Update Corona di Indonesia
Imbas Partial Lockdown di Mesir, 1.500 Mahasiswa Indonesia Butuh Bantuan
Mereka saat ini ada yang tidak bisa memenuhi kebutuhan harian mereka karena ada yang berkeluarga dan ada yang yatim piatu.
Hingga saat ini, menurut Arif belum ada mahasiswa Indonesia yang terpapar Covid-19.
Namun demikian, mereka sudah diminta selalu waspada.
Ratusan Mahasiswa Sumbar di Mesir Kekurangan Bekal
Akibat kebijakan Pemerintah Mesir memberlakukan partial lockdown atau karantina wilayah secara parsial sejak 15 Maret 2020, ratusan mahasiswa asal Sumatera Barat (Sumbar) di negara itu tidak bisa pulang. Kini mereka mengeluhkan kekurangan bekal.
Tercatat ada 320 mahasiswa Sumbar yang tergabung dalam Kesepakatan Mahasiswa Mesir (KMM).
"Kita kekurangan bekal akibat lockdown akibat wabah Covid-19 yang diberlakukan Mesir sejak 15 Maret lalu," kata Ketua KMM Abdan Syukri yang dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (14/4/2020) malam.
Abdan mengatakan, Pemerintah Mesir melarang orang keluar rumah dari pukul 20.00 sampai 06.00 waktu setempat.
Akibatnya, mahasiswa yang bekerja sambil kuliah tak bisa bekerja sehingga kekurangan bekal.
Sebanyak 75 orang anggota KMM di antaranya kuliah sambil bekerja dan tak mendapatkan kiriman dari orang tua. Ada juga di antara mereka yang mendapatkan kiriman, tetapi tak cukup sehingga harus bekerja.
Karena itu, karantina wilayah memberatkan mereka.
"Apalagi Pemerintah Mesir menerapkan denda Rp 4 juta jika melanggar aturan karantina," jelas Abdan.
Masih ada kuliah daring
Menurut Abdan, mahasiswa yang kekurangan bekal dan kiriman itu mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah ataupun lembaga di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
"Seandainya lockdown terus berlanjut, harga bahan pokok akan naik. Kini harga bahan pokok belum naik signifikan," jelas Abdan.
Abdan menginformasikan bahwa mahasiswa Minang di Mesir tidak bisa pulang karena masih kuliah (daring/online) dan akan ujian akhir semester (daring) pada 31 Mei.