Tak Bermanfaat, Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi

Analisis catatan medis menunjukkan tingkat kematian 28 persen ketika obat diberikan sebagai tambahan perawatan standar

Editor: Amirullah
Thinkstock.com
Ilustrasi 

Studi yang lebih kecil, termasuk yang dilakukan di China, telah menunjukkan hydroxychloroquine mungkin berguna.

Namun ini adalah studi kecil dan tidak berkualitas baik.

"Orang-orang memanfaatkannya karena pasien kritis," katanya.

Saat ini, tidak ada pengobatan yang disetujui untuk Covid-19, meskipun remdesivir obat antivirus eksperimental Gilead Sciences Inc minggu lalu menerima otorisasi penggunaan darurat dari regulator Amerika Serikat.

Tingkat pernyebaran dan angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat terus bertambah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Kamis (7/5) melaporkan data terbaru yakni 1.219.066 kasus, bertambah 25.253 kasus dari sebelumnya.

Menurut badan tersebut, angka kematian juga bertambah 2.495 menjadi 73.297 kematian secara keseluruhan.

Angka CDC belum tentu mewakili laporan kasus di setiap negara bagian. (cnn/rtr/feb)

Dapat Dilakukan saat Sahur hingga Berbuka, Berikut Amalan Sunnah Ramadhan Penyempurna Pahala Puasa

Memilukan, Ayah Gendong Jenazah Anak Terseret Arus, Ditemukan Meninggal Terpaut 150 M dari Lokasi

Tradisi Sahur Bersama di Gosong Telaga, Menjaga Generasi Penghafal Alquran

Bawa Sabu Seberat 26,4 Gram, Ibu Muda Dicokok Polisi di Subulussalam

Menyedihkan, Seorang Bocah Usia 3 Tahun di Bireuen Tenggelam, Nasibnya belum Diketahui

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Obat Malaria Hydroxychloroquine Justru Menimbulkan Risiko Kematian Lebih Tinggi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved