Dampak Corona
Startup Hotel Airy Rooms Tutup Secara Permanen, Tak Kuat Lawan Dampak Virus Corona
Hal ini sejalan dengan keputusan perusahaan untuk menghentikan kegiatan operasional secara permanen.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM - Agregator layanan akomodasi dan wisata, Airy, secara mengejutkan akan menghentikan layanan operasinya secara permanen per 31 Mei 2020.
Airy menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat sektor bisnisnya terpuruk.
Melansir dari Tech in Asia, Sabtu (9/5/2020), dalam email kepada mitra propertinya, Airy menyampaikan akan mengakhiri perjanjian dengan mitranya.
Hal ini sejalan dengan keputusan perusahaan untuk menghentikan kegiatan operasionalnya secara permanen.
“Kami telah melakukan upaya terbaik kami untuk mengatasi dampak dari bencana (corona) ini. Kami telah memutuskan untuk menghentikan kegiatan bisnis kami secara permanen,” kata perusahaan itu dalam email.
• Garuda dan Citilink Kembali Layani Penerbangan Domestik
• Kemenhub Beri Izin Khusus Pesawat Lion Air Terbang Layani Pebisnis, Padahal Sedang Larangan Mudik
Airy menjelaskan bahwa dampak dari virus corona telah menyebabkan penurunan teknis secara signifikan dan pengurangan sumber daya manusia yang dimilikinya saat ini.
“Karena alasan ini, setelah 31 Mei 2020, kami tidak dapat menyediakan layanan (lagi) untuk semua mitra kami,” tulis Airy.
Media tersebut telah menghubungi Airy untuk memberikan keterangan.
Namun juru bicara perusahaan tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang hal ini.
Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Tech in Asia pada Maret lalu, CEO Airy, Louis Alfonso Kodoatie mengatakan bahwa perusahaan itu melakukan upaya perubahan strategi untuk mengurangi dampak pandemi corona, yang telah mempengaruhi tingkat hunian kamar di Airy.
• Maskapai Citilink Indonesia Mulai Terbang 8 Mei 2020
• Pengusaha Bus Bingung Terkait Keputusan Kemenhub Membolehkan Moda Transportasi Angkutan Penumpang
"Kami optimis pandemi akan segera teratasi dan industri pariwisata dapat pulih," kata Kodoatie.
“Dengan teknologi dan kualitas layanan yang tepat, kami yakin bahwa Airy dapat bangkit kembali lebih cepat dan memulihkan bisnis kami seperti sebelumnya,” tambahnya.
Namun, April lalu, dilaporkan bahwa perusahaan telah memberhentikan (PHK) sekitar 70 persen dari stafnya.
Airy telah berdiri sejak tahun 2015 dan memiliki jaringan 2.000 mitra dengan lebih dari 30.000 kamar.
Startup Airy juga merupakan mitra strategis unicorn Indonesia, traveloka.
Industri perjalanan dan perhotelan telah berjuang untuk bertahan hidup sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
• Lion Air Kembali Layani Rute Domestik pada 10 Mei 2020, hingga Atur Jarak Aman Dalam Kabin Pesawat
Sejumlah negara mengeluarkan larangan bepergian di seluruh dunia, yang menyebabkan industri pariwisata terpuruk.
Startup Oyo yang didukung oleh SoftBank mengalami penurunan 50 persen hingga 60 persen pendapatan.
Hal ini memaksa Oyo melakukan pemotongan gaji dan cuti karyawannya.
Startup hotel low budget yang berbasis di Singapura, RedDoorz juga menawarkan cuti sementara kepada para stafnya dan memberhentikan kurang dari 10 persen stafnya.
Penutupan Airy mengikuti startup logistik makanan Stoqo, yang dianggap sebagai korban startup pertama dari pandemi Covid-19 di Indonesia. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
• Dampak dari Virus Corona, Bisnis Hotel di Banda Aceh Nyaris Tutup, Mulai Merumahkan Karyawan