Luar Negeri
Pasukan Dukungan Arab Saudi dan Uni Emi Emirat Bentrok di Yaman Selatan
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi mulai pecah kongsi di Yaman Selatan. Separatis Dewan Transisi Selatan (STC) telah mengklaim kemerdekaan
SERAMBINEWS.COM, SANAA – Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi mulai pecah kongsi di Yaman Selatan.
Separatis Dewan Transisi Selatan (STC) telah mengklaim kemerdekaan di wilayah itu, yang juga basis pemerintahan yang diakui internasional dengan dukungan Arab Saudi.
Tak pelak, bentrokan sengit meletus di Provinsi Abyan, Yaman Selatan pada Selasa (12/5/2020) yang dikuasai oleh Dewan Transisi Selatan.
Pertempuran kedua belah pihak itu, melibatkan pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan separatis yang didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA).
Sedikitnya enam pejuang dari kedua belah pihak tewas dalam 24 jam terakhir dan kemungkinan kemungkinan korban akan terus berjatuhan.
Pertempuran antara kedua pihak, sekutu dalam koalisi pimpinan Saudi yang selama bertahun-tahun berupaya menumpas militan Houthi yang didukung Iran di utara telah memperberat perang saudara di negara paling miskin di dunia Arab itu.
• Saudi Berubah Haluan, Dari Pemimpin Bombardir Yaman, Jadi Pemimpin Bantuan Kemanusiaan ke Yaman
• Riyadh Tolak Kemerdekaan Separatis Selatan Yaman
• Yaman Terpecah Belah, Separatis Selatan Merdekakan Diri

Meningkatnya ketegangan di kawasan itu, setelah Dewan Transisi Selatan memisahkan diri bulan lalu menyatakan pemerintahan sendiri atas kota pelabuhan utama Aden untuk menegaskan kontrol atas Yaman selatan.
Pertempuran selanjutnya dapat merusak perjanjian damai yang ditengahi Arab Saudi antara pihak pemerintah dan separatis.
Bentrokan pecah ketika pasukan pemerintah bergerak menuju Zinjibar, Ibu Kota Provinsi Abyan, dan separatis membawa bala bantuan untuk mempertahankan kota.
Warga, yang tidak mau menyebutkan nama mereka, takut akan pembalasan, mengatakan pasukan pemerintah menembaki posisi separatis.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Yaman, Mohammed Abdullah al-Hadrami menuduh separatis berusaha mengganggu stabilitas keamanan di selatan Yaman melalui mobilisasi militer besar-besaran.
"Saya bersumpah, pasukan pemerintah akan membela tanah air, melindungi keamanannya, integritas teritorial, dan siap menghadapi setiap pemberontakan bersenjata,” katanya.
Pada Senin (11/5/2020), pemimpin separatis selatan, Aydarous al-Zubaidi meminta para pendukung untuk mengangkat senjata dan mempertahankan martabat dan kemerdekaan Yaman Selatan.

Dewan separatis, yang merupakan kelompok payung dari milisi yang bersenjata lengkap dan dibiayai oleh UEA sejak 2015, berharap memulihkan Yaman selatan yang merdeka, seperti dari tahun 1967 sampai 1990.
Konflik Yaman dimulai dengan Houthi merebut ibukota, Sanaa pada tahun 2014.