Update Corona di Aceh

IDI Ingatkan Masyarakat Aceh Tak Boleh Lengah karena Covid-19 Belum Berakhir

Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (12/4/2020) malam.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/MAWADDATUL HUSNA
Ketua IDI Aceh, DR Dr Safrizal Rahman MKes SpOT (kedua dari kanan) menyampaikan terkait merebaknya wabah virus corona saat berkunjung ke Kantor Harian Serambi Indonesia, di Jalan Raya Lambaro Km 4,5, Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya, Aceh Besar- Banda Aceh, Selasa (10/3/2020) 

Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (12/4/2020) malam.

Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman MKes SpOT menyatakan, seluruh masyarakat Aceh patut bersyukur dan lega. 

Pasalnya dalam beberapa hari terakhir tidak ada lagi temuan kasus Covid-19 positif baru di Aceh.

Beberapa pasien yang tadinya sempat dirawat di RSU dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh pun sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (12/4/2020) malam.

"Namun, kita tidak boleh lengah dan menurunkan kewaspadaan diri karena pandemi ini belum berakhir.

Kasus Covid-19 positif masih terus bertambah di beberapa kota lain di Indonesia, bahkan secara nasional kasus kita memasuki angka 4.000-an, begitu pula di negara tetangga," kata Safrizal. 

Sudah 27.000 Orang Diperiksa Pakai Metode PCR, Bandingkan dengan Negara Tetangga

VIDEO - Angin Puting Beliung Terbangkan Atap LP Meulaboh Aceh Barat, Sejumlah Napi Diungsikan

Jadwal Lengkap Belajar dari Rumah di TVRI 13-15 April 2020 untuk Siswa, Orangtua, dan Guru

Menurutnya, dengan kondisi Aceh yang terbuka bagi pendatang, maka masih ada kemungkinan wabah Covid-19 merebak kembali di Aceh.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus siaga, jangan menganggap remeh, apalagi menganggap ini sudah selesai.

"Semua pihak harus tetap mengikuti anjuran pemerintah guna melindungi diri, keluarga, dan masyarakat," imbuhnya.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ini mengingatkan, penularan virus Corona terjadi melalui percikan yang keluar pada saat seseorang batuk, bersin, atau bahkan berbicara.

"Nah, jika kita terhirup droplet yang keluar, maka virus corona pun akan masuk ke dalam tubuh," kata Safrizal.

Oleh karena itu, lanjutnya, sangatlah penting untuk menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain (physical distancing).

Apalagi banyak negara membuktikan metode ini efektif memutus rantai penyebaran jika dilakukan dengan disiplin.

Selanjutnya, masyarakat Aceh dia anjurkan untuk menggunakan masker pada saat ke luar rumah.

Soalnya, virus corona juga bisa menempel di atas meja, gagang pintu, bahkan uang.

Nah, apabila seseorang menyentuh benda-benda yang sudah terkontaminasi dan memegang wajah utamanya mulut atau hidung, maka virus corona dapat masuk ke saluran napas dan menginfeksi mereka.

"Oleh karenanya, memakai masker akan melindungi hidung dan mulut dari terkena percikan ludah, dan sentuhan tangan yang memegang wajah," katanya.

Sesialis ortopedi ini juga menganjurkan masyarakat Aceh untuk mencuci tangan sebelum memegang wajah atau makanan.

Jika kesulitan menemukan air mengalir dan sabun, maka dapat menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

Permasalahannya, sambung Safrizal, kebanyakan mereka yang terinfeksi virus corona tidak menunjukkan gejala seperti batuk, pilek, atau demam.

Hal ini menyulitkan kita untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi.

Oleh karena itu, masyarakat ia imbau untuk menghindari keramaian (social distancing) dan sebisa mungkin berdiam diri di rumah (stay at home).

Langkah ini perlu diambil dalam upaya melindungi diri dan keluarga dari wabah Covid-19.

Bagi warga yang baru pulang dari daerah berdampak, dianjurkan Safrizal untuk melakukan isolasi diri di rumah selama minimal 14 hari, dengan benar-benar meminimalisasi kontak, bahkan dengan keluarga sendiri.

Apabila dalam masa isolasi diri ini timbul gejala seperti batuk, pilek, atau demam, maka segera laporkan diri ke Pusat Penanganan Covid-19/PSC (119) untuk penanganan lebih lanjut.

"Hindari mengunjungi puskesmas, klinik, atau rumah sakit untuk meminimalkan penyebaran virus," wejangannya.

Menurut Safrizal, layaknya influenza, penyakit ini bisa diderita oleh siapa saja.

Jika virus corona menginfeksi orang dengan daya tahan tubuh yang baik, maka keluhan yang timbul cenderung ringan bahkan bisa jadi tanpa keluhan sama sekali.

Sebaliknya, apabila virus ini menginfeksi orang dengan sistem imun yang lemah seperti lansia, anak-anak, atau mereka dengan penyakit penyerta, maka gejala yang timbul akan menjadi lebih berat bahkan dapat mengancam nyawa.

"Oleh karena itu, mari kita sama-sama menjaga diri, agar orangtua dan anak-anak kita juga ikut terlindungi.

Pandemi ini tidak akan berakhir kecuali masing-masing kita mau menjaga diri dan mengikuti anjuran pemerintah," demikian Safrizal Rahma. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved