Feature
Rumah Roboh Disapu Angin, Satu Keluarga Miskin di Gandapura Terpaksa Sahur di Tempat Tetangga
“Saat itu sedang hujan, angin juga ada, tiba-tiba suara krak di bagian atas, kami semua ke luar dan seluruh tiang dari bambu patah dan rumah ambruk,"
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
“Saat itu sedang hujan, angin juga ada, tiba-tiba suara krak di bagian atas, kami semua ke luar dan seluruh tiang dari bambu patah dan rumah ambruk ke tanah,” ujar Aisyah Arahman.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Satu keluarga miskin di Dusun Jamuda, Desa Cot Puuk, Gandapura Bireuen, Rabu (6/5/2020) terpaksa makan sahur di rumah Abubakar, selaku tetangga rumahnya, Rabu (6/5/2020).
Keluarga malang tersebut atas nama Razali (55) bersama istrinya Aisyah Arahman (35).
Serta mereka, Ratnawati dan anak tiri dari Aisyah bernama Khalidun (25), Nurmala (18), dan Ramiza Aryanti (10).
Penyebab keluarga itu hingga makan sahur di rumah tetangga, karena rumah
sederhana terbuat dari tiang bambu, dinding pelepah rumbia, dan atap dari daun
rumbia, roboh sekitar pukul 23.30 WIB, Selasa (5/5/2020).
Saat hujan deras dan angin tidak begitu kencang.
“Saat itu sedang hujan, angin juga ada, tiba-tiba suara krak di bagian atas, kami semua ke luar dan seluruh tiang dari bambu patah dan rumah ambruk ke tanah,” ujar Aisyah
Arahman.
• Mike Tyson Latihan Tinju Lagi, Pukulannya Dinilai Masih Bisa Membunuh Seseorang
Ia menceritakan, saat kejadian suaminya sedang bekerja menarik becak di
Keude Gandapura, Bireuen.
Rumah kontruksi kayu dengan tiang dari bambu dibangun 5 tahun lalu di tanah
milik orang lain.
Suaminya sebagai penarik becak, sedangkan istrinya tidak bekerja.
Amatan Serambinews.com, tiang dari bambu patah semua, pakaian dan perlengkapan dapur terhimpit rumah, termasuk beras dan lainnya.
Keuchik Cot Puuk, Abdul Thaleb Arahman yang didampingi Ismail Adam, dan
Razali selaku pemilik rumah mengatakan, penyebab utama rumah ambruk
karena tiang dari bambu sudah lapuk, kemudian atapya juga dari daun rumbia.
Derasnya hujan menyebabkan daya tahan atap tidak kuat dan ambruk
seketika.
Rumah sederhana tersebut rusak total.
• Akibat Tidak Makan Sahur, 3 Hal Ini Bakal Terjadi pada Tubuh
Perangkat desa mengupayakan tempat berteduh sementara, sehingga sahur dan berbuka puasa bagi keluarga tersebut bisa tempat penampungan sementara.
Kadis Sosial Bireuen, Mulyadi SE MM melalui Kabid Rehabilitasi dan Jaminan Sosial,
Faisal Kamal S Sos kepada Serambinews.com mengatakan, tim relawan
lapangan menginformasikan adanya rumah warga miskin ambruk diterjang
angin yang disertai hujan deras.
Setelah memastikan kondisi kerusakan, tim relawan mengantar bantuan
masa panik.
Termasuk 10 lembar tripleks dan 10 lembar seng.
Keuchik Cot Puuk yang didampingi Kapolsek Gandapura, Ipda Melisa STrK, Ismail Adam (anggota DPRK Bireuen) dan sejumlah warga lainnya mengatakan, hasil
kesepakatan masyarakat ada balai pengajian yang sedang dibangun
dijadikan tempat penampungan sementara bagi keluarga tersebut.
Menyangkut tempat tinggal permanen, keuchik serta Ismail Adam mengaku
akan menyurati Pemkab Bireuen dan mengharapkan adanya bantuan rumah.
“Tempat berteduh sementara sudah ada, selanjutnya kami akan sampaikan
ke camat dan pak bupati menyangkut bantuan lanjutan,” ujar A Thaleb. (*)
• Bumi Semakin Panas, Orang Akan Mati Tanpa AC, Apa Iya? Ini Penjelasannya