HABA ANEUK
Peran Ayah dan Imunisasi
Yudi dan istrinya sadar, semua ini akibat kelalaiannya dan kesibukannya sehingga tidak sempat mengantar atau menemani istrinya membawa imunisasi...
BANDA ACEH - Dunia serasa berhenti saat itu, tubuhnya langsung lemas dan pikiran kalut saat mendengar vonis dokter anak sulungnya menderita difteri. Penyakit mematikan yang menyerang saluran pernafasan dan otot-otot vital lainnya.
Itulah yang dirasakan Yudi Randa, seorang blogger di Aceh beberapa tahun lalu.
Kelalaiannya tidak memberikan imunisasi kepada si buah hati, mengakibatkan putra pertamanya harus menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda
Aceh selama 14 hari.
Tak hanya itu saja, ayah tiga anak ini juga harus menyaksikan penderitaan yang dialami buah hatinya. Setiap 2 jam sekali harus diberi anti-difteri. Sambil menahan rasa sakit saat obat-obatan bereaksi di tubuh mungil putra pertamanya. Rasa kesal dan marah pada keadaan sempat ia rasakan saat itu.
Selama 14 hari terkurung di ruangan 2x2 bercat putih, botol infus tergantung dan ia pun harus rela meninggalkan pekerjaannya, menjalani isolasi selama 14 hari demi menemani putranya menjalani perawatan.
Pertahanannya runtuh, butiran kristal bening mengalir di pipinya saat dokter mengatakan virus difteri ini telah menyerang otot jantung dan lambung putranya. Saat itu jalan mulai buntu, ia hanya bisa berdoa, berharap apa yang dilakukan paramedis dapat menyembuhkan putranya yang masih balita.
Yudi dan istrinya sadar, semua ini akibat kelalaiannya dan kesibukannya sehingga tidak sempat mengantar atau menemani istrinya membawa imunisasi pada putra-putrinya.
Hingga pil pahit itu harus mereka rasakan. Pengalaman pahit yang dialaminya beberapa tahun lalu, telah mengajarkannya banyak hal tentang seberapa pentingnya imunisasi bagi anak.
• Layanan Posyandu Tak Boleh Berhenti Meski Corona
Terutama bagi tumbuh kembang anak di masa depan. Yudi dan istrinya tak pernah lagi abai terhadap pemenuhan imunisasi yang harus diterima buah hatinya. Anak ketiga mereka lengkap diberikan imunisasi dari sejak lahir hingga batas usia yang ditentukan.
Menurut Yudi, imunisasi adalah tanggungjawab kedua orangtua, bukan hanya Ibu. Ayah mempunyai pengaruh dan peran cukup penting dalam memastikan anak diimunisasi. Tak hanya sebatas itu, ayah juga harus membantu jika anak rewel atau sedikit demam setelah imunisasi. “Ayah dan ibu harus saling mendukung dan menyokong dalam hal anak,” ungkap Yudi.
• 170 Kader Posyandu Disuluh Untuk Penanganan Stunting di Aceh Barat
Ayah punya kewajiban dan peran penting dalam memastikan anak tumbuh sehat, mendapat gizi yang cukup, memberikan perlindungan dan pendidikan yang layak. Sehingga anak dapat menjadi manusia seutuhnya dan mencapai potensi maksimalnya di masa depan. Masa depan yang dititipkan Allah lewat orangtuanya. (Fitri Jualiana)
Artikel ini telah terbit di Tabloid HABA ANEUK edisi I Tahun 2020, yang diterbitkan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh