Corona Serang Dunia

Donald Trump Klaim Sinar Mahatari Dapat Mematikan Virus Corona, Begini Tanggapan Ilmuwan

Presiden AS, Donald Trump mengklim paparan sinar Matahari yang mengandung ultra violet dapat mematikan virus Corona

Editor: M Nur Pakar
AFP/dpa/File /Hauke-Christian Dittrich
Para ilmuwan telah mempermasalahkan penelitian misterius pemerintah AS tentang sinar matahari dapat mengurangi kelangsungan hidup virus Corona. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK – Presiden AS, Donald Trump mengklim paparan sinar Matahari yang mengandung ultra violet dapat mematikan virus Corona.

Namun, para ilmuwan di Amerika Serikat langsung garuk-garuk kepala saat mendengar penjelasan dari Presiden Donald Trump pada Kamis (23/4/2020).

Beberapa ilmuwan langsung meminta warga berhati-hati, karena masih menunggu lebih banyak bukti lagi.

Presiden AS, Donald Trump menggelar konferensi pers tentang perkembangan virus Corona di Gedung Putih, Washington, Jumat (17/4/2020).
Presiden AS, Donald Trump menggelar konferensi pers tentang perkembangan virus Corona di Gedung Putih, Washington, Jumat (17/4/2020). (AFP/ALEX WONG)

Seorang pejabat dari Departemen Keamanan Dalam Negeri membuat pengumuman yang menarik selama pengarahan pandemi harian Presiden Donald Trump.

Dengan alasan telah menunjukkan penurunan dramatis dalam kelangsungan virus di bawah sinar matahari.

Namun kenyataannya tidak ada perincian lebih lanjut tentang bagaimana penelitian itu dilakukan dan telah membuat beberapa ilmuwa menggaruk-garuk kepala.

"Sepertinya seseorang melakukan tes di suatu tempat," kata Benjamin Neuman, Ketua Ilmu Biologi di Texas A&M University-Texarkana kepada AFP, Sabtu (25/4/2020).

"Akan baik untuk mengetahui bagaimana tes itu dilakukan,” tanyanya.

William Bryan, pejabat yang merangkum temuan itu, mengatakan kepada wartawan bahwa percobaan dilakukan di Pusat Analisis dan Penanganan Biodefense Nasional di Maryland.

Dikatakan, pada permukaan baja stainless di bawah sinar matahari, virus menyusut menjadi setengah hanya dalam dua menit.

Ditambahkan, dengan suhu 70 hingga 75 derajat Fahrenheit atau 21 hingga 24 derajat Celcius dan kelembaban 80 persen, dibandingkan dengan enam jam dalam gelap.

Ketika virus ditangguhkan di udara saat di bawah sinar matahari hanya satu setengah menit ketika suhu juga 70 hingga 75 derajat Fahreheit dengan kelembaban 20 persen, berbeda dengan satu jam dalam gelap.

VIDEO - Amerika Serikat Masih Puncaki Kasus Corona di Dunia

Apakah Nikotin Dapat Cegah COVID-19 ? Ini Penjelasannya

Bisakah anjing mendeteksi COVID-19? Ini Penjelasannya

Di luar hasil itu, hanya sedikit rincian, sehingga mustahil bagi para ahli untuk memvalidasi temuan secara independen.

"Sebagai seorang ilmuwan, tentu saja saya ingin melihat studi aktual dan jumlah sebenarnya," kata ahli epidemiologi virus, Chris von Csefalvay kepada AFP.

Kita tahu, radiasi matahari yang terkandung dalam sinar ultraviolet, bagian yang tak terlihat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved