Update Corona di Gayo Lues
Hindari Keramaian di Tengah Wabah Corona, Warga di Gayo Lues Memilih Mengasingkan Diri ke Gunung
Bahkan saat ini, salah satu upaya untuk pencegahan dan penyebaran wabah Covid-19, warga sebagian besar milih disibukkan melakukan penyulingan minyak s
Penulis: Rasidan | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Rasidan I Gayo Lues
SERAMBINEWS.COM, BLANGKRJEREN - Sebagian besar warga Kabupaten Gayo Lues (Galus) saat ini memilih naik gunung untuk beraktivitas di tengah pandemi corona yang menjangkiti berbagai negara.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambinews.com, dari sejumlah petani dan warga di beberapa kecamatan di kabupaten itu mengaku warga memilih untuk menghindari keramaian dan perkumpulan dengan cara mengasingkan diri naik gunung untuk beraktivitas dengan melakukan penyulingan minyak sere wangi.
Bahkan saat ini, salah satu upaya untuk pencegahan dan penyebaran wabah Covid-19, warga sebagian besar milih disibukkan melakukan penyulingan minyak sere wangi tersebut.
• Saf Shalat Berjamaah di Masjid Raya Banda Aceh Mulai Dirapatkan Lagi
• Dianggap Tidak Sehat dan Dibuang, Air Rebusan Mie Instan Ternyata Punya Manfaat Luar Biasa
• Suplai Listrik Megap-megap, Warga Kecamatan Sungai Mas Keluhkan Pelayanan PLN
Bahkan harga komoditi andalan masyarakat Galus itu saat ini masih stabil.
"Di tengah situasi pandemi corona, sebagian besar warga di Galus memilih untuk melakukan penyulingan minyak di kebun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," kata Jamaludin, warga Kecamatan Kutapanjang dibenarkan rekannya kepada Serambinews.com, Jumat (10/4/2020).
Begitu juga halnya diakui, petani sere dan warga lainnya di kecamatan Blangjerango dan Dabun Gelang.
"Saat ini harga minyak sere wangi (Atsiri) di Galus masih berkisar sekitar Rp 160.000 hingga Rp 165.000 per kilogram,"sebutnya.(*)