-CoV, MERS-CoV.

Diakui, rapid test merupakan alat deteksi awal dan lebih cepat terhadap seseorang apakah terinfeksi virus atau tidak.

Untuk mengetahui secara final, harus melalui Swab laboratorium Litbangkes dari Kemenkes RI.

"Rapid test memiliki kelemahan yaitu kurang akurat dibandingkan pola Polymerase Chain Reaction (PCR)," katanya.

Penjelasan Jubir GTPP dan Satgas Covid-19 RSUD Kota Subulussalam ini menyikapi kabar adanya pasien di sana yang positif corona.

Kabar tersebut telah menyebar sejak Jumat (3/4/2020) pagi dan menjadi bahasan masyarakat di media sosial (medsos) facebook dan grup WhatsApp.

Berdasarkan pemantauan di media sosial baik facebook maupun whatsapp kabar soal pasien PDP yang positif covid dari hasil rapid test ini menyebar cepat. Bahkan alat rapid test termasuk nama PDP juga menyebar luas di medsos.

Pasien PDP yang postif covid versi rapid test ini berjenis kelamin pria dengan usia sekitar 65 tahun.

Dia dirawat di RSUD Subulussalam sejak Sabtu (28/3/2020) malam. Sebelum dirawat, sang pasien ini sudah beberapa hari demam tinggi disertai sejumlah gejala mirip covid-19.

Namun awalnya pasien enggan dirawat di RSUD. Setelah melalui berbagai cara akhirnya sang pasien bersedia mengikuti saran medis untuk dirawat.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, PDP tersebut memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta dalam misi dakwah.

PDP yang berusia 65-an tahun ini kabarnya berada di Jakarta selama 10 hari.

Saat berangkat PDP tersebut menggunakan armada kapal laut dan pulang jalur darat dengan bus.

Selama di Jakarta PDP sudah mengalami gejala sakit yang diyakini akibat asam lambung kambuh.

”Dia sudah sakit dari Jakarta. Sebanarnya ada gejala asam lambung dan selama di Jakarta makan pun susah,” terang rekan PDP.

Selain pria tersebut, rekannya yang satu rombongan juga dikabarkan mengalami demam sepulang dari Jakarta.

Ketika ditanyai apakah lokasi kegiatan antara PDP di Subulussalam dengan ustaz yang positif di Aceh Besar, sumber Serambinews.com membantah.

Menurut sumber ini, PDP di Subulussalam ini tidak satu acara dengan ustaz di Aceh Besar yang dinyatakan positif corona.

Adapun ustaz yang di Aceh Besar tersebut, kata sumber melakukan perjalanan ke Sulawesi sementara rekannya di Subulussalam di Jakarta. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved