Virus Corona Serang Dunia

Amerika Serikat Catatkan Kematian Corona Tertinggi di Dunia, Negara Pertama 2.000 Kematian Sehari

Amerika Serikat ( AS) melewati Italia sebagai negara dengan angka kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON DC - Amerika Serikat ( AS) melewati Italia sebagai negara dengan angka kematian akibat virus corona tertinggi di dunia.

Pada Sabtu (11/4/2020), Negeri "Uncle Sam" mencatatkan 20.577 korban meninggal berdasarkan data yang dirilis oleh situs Worldometers.

Dengan data mortalitas sempat mencapai 2.000 dalam satu hari, AS menggeser Italia yang sempat mencatatkan angka kematian tertinggi virus corona.

Spanyol, negara yang juga terdampak wabah Covid-19, total membukukan 16.606 kematian, sebagaimana diberitakan oleh Sky News.

Meski begitu, Negeri "Matador" melaporkan mortalitas terendah, 510, dalam 19 hari terakhir Memunculkan harapan bahwa mereka sudah melewati puncak pandemi.

Negara Bagian New York menjadi episentrum wabah di AS, di mana mereka mengumumkan lebih dari 180.000 kasus infeksi dari total 532.000 kejadian penularan.

Gubernur Andrew Cuomo dalam konferensi pers menyatakan, dalam beberapa hari terakhir pihaknya melihat data yang relatif sama.

"Anda bisa mekihat entah bagaimana, data ini stabil, tetapi stabil secara mengerikan. Ini adalah angka luar biasa di tengah duka yang juga luar biasa," kata dia.

Dikutip BBC, pada Sabtu setiap negara bagian di AS mengumumkan wilayah mereka berada dalam keadaan darurat bencana untuk merespons Covid-19.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci, menerangkan mereka kini mulai mengalami tren penurunan.

Meski begitu, Fauci menegaskan upaya mitigasi, di antaranya adalah social distancing, tidak boleh langsung dicabut begitu saja.

Rekomendasi social distancing dari pemerintah pusat, dikeluarkan oleh Presiden Donald Trump, berlaku hingga 30 April nanti.

Trump sendiri menghadapi tekanan ganda.

Selain pandemi virus corona, setidaknya 16 juta orang kehilangan pekerjaan karena patogen tersebut.

Pada Jumat (10/4/2020), presiden 73 tahun itu menyatakan sudah membentuk dewan yang khusus menangani dampak medis maupun ekonomi.

Trump menerangkan, dewan itu pada pekan depan bakal membantunya terkait "keputusan besar yang akan diambil" untuk mengatasi kolapsnya ekonomi.

AS Negara Pertama yang Catatkan 2.000 Kematian Covid-19 dalam Sehari

Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama di dunia yang mencatatkan lebih dari 2.000 korban meninggal akibat virus corona dalam sehari.

Angka tersebut tercatat pada Jumat (10/4/2020), yang membuat Negeri "Uncle Sam" kian muram di saat miliaran orang di seluruh dunia merayakan hari Paskah.

Dilansir dari AFP, pada Jumat AS melaporkan 2.108 korban meninggal baru yang merupakan jumlah korban harian tertinggi dibandingkan negara mana pun.

Dengan lebih dari 500.000 kasus infeksi Covid-19 yang dilaporkan, AS juga memiliki kasus virus corona terbanyak di dunia.

Sementara itu jumlah kasus secara global kini mencapai lebih dari 1,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 103.000 pada Jumat.

Namun Presiden Donald Trump mengatakan, dengan jumlah kasus di AS yang "mendekati puncaknya" dan physical distancing yang bekerja dengan baik, dia mempertimbangkan untuk menggerakkan kembali roda perekonomian.

Trump mengakui risiko kematian akan lebih tinggi jika bisnis dimulai kembali terlalu cepat.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun pada Jumat telah memperingatkan negara-negara agar tidak mencabut lockdown terlalu cepat.

"Tapi tahukah Anda? Tetap di rumah menyebabkan kematian juga," kata Trump menunjuk pada penderitaan ekonomi besar-besaran bagi jutaan orang AS.

Gubernur New York Andre Cuomo mengatakan, jutaan orang di negara bagian harus dites virus corona sebelum perekonomian dimulai lagi.

New York sendiri adalah negara bagian dengan dampak Covid-19 terparah di Negeri "Uncle Sam" dengan 172.358 kasus dan 7.844 korban meninggal hingga Sabtu (11/4/2020).

Banyaknya korban berjatuhan di New York membuat pemerintah setempat langsung menggali kuburan massal.

Lokasi yang dipilih adalah di Pulau Hart di luar Bronx, yang telah digunakan selama lebih dari 150 tahun oleh pejabat kota, sebagai situs pemakaman massal bagi orang-orang yang tidak memiliki kerabat dekat atau yang keluarganya tidak mampu membayar biaya pemakaman.

Dilansir dari BBC, foto-foto telah bermunculan menunjukkan para pekerja dengan baju hazmat mengubur peti mati di kuburan massal New York City.

Rekaman dari drone juga menunjukkan para pekerja menggunakan tangga untuk turun ke lubang besar tempat peti mati ditumpuk.

Kegiatan pemakaman di situs tersebut telah meningkat di tengah pandemi virus corona.

Dari yang biasanya seminggu sehari kini menjadi seminggu lima hari, menurut Departemen Pemasyarakatan.

Tahanan dari Pulau Rikers biasanya yang melakukan pekerjaan itu, tetapi dengan meningkatnya beban kerja baru-baru ini diambil alih oleh kontraktor.

Dukung Kegiatan KKB dan Sediakan Tempat Persembunyian, Security PT Freeport Ditetapkan Tersangka

5 Upaya Jokowi Selamatkan Nasib Karyawan Kena PHK Selama Wabah Corona, Termasuk Berikan Insentif

Ini Sejumlah Daerah di Aceh yang Diprediksi Dilanda Hujan Hingga Tiga Hari ke Depan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Catatkan Negara dengan Angka Kematian Virus Corona Tertinggi di Dunia"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved