Berita Aceh Selatan
LBH Sorot Aksi Demo Warga, Klaim Sudah Ingatkan Pemangku Kekuasaan Terkait Dampak Carut Marut Data
"Kejadian hari ini (Jumat kemarin-red), merupakan akumulasi dari carut marut data bantuan dari pemerintah, baik sumber APBA maupun sumber lainnya."
Penulis: Taufik Zass | Editor: Saifullah
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN - Lembaga Bantuan Hukum Jendela Keadilan Aceh (LBH-JKA) menyorot aksi demo warga Gampong Silolo, Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan yang memprotes ketidakadilan dalam hal data penerima bantuan dari pemerintah, Jumat (15/5/2020) sore.
LBH menyatakan, aksi unjuk rasa yang berujung penyegelan Kantor Keuchik Silolo itu merupakan dampak carut marutnya data penerima bantuan sosial (bansos), seperti bantuan sosial tunai (BTS) dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 600.000/bulan untuk tiga bulan ke depan.
"Kejadian hari ini (Jumat kemarin-red), merupakan akumulasi dari carut marut data bantuan dari pemerintah, baik sumber APBA maupun sumber lainnya. Kita melihat, dalam hal ini pemerintah gampong kurang dilibatkan oleh para pemangku kepentingan dalam menyusun nama-nama masyarakat penerima bantuan," kata Ketua Bidang Analisis Hukum dan Kebijakan LBH-JKA, Mudani SH kepada Serambinews.com, Jumat (15/5/2020) malam.
Ia memaparkan, ketika bantuan sudah keluar baru perangkat desa dilibatkan kembali, sehingga mulailah muncul masalah.
“Para keuchik ini tak mampu menjelaskan kepada masyarakat kenapa si A dan si B dapat, sedangkan si C tidak dapat. Karena para perangkat gampong ini tahu mereka cuma dapat data dari atas dan hanya menyalurkan saja," ungkapnya.
Menurut Murdani, pihaknya jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar metode pendataan harus melibatkan pemerintah gampong karena mereka yang tahu mana warganya yang berhak.
• Jelang Berbuka, Ratusan Warga Silolo Ramai-ramai ‘Serbu’ Kantor Keuchik, Ternyata Ini Tujuannya
• Kemenkumham Aceh Usul Remisi Idul Fitri 4.354 Napi, 2.076 di Antaranya Napi Narkoba dan 11 Korupsi
• Pasien Positif Corona Mengamuk Dijemput Tim Medis, Peluk Orang di Dekatnya supaya Tertular
"Apa yang kita takutkan hari ini telah terjadi. Kami berharap kejadian di Gampong Silolo itu menjadi catatan bagi pemegang kekuasaan agar melakukan perbaikan dan segera mengambil langkah kongkrit supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi," pungkasnya.

Seperti diketahui, jelang berbuka puasa, ratusan warga Desa Silolo justru turun beramai-ramai ke jalan dan melakukan aksi demo ke kantor keuchik setempat.
Mereka ingin bertemu dengan Keuchik Silolo untuk mempertanyakan mengapa data penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, seperti bantuan sosial tunai (BST) tidak tepat sasaran.
Karena kecewa tidak bisa bertemu keuchik, warga yang marah pun sempat melakukan perusakan dan kemudian menyegel kantor keuchik setempat.
Informasi yang diterima Serambinews.com, Jumat (15/5/2020), menyebutkan, aksi demo warga ke Kantor Keuchik Silolo itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.
Masyarakat Gampong Silolo beramai-ramai mendatangi kantor keuchik untuk menanyakan perihal kenapa nama yang keluar terkait bantuan dari pemerintah, baik BST dan bantuan sosial (bansos) lainnya ,tidak terbuka dan dinilai tidak tepat sasaran.
• Wanita ini Klaim Bunga Warna-warni di Kartun Spongebob Sebenanarya Tumpahan Minyak
• Kreatifitas di Masa PSBB, Tas Bahu yang Didesain Persis Seperti Bentuk Masker Bedah
• Sistem Wild Card Dibatalkan, Lorenzo Gagal Tampil di MotoGP 2020
Warga menyatakan, bahwa jika dilihat dari dampak Covid-19, hampir seluruh orang terdampak karena mayoritas penduduk Desa Silolo adalah petani dan buruh kasar.
Massa semakin ramai berdatangan sehingga suasana semakin tak terkendali yang berujung terjadi perusakan dan penyegelan kantor keuchik.