Ramadhan 1441 H
Bulan Ramadhan Bukan Hanya Sekedar Berpuasa, Simak Penjelasannya
Pada bulan Ramadhan, umat muslim tidak hanya dituntut untuk menahan lapar, tapi banyak aktivitas lain yang bisa dikerjakan.
Firman Allah lainnya yang menunjukkan amar (perintah):
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raf [7]: 205)
Allah menganjurkan dzikir dalam bentuk âkhkhâdz (pikatan/memikat)
Dikatakan “âkhkhâdz” karena Allah menjanjikan secara langsung imbalannya, atau ada janji timbal balik yang sangat jelas.
Tidak hanya itu, Allah menjanjikan imbalan yang jauh lebih besar dari dzikir yang diungkapkan hamba-Nya. Allah berfirman:
“Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku maka Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS al-Baqarah [2]: 152).
Bagi Syekh Abdul Halim Mahmud, diwajibkannya puasa untuk memastikan ketakwaan seseorang dan merealisasikannya.
Beliau menggambarkan takwa sebagai komitmen terhadap sesuatu yang telah ditetapkan Allah (iltizâm mâ rasama Allah) dalam segala sesuatu, misalnya dalam kekayaan dan kemiskinan, dalam sehat dan sakit, dalam gerak dan diam.
Memang Allah telah menetapkan segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang luput dari ketetapanNya. Meski demikian, Syekh Abdul Halim Mahmud memandang ketakwaan seseorang bisa menjadi jalan keluarnya.
Dengan alasan, Allah yang menetapkan, maka Allah pula yang dapat mengubahnya.
Dalam hal ini, menurut Syekh Abdul Halim Mahmud, kuncinya adalah ketakwaan. Ia mengatakan:
“Karena itu, jika seseorang berkomitmen dalam ketakwaan, Allah akan menjadikan untuknya kelapangan disetiap kesulitan, jalan keluar disetiap kesusahan, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Dasar pendapatnya adalah firman Allah yang mengatakan:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan mengadakan jalan keluar untuknya. Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS al-Thalaq [65]: 2-3).
Ayat tersebut oleh Syekh Abdul Halim Mahmud digunakan sebagai jalan pembuka ketetapan (takdir) Allah.(SERAMBINEWS.COM/ SYAMSUL AZMAN)
• Lihat Prediksi Cuaca Sebagian Aceh Hingga Tiga Hari ke Depan di Sini
• Misteri Laboratorium di Institut Virologi Wuhan, Jadi Sorotan Disebut Sumber Virus Corona
• Ratusan Mahasiswa Malaysia yang Baru Pulang dari Aceh Dikarantina di Hotel Bintang 5 di Melaka
• Ini Empat Golongan yang Mendapatkan Keringanan tak Berpuasa Ramadhan