Corona di Malaysia

Kisah Pahlawan Garda Terdepan Tangani Covid-19, Pasrah saat Mengetahui Ayahnya Meninggal Dunia

Mat Sariff Mohd Hariff, pria 27 tahun adalah seorang pegawai dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (BOMBA), Serawak, di Bandar Tun Hussein On

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/World Of Buzz
Mat Sariff Mohd Hariff, pria 27 tahun adalah seorang pegawai dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (BOMBA), Serawak, di Bandar Tun Hussein Onn, Selangor, Malaysia. 

Laporan Firdha Ustin I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM - Para pahlawan garda terdepan telah bekerja tanpa lelah siang dan malam untuk memastikan semua orang tetap tinggal di rumah dan semua dalam keadaan sehat.

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab penyakit Covid-19 lebih jauh.

Sering kali, orang lupa bahwa pahlawan garda terdepan ini juga memiliki keluarga sendiri dan karena pandemi Covid-19 saat ini, mereka telah rela meninggalkan keluarganya.

Dilansir dari Malaysia Gazette, seorang petugas disinfeksi untuk mengekang penyebaran Covid-19, telah memendam perasaan sedih ketika tidak berada di sisi ayah kandungnya saat menghembuskan napas terakhir pada hari Minggu (12/4/2020) karena kanker otak.

Mat Sariff Mohd Hariff, pria 27 tahun adalah seorang pegawai dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (BOMBA), Serawak, di Bandar Tun Hussein Onn, Selangor, Malaysia.

Dia mengatakan bahwa ketika dia mendengar kabar ayahnya meninggal, dia merasa lemah dan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berserah diri kepada Tuhan.

Dia mendapatkan kabar meninggal ayahnya dari sang adik, dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk menenangkan dirinya sendiri.

“Saya mengetahui berita dari adik saya pada hari Minggu sore. Sebelumnya, kami saudara kandung berhasil melakukan video call kepada ayah kami yang sudah dalam kondisi kritis,” katanya seperti dikutip dari Malaysia Gazette.

BREAKING NEWS - Polres Bireuen Tangkap Komplotan Pembobol Uang di Mesin ATM, 3 Pria dan 1 Wanita  

Seorang Dokter THT Lhokseumawe Sampaikan Hal Ini Terkait Hasil Rapid Tes Dirinya

DPRK Aceh Tamiang Persoalkan Kelebihan Bayar 24 Paket dan Penggunaan Dana BOS di Disdikbud

Pada awalnya, dia ingin membeli tiket untuk pulang langsung dan bahkan meminta izin kepada atasannya.

Namun, dia menyadari bahwa bahkan jika dia melakukan itu, dia masih tidak dapat menghadiri pemakaman ayahnya karena pembatasan MCO atau pemberlakuan lockdown di Malaysia.

Berfokus pada pekerjaannya sebagai seorang garda terdepan yang membersihkan jalan-jalan dan tempat-tempat lain, dia mencoba mengikhlaskan kepergian ayahnya.

Dia sekarang lebih termotivasi dari sebelumnya untuk memastikan bahwa negara itu akan kembali normal.

“Sebenarnya, ketika saya mendapat berita, saya merasa lemah dan sedih. Sebagai anak tertua, orang tua saya membesarkan saya dengan penuh kasih dan hati-hati.

Tapi ... apa yang harus dilakukan? Kami hidup berjauhan dan negara ini dalam masa sulit. Ini adalah ujian tidak hanya untuk saya tetapi juga seluruh keluarga saya," kata Mat Sariff, dikutip dari Malaysia Gazette.

Dia mengatakan bahwa sejak itu, rekan-rekannya sangat mendukung dan terus-menerus menyarankan dia untuk bersabar dan juga menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Dukungan mereka membantunya untuk menempatkan kesedihannya di benaknya meskipun kadang-kadang, itu muncul. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved