Update Corona di Aceh

Di Posko Covid-19 Perbatasan Hanya Seorang Petugas yang Pakai APD, Ternyata dari Sini Sumbernya

Seharusnya, seluruh anggota tim yang bertugas di posko tersebut dilengkapi dengan APD standar.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Jamaluddin
SERAMBINEWS.COM
Salah satu kamar di Wisma SKB Aceh Tamiang, sudah layak huni, Kamis (16/4/2020). Wisma ini dan GOR Aceh Tamiang akan difungsikan sebagai pusat isolasi warga yang terkait kasus Corona. 

Keluhan Syuibun tersebut ternyata sedikit terbantu setelah yayasan kemanusiaan di kabupaten itu bernama Gerakan Berbagi Tamiang (Gebetan) menyerahkan bantuan berupa cover all enam pasang, masker 100 lembar, dan alat pelindung wajah (face shield) lima unit.

Namun, tetap saja bantuan itu belum cukup untuk semua petugas.

Sebab, dalam satu sif, petugas yang dikerahkan terdiri atas lima orang dari dinas kesehatan, sepuluh orang dari dinas perhubungan, enam orang dari badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), serta sejumlah anggota TNI/Polri dan Satpol PP.

Keluhan hampir sama juga disampaikan Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Aceh Tamiang, Syahri.

Viral, Ribuan Telur Ayam Kedaluwarsa yang Dibuang Menetas dengan Sendirinya

Suami Ajak Istri Hubungan Intim Bertiga di Kamar Hotel Usai Malam Pertama, Alasannya Faktor Ekonomi

Menurutnya, Posko Bersama Penanggulangan Penyebaran Virus Covid-19 Aceh Tamiang, hingga kini belum bisa menjalankan fungsinya sebagai garda terdepan dalam memeriksa pendatang ke Aceh, secara maksimal.

Penyebabnya, sebut Syahri, antara lain, posko tersebut masih kekurangan anggaran, petugas, dan peralatan yang dibutuhkan.

Sehingga, posko yang didirikan di kompleks Terminal Terpadu Kualasimpang, ini hanya memeriksa kendaraan yang masuk dari Sumatera Utara pada waktu-waktu tertentu saja.

Kondisi itu juga mengakibatkan masih banyak kendaraan, khususnya mobil pribadi yang lolos dari pemeriksaan.

Saudi Catat 518 Kasus Baru Corona

Sosok Tandi Kogoya, KKB Papua yang Tewas Ditembak Satgas TNI-Polri, Bunuh WNA di Kantor Freeport

Amatan Serambinews.com di lokasi, Kamis (16/4/2020), pemeriksaan terhadap penumpang bus, mobil pribadi, dan berbagai jenis kendaraan lain memang mulai diperketat seiring tersedianya satu bilik disinfektan di posko tersebut.

Semua penumpang kendaraan diharuskan menjalani pemeriksaan suhu tubuh, lalu masuk ke bilik disinfektan, dan kemudian diakhiri dengan pengukuran suhu tubuh tahap kedua.

Ia mengakui, sistem pemeriksaan pendatang ke Aceh di posko tersebut harus ditingkatkan.

Selain butuh penambahan peralatan yang dibutuhkan seperti rapid test, Syahri juga berharap Pemerintah Aceh bersedia mengucurkan anggaran yang memadai untuk posko tersebut, supaya pendatang yang masuk ke Aceh melalui jalur darat benar-benar terawasi dengan baik.

“Di posko belum ada rapid test. Kami sudah coba membeli, tapi harganya naik dratis delapan hingga sepuluh kali lipat dari biasanya,” ungkap Syahri.

Saat ini, sebut Syahri, pemeriksaan pendatang ke Aceh di posko perbatasan tersebut dilakukan dalam kondisi serba terbatas.

“Dengan keterbatasan tenaga, anggaran, dan peralatan, kami tidak bisa memeriksa semua kendaraan yang masuk ke Aceh.

Kisah Moch Hafidh, Bocah 9 Tahun Sumbangkan Tabungannya untuk APD Petugas Medis

Perawat Ini Meninggal Akibat Virus Corona Saat Hamil, Bayinya Lahir dalam Kondisi Sehat

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved