Berita Banda Aceh

Boleh Sekali Niat untuk Sebulan Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan Wakil Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali

Pertanyaan ini kadang kerap muncul menjelang Ramadhan atau saat bulan suci itu.

Editor: Mursal Ismail
Dok. Serambinews
Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali 

Pertanyaan ini kadang kerap muncul menjelang Ramadhan atau saat bulan suci itu.

Laporan Syamsul Azman | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Bolehkah sekali niat untuk satu bulan puasa Ramadhan? 

Pertanyaan ini kadang kerap muncul menjelang Ramadhan atau saat bulan suci itu. 

Nah, bagaimana sesungguhnya hukumnya. 

Sebagian ulama tidak sependapat atas sekali niat puasa untuk satu bulan penuh. 

Namun, ada juga ulama yang sepakat bahwa boleh saja sekali berniat untuk satu bulan penuh untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Lantas bagaimana dengan niat yang sebaiknya dilakukan?

Pemkab Nagan Raya Tutup 9 Tempat Wisata Untuk Cegah Covid-19

Awal Ramadhan Diperkirakan Jatuh 24 April, Lokasi Pemantauan Hilal Tidak Terbuka Untuk Umum

Kisah Siti Hajar, Janda Miskin Pemanjat Pinang Asal Aceh Diberitakan Media Malaysia, Ini Videonya

Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali menjawab pertanyaan tentang hal ini. 

Menurut Tgk Faisal Ali, sekali niat untuk satu bulan berpuasa tidak boleh dalam Mazhab Syafi’i.

Namun, Mazhab Hanafi diperbolehkan.

“Kalau sekali niat saja untuk satu bulan tidak boleh dalam Mazhab Syafi’i.

Adapun Mazhab Hanafi boleh,” tulis Tgk Faisal Ali melalui pesan WhatsApp kepada Serambinews.com, Senin (20/4/2020).

Ia menambahkan, sebaiknya untuk orang Aceh, yang mayoritas bermazhab Syafi’i, agar melakukan dalam dua cara ketika berpuasa.

“Untuk orang Aceh, yang bermazhab Syafi’i meniatkan dengan dua cara, (niat untuk satu bulan penuh pada awal malam Ramadhan dan niat setiap malam untuk satu harinya),” jelasnya.

Tgk Faisal Ali menganjurkan kepada masyarakat jika berpuasa sebaiknya melakukan niat puasa dua model pada malam awal puasa.

“Lebih baik dua model niat khusus malam awal puasa,” jelasnya.

Hal terkait dengan niat puasa ini juga terdapat dalam kitab Kifayatul Akhyar.

Dalam kitab tersebut dijelaskan niat puasa dilakukan setiap hari karena ibadah puasa adalah ibadah yang terpisah setiap harinya.

“Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadis. Tempat niat itu di hati.

Karenanya, niat tidak disyaratkan secara lisan.

Ketentuan ini disepakati bulat ulama tanpa perbedaan pendapat.

Puasa wajib diniatkan setiap malam.

Pasalnya, puasa dari hari ke hari sepanjang Ramadhan merupakan ibadah terpisah.

Coba perhatikan, bukankan puasa Ramadhan sebulan tidak menjadi rusak hanya karena batal sehari?

Kalau ada seseorang memasang niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan, maka puasanya hanya sah di hari pertama. Demikian pendapat Mazhab Syafi’i," jelas Tgk Faisal Ali. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved