Update Corona di Bireuen

Dampak Corona, Tak Ada Pesta Pernikahan dan Wisuda, Usaha Penjualan Bunga Segar di Bireuen Tutup

Salah satu yang harus tutup di Bireuen, usaha jasa atau jual beli bunga segar untuk pesta pernikahan, ulang tahun, arisan dan acara-acara seremonial

Penulis: Ferizal Hasan | Editor: Mursal Ismail
FOR SERAMBINEWS.COM/Kiriman Mutia Sari
Mutia Sari, penjual bunga segar di Bireuen yang harus gulung tikar akibat pandemi Covid-19. 

Salah satu yang harus tutup di Bireuen, usaha jasa atau jual beli bunga segar untuk pesta pernikahan, ulang tahun, arisan dan acara-acara seremonial lainnya.

Laporan Ferizal Hasan I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Akibat wabah virus corona (Covid-19) yang melanda dunia, tidak terkecuali di Indonesia, khususnya di Aceh, perekonomian masyarakat lumpuh.

Segala sektor usaha masyarakat, mulai kelas atas hingga masyarakat kelas bawah, terpaksa tutup. 

Akibatnya, banyak karyawan yang diputuskan hubungan kerjanya (PKH).

Seperti di Bireuen, banyak usaha masyarakat harus tutup atau gulung tikar.

Salah satu yang harus tutup di Bireuen, usaha jasa atau jual beli bunga segar untuk pesta pernikahan, ulang tahun, arisan dan acara-acara seremonial lainnya.

Perantau Abdya yang Pulang dari Malaysia Hindari Pemeriksaan Pos, Begini Modusnya Mengelabui Petugas

Nasib Keluarga Ini di Tengah Wabah Corona, Suami Kena PHK, Ibunya Sakit di Rumah

Kelaparan Setelah Dibebaskan Karena Covid-19, Napi Program Asimilasi Kembali Mencuri

"Sejak pemerintah melarang menggelar resepsi pesta pernikahan, kami penjual bunga segar terpaksa gulung tikar, karena tidak ada pesanan," kata Mutia Sari, penjual bunga segar di Bireuen, Minggu (19/4/2020).

Mutia Sari mengatakan bunga segar yang mereka jual untuk acara pesta pernikahan, ulang tahun, arisan dan acara lainnya, dipesan dari Bandung Jawa Barat.

"Selama pandemi Covid-19, orderan bunga dari Bandung terpaksa kami stop, karena kami di sini tidak ada orderan," kata Mutia.

Akibatnya, dirinya mengaku tidak ada penghasilan dan mengalami kerugian.

Pasalnya, bunga segar yang sudah duluan dipesan layu dan tidak bisa dipakai lagi.

"Kami mengalami kerugian puluhan juta, selain itu, akibat usaha kami tutup, kami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga," terang Mutia Sari.

Kata Mutia, dirinya sangat terasa karena bunga segar laku saat ada acara pesta perkawinan, wisuda, ulang tahun dan acara lainnya.

Namun sekarang kegiatan itu tidak bisa dilakukan, jadi tidak ada yang beli bunga segar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved