Luar Negeri
WHO Cari Penyebab Virus Corona Terus Bermutasi, dari Hewan ke Manusia
Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) masih mencari penyebab virus Corona terus bermutasi, sehingga dengan cepat menyerang manusia.
SERAMBINES.COM, JENEWA - Badan Kesehatan Dunia PBB, WHO masih mencari penyebab virus Corona terus bermutasi, sehingga dengan cepat menyerang manusia.
WHO sebenarnya ingin menekan penyebaran pandemi virus Corona, termasuk mengetahui bagaimana COVID-19 menyerang manusia dengan begitu cepat.
Sylvie Briand, Direktur WHO untuk manajemen bahaya infeksi, Rabu (13/5/2020) mengatakan sangat penting untuk mengetahui asal-usul virus, bagaimana virus itu berevolusi.
"Virus ini berasal dari hewan yang ditransmisikan ke manusia, jadi kita harus mencoba memahami adaptasi virus ini sampai menyerang spesies manusia," katanya kepada AFP di luar kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (13/5).
Kasus pertama SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit COVID-19, dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan. Sejak itu, pandemi ini telah menginfeksi lebih dari empat juta orang di seluruh dunia dan merenggut hampir 300.000 jiwa.
Banyak peneliti percaya virus Corona baru datang dari kelelawar, tetapi melewati spesies lain sebelum ditularkan ke manusia.
"Virus berlipat ganda pada hewan-hewan ini, sedikit berubah dan akhirnya menghasilkan sejenis virus yang dapat menular ke manusia,” kata Briand, yang pada 2009 memimpin program influenza WHO selama pandemi "flu babi" H1N1 2009 .
• Gara-gara Cina Dukung WHO, AS Tolak Resolusi Gencatan Senjata di Negara Berkonflik
• Sanggah Hoaks Tentang Covid-19, WHO Sasar Remaja Pakai Aplikasi TikTok dan SnapChat
• WHO Sebut Orang Terinfeksi Corona tak Kebal untuk Serangan Kedua
Menelusuri asal virus, dengan menemukan host perantara, akan mencegah fenomena tersebut terjadi lagi dan menghindari ping-pong penularan antara manusia dan hewan.

"Setiap kali ia berpindah dari satu spesies ke spesies lain, virusnya dapat bermutasi" kata ilmuwan Prancis itu.
"Itu dapat berdampak pada perawatan, bisa menjadi resisten, sementara vaksin tidak lagi cukup efektif untuk membunuhnya,” jelasnya.
Untuk saat ini, masih banyak yang tidak diketahui, meskipun ribuan dan ribuan sampel telah diambil, terutama dari pasar hewan di Wuhan, Cina termasuk anjing di Hong Kong, kata Briand,
Sampel diambil oleh negara-negara anggota WHO tetapi badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong mereka untuk saling berbagi informasi untuk mempercepat penelitian.
Briand mengatakan pertemuan akan dilaksanakan membahas virus Corona pekan depan harus memfokuskan pada kebutuhan untuk memperbaiki sistem peringatan kesehatan WHO.
Sehingga memungkinkan organisasi itu untuk menyatakan apakah ada keadaan darurat global atau tidak.
Sedangkan prosedur sebelumnya memiliki enam tahap, dengan yang terakhir menyatakan pandemi.
"Kita perlu menemukan sistem yang dapat memicu peringatan sehingga orang dapat bersiap-siap," katanya.
"Tetapi pada saat yang sama kita harus memberi tahu mereka apakah itu akan segera terjadi atau jika akan datang dalam beberapa minggu atau bulan mendatang.
“Mereka juga harus diberi tahu apa yang harus dipersiapkan sebelum virus benar-benar muncul,” ujar Briad.(*)