HABA ANEUK
MPU Aceh Mengajak Warga Lakukan Imunisasi Dasar Lengkap
fatwa imunisasi dan vaksinasi yang diterbitkan MPU Aceh itu merupakan bentuk dukungan ulama terhadap pentingnya imunisasi....
BANDA ACEH - Sebagai suluh di tengah masyarakat, Teungku Faisal Ali, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh pernah mengalami pengalaman yang membekas hingga kini; tatkala ada seorang warga yang mencegat dan bertanya tentang imunisasi.
Warga itu sedang kebingungan dari pertanyaan yang menggelayut di pikirannya tentang, apakah imunisasi itu semua jenisnya sama? Dari kejadian itulah, pria yang akrab disapa Lem Faisal mulai mencari tau pengetahuan masyarakat tentang imunisasi.
Saat punya kesempatan berceramah ke daerah-daerah, Dia membuktikan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi masih minim. “Dalam anggapan mereka imunisasi itu semuanya sama saja,” sebut Lem Faisal, Sabtu 25 April 2020.
• Layanan Posyandu Tak Boleh Berhenti Meski Corona
Mayoritas masyarakat Aceh adalah pemeluk agama Islam, sebab keyakinan spiritualitas
itulah yang mendorong masyarakat untuk kritis dan cenderung mempertanyakan dasar hukum imunisasi dalam pandangan Islam kepada MPU. “Banyak yang mempertanyakan tentang hukum imunisasi kepada kami,” ujar Lem Faisal.
Namun sejauh ini, pertanyaan-pertanyaan yang datang dari masyarakat selalu dijawab oleh MPU, meskipun barangkali jawaban itu tidak lantas memuaskan banyak pihak. Demi mengurangi kekhawatiran masyarakat tentang kesimpangsiuran informasi terkait imunisasi.
Ulama seluruh Aceh yang berhimpun di MPU telah mengeluarkan beberapa fatwa, di antaranya fatwa tentang imunisasi, yaitu fatwa Nomor 12 Tahun 2013 tentang Imunisasi dan Vaksinasi, juga fatwa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Vaksin Polio Tetes.
Kata Lem Faisal, fatwa imunisasi dan vaksinasi yang diterbitkan MPU Aceh itu merupakan bentuk dukungan ulama terhadap pentingnya imunisasi. “Insyaallah, itu bukti dukungan kita terhadap pentingnya nilai-nilai kesehatan kepada generasi mendatang,” ujar Lem Faisal.
Lem Faisal tak menampik tahun lalu Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Aceh sangat rendah dari target yang dipasang pemerintah.
Menurut dia, hal itu terjadi lantaran isu yang berkembang di masyarakat dan sulit dihindari, bahwa di tengah masyarakat Aceh saat ini ada perdebatan soal halal-haram vaksin MR. Hal ini menyebabkan imunisasi lainnya pun ikut tergerus.
Meskipun lembaga ini tidak spesifik menangani persoalan kesehatan di masyarakat, bagi MPU Aceh memiliki langkah-langkah untuk mendukung pemerintah dalam mencapai imunisasi dasar lengkap terus digalakkan.
MPU sadar, perannya di hadapan masyarakat cukup besar. Maka dari itu, selain memanfaatkan jaringan keanggotaan di kabupaten dan kota, mereka juga turut mendekati ulama ataupun pimpinan dayah (pesantren) di Aceh secara bersama-sama menyosialisasikan penting nya imunisasi kepada masyarakat.
• Kerap Dianggap Sama, Inilah Perbedaan Antara Vaksinasi dan Imunisasi
Andil lainnya, lembaga ini telah melahirkan fatwa-fatwa yang menyingkirkan prasangka negatif masyarakat terhadap imunisasi. Faisal Ali mengimbau agar masyarakat mendengar para ahli bidang kesehatan yang telah menyebutkan bahwa imunisasi ini penting bagi anak dan masyarakat umum.
Ia juga mengingatkan pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Aceh mustinya menjadi motor utama memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait imunisasi. “Kami siap membantu, baik sosialisasi atau apapun jika diundang,” ungkapnya.
• Aceh Serius Perangi Stunting, Gandeng Unicef
Di samping itu, dia juga berharap kepada pemerintah pusat, sebelum mengeluarkan kebijakan tentang vaksinasi, terlebih dahulu hendaknya melakukan komunikasi
yang cepat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kemudian dari MUI nanti baru disampaikan kepada himpunan ulama di daerah.(Alfath Asmunda)
Artikel ini telah dimuat di Tabloid HABA ANEUK edisi I Tahun 2020, yang diterbitkan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh