Berita Jakarta

Entrepreuner Kopi Gayo, Ciptakan Alat Tetes Kopi dan Empat Varian Rasa Kopi

"Dibutuhkan waktu 18 jam untuk penetesan sari kopi guna mendapatkan aroma dan rasa kopi yang khas," ujar Roni.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Kemasan empat varian rasa kopi Gayo yang diciptakan oleh entrepreuner kopi Gayo, Roni Ilyandi. 

"Dibutuhkan waktu 18 jam untuk penetesan sari kopi guna mendapatkan aroma dan rasa kopi yang khas," ujar Roni. 

Laporan Fikar W.Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Entrepreuner kopi, pemilik Kenary Kopi, Jalan Kebayakan, Aceh Tengah, Roni Ilyandi berhasil menciptakan empat varian rasa kopi yang dia beri nama "Mane Kopi, Losee Kopi, Rembune Kopi" dan "Bengie Kopi."

Roni juga menciptakan alat sendiri yang dia sebut "alat pemecik kopi" untuk memproses racikan kopinya tersebut.

"Sementara ini, alat itu saya beri nama 'pemecik kopi," kata Roni soal alat ciptaannya tersebut.

Alat "pemecik kopi" berfungsi meneteskan kopi menggunakan gaya gravitasi dengan kecepatan enam tetes per detik. Menggunakan air bersuhu ruangan, di adopsi dari teknik kimia , maserasi dan perkolasi.

"Dibutuhkan waktu 18 jam untuk penetesan sari kopi guna mendapatkan aroma dan rasa kopi yang khas," ujar Roni.

Suami Kepergok Berduan dengan Wanita Lain di Kamar Kos, Istri Sah Malah Minta Maaf

Zikri Akbar, Pemain Persita Selama di Bireuen, Ini Latihan Dilakukan, Berharap Covid-19 Berakhir

Pejabat Pemerintah Aceh Tak Dapat Uang Meugang

Selanjutnya hasil tetesen tersebut disimpan dalam kulkas untuk pemeraman rasa dan kestabilan rasa, keawetan rasa.

Bagi para pecinta kopi dengan mudah membedakan rasa masing-masing varian, yaitu untuk varian "Mane Kopi" tidak pahit. "Losee Kopi" memiliki rasa wine yang diproses secara fermentasi dengan kulit merah kopi.

Varian "Rembune Kopi" rasanya lebih manis dan ringan, cocok untuk semua kalangan.

Sedangkan "Bengiee Kopi" rasa kopinya lebih kuat dan keras. Roni mengatakan varian "Loosee dan Bengiee Kopi" cocok untuk penikmat kopi sejati. Sehat dan bermanfaat.

Roni, usia 41 tahun, mendalami kopi secara otodidak. Kedai kopi "Kenary" yang berada di Jalan Kebayakan Aceh Tengah, selalu ramai dikunjungi pelanggan.

Menu utama Kedai Kopi Kenary adalah kopi, beberapa makanan.

Saat luang, Roni menyempatkan diri memilah-milah biji kopi hijau (green bean).

Roni menjaga cita rasa kopi yang disuguhkannya. Untuk itu ia memilih sendiri biji-biji kopi yang akan digongseng (rosting) dan kemudian dijadikan bubuk.

“Termasuk saya harus mengetahui betul sumber kebun kopi ini, karena semua itu akan mempengaruhi cita rasa,” kata Roni. Ia juga ikut menjemur kopi yang akan diolah jadi minuman dan bubuk.

Roni memproduksi bubuk kopi dengan merk “Kenary Coffee.” Ia menceritakan panjang lebar tentang keunggulan kopi arabika Gayo yang sangat diminati dunia.

“Ciri utama arabika Gayo adalah cita rasanya yang sempurna dengan rasa caramel, chocolate, herbal, dan nutty,” kata Roni. Roni 10 tahun menjalani bisnis kopi ini.

Ia juga punya kebun kopi sendiri, meski tidak begitu luas.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved