Ramadhan 1441 Hijriah

Begini Penjelasan yang Dimaksud Tidurnya Orang Berpuasa adalah Ibadah 

Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Siti Kasiyati, SAg MAg, menjelaskan untuk menjawab hal ini, maka harus harus diingat kembali tujuan puasa.

Editor: Mursal Ismail
DOKUMEN SERAMBINEWS.COM
Begini Penjelasan yang Dimaksud Tidurnya Orang Berpuasa adalah Ibadah  

Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Siti Kasiyati, SAg MAg, menjelaskan untuk menjawab hal ini, maka harus harus diingat kembali tujuan puasa.

SERAMBINEWS.COM - Bagaimana yang dimaksud tidurnya orang berpuasa sebagai ibadah? 

Pertanyaan ini sering muncul setiap bulan Ramadhan. 

Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Siti Kasiyati, SAg MAg, menjelaskan untuk menjawab hal ini, maka harus harus diingat kembali tujuan puasa.

Tujuan puasa adalah untuk mengharap pahala dengan meraih ridha Allah.

”Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbih“

Artinya:

"Barang siapa yang berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni." 

Disinfektan Sebabkan Banyak Kasus Keracunan di AS, Donald Trump Tak Mau Bertanggung Jawab

Data Penerima tak Akurat, Pembagian Sembako Bantuan Pemerintah Aceh Belum Dilakukan di Pidie

Sirajuddin Mahmud Mantan Suaminya Menikah dengan Zaskia Gotik, Imel Putri Cahyati Buka Suara

Dalam hadis tersebut dikatakan bahwa orang yang berpuasa jika puasa yang dilakukan tersebut penuh keikhlasan, maka dosanya akan diampuni.

Lantas bagaimana yang disebut dengan ikhlas?

Siti mengatakan, pada bulan Ramadhan sikap ikhlas bisa ditunjukkan dengan beribadah yang meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

"Kita memperbanyak zikir, memperbanyak sedekah, memperbanyak qiyamu-lail," tuturnya.

Maka dari itu, lebih baik waktu yang dimiliki digunakan untuk hal yang bermanfaat dibanding tidur.

"Tidur itu boleh, tidurnya orang puasa katanya ibadah, tidurnya orang puasa ibadah itu kalau sekadar beristirahat," kata dia.

Ia menjelaskan, dalam surat Al Mukminun disebutkan salah satu ciri orang yang beriman itu menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat.

"Mending untuk membaca buku, membaca Alquran atau aktivitas lain yang bermanfaat," lanjut dia.

Hal itu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah bahwa pada bulan Ramadan agar memperbanyak amalan-amalan yang baik, sehingga istirahat yang secukupnya saja.

Sebagian orang termotivasi dengan hadits berikut untuk banyak tidur di bulan Ramadhan.

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”

Dijelaskan dalam buku Panduan Ramadhan terbitan Pustaka Muslim, bahwa hadist tersebut merupakan hadis yang dho'if atau lemah.

Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Adh Dho’ifah Nomor 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).

Ibnu Rajab menerangkan, “Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala."

Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini yang bernilai ibadah (Tribunnews.com/Tio)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Benarkah Tidurnya Orang yang Berpuasa itu Berpahala? Simak Penjelasannya 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved