Anak Krakatau Meletus, Dunia Sempat Terguncang Akibat Letusan Krakatau 1883
Letusan gunung Krakatau 1883 sebagai salah satu letusan gunung berapi yang dahsyat dan berbahaya dalam sejarah bencana di Indonesia.
Letusan gunung Krakatau 1883 sebagai salah satu letusan gunung berapi yang dahsyat dan berbahaya dalam sejarah bencana di Indonesia.
Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gunung Anak Krakatau kembali meletus, kejadian tersebut kembali tercatat pada Jumat (10/4/2020) malam.
BMKG menjelaskan bahwa berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan menggunakan Tide Gauge dan Radar Wera menunjukkan erupsi Gunung Anak Krakatau tidak memicu terjadinya tsunami.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung yang cukup aktif dan letusan gunung Krakatau 1883 merupakan bencana vulkanik terdahsyat pada abad ke-19 setelah Gunung Tambora 1815 dan menjadi catatan dalam sejarah vulkanik dunia.
Woods dalam bukunya Volcanoes, menjelaskan Di Indonesia, diperkirakan sekitar 175.000 manusia tewas akibat bencana letusan gunung berapi sejak 400 tahun yang lalu.
Pada periode yang sama, jumlah korban tewas akibat letusan gunung berapi di dunia sendiri sekitar 300.000 orang, yang berarti setengahnya adalah dari Indonesia.
Letusan gunung Krakatau 1883 sebagai salah satu letusan gunung berapi yang dahsyat dan berbahaya dalam sejarah bencana di Indonesia.
• Cegah Covid-19, Ridwan Kamil: Gunakan Masker Kain Kalau Bisa dari UKM
• Masker Primadona di Pasar Ternak Geulumpang Payong, Begini Keadaannya
• Atap Rumah Warga Copot, Badai Kembali Landa Aceh Singkil
Letusannya yang hebat telah meruntuhkan Pulau Rakata ke dalam laut. Furneaux dalam bukunya Krakatoa menganalogikan letusan Gunung Krakatau tahun 1883 sebagai bencana alam yang memiliki kedahsyatan yang sama dengan kisah masyarakat Pompeii dan Heculaneum, di mana sebuah kota dan masyarakat kuno yang makmur terkubur oleh letusan besar Gunung Vesuvius.
Letusan besar Gunung Krakatau terjadi pada 26 dan 27 Agustus 1883.
Saat itu, Krakatau yang mengeluarkan jutaan ton batu, debu, dan magma, materialnya menutupi wilayah seluas 827.000 km².
Pada hari kedua, letusan Krakatau diikuti oleh gelombang besar tsunami yang membawa material vulkanik berupa magma dan batu panas menghantam pesisir Lampung dan Banten.
Gelombang tsunami dari letusan Krakatau mencapai hingga Afrika atau meliputi sekitar seperempat bumi.
Sedangkan, suara letusan Krakatau mencapai Srilangka dan Karachi di bagian barat; Perth dan Sydney di bagian timur.
Tom Simkin dan Richard S. Fiske dalam bukunya Krakatau Eruption 1883: the Volcanic Eruption and Its Effects, menyebutkan bahwa letusan Krakatau bisa dikategorikan sebagai peristiwa letusan bersejarah paling terkenal di dunia.
