Corona di Indonesia

Obat Corona Dijual Bebas Bulan Agustus

Kendati demikian, meski obat corona nantinya sudah ada juga tidak menghilangkan kemungkinan orang terkena virus tersebut, kecuali sudah ada vaksin.

Editor: Jamaluddin
TribunStyle.com
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. 

Sejumlah negara mulai secara bertahap melonggarkan pembatasan lockdown yang diterapkan guna membatasi penyebaran Covid-19.

Namun WHO memperingatkan, virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang seluruhnya.

Mengerikan, RSU Mumbai Penuh Sesak, Pasien Berbagi Tempat Tidur, Mayat Berserakan di Bangsal

Gareth Bale Tolak Bergabung dengan Newcastle United pada Musim Panas 2020

WHO menegaskan, tidak ada cara untuk menjamin melonggarkan pembatasan tidak akan memicu gelombang kedua infeksi virus corona.

"Banyak negara yang ingin keluar dengan berbagai langkah," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Tapi rekomendasi kami masih sama yakni kewaspadaan di negara manapun harus berada pada tingkat tertinggi," lanjutnya.

Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengungkapkan pandemi corona memicu perkembangan riset di perguruan tinggi.

Diguyur Hujan Deras, Lhoong Aceh Besar Dilanda Banjir dan Tanah Longsor

Pemain PSMS Asal Aceh Ikhwani Punya Menu Favorit untuk Buka Puasa, Mie Caluk dan Kelapa Muda

Perkembangan riset tersebut mencakup alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi corona.

"Peralatan-peralatan kesehatan yang selama ini pemenuhannya melalui impor, ternyata bisa kita produksi sendiri," ujar Nizam.

Pelaksanaan riset yang sebelum masa pandemi dapat memerlukan waktu hingga bertahun-tahun, saat ini dapat dikembangkan dalam waktu pendek.

Nizam mengungkapkan perguruan tinggi melakukan berbagai kolaborasi riset untuk pemenuhan berbagai perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi Covid-19.

"Kita mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset terapan baik itu APD maupun alat-alat kesehatan, obat-obatan. Dan kita bersinergi dengan Kemenristek," ucap Nizam.

Hasil dari riset dan pengembangan perguruan tinggi adalah pembuatan ventilator untuk pasien corona.Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan ventilator dengan nama Vent-I.

Ventilator dengan kemampuan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) ini saat ini telah masuk fase produksi bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia.

Lalu ada Ventindo, ventilator hasil pengembangan Universitas Gadjah Mada.

Ventilator dengan kemampuan Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV).

Pemuda Pancasila Salurkan Bantuan ke 3 Panti Asuhan dan Fakir Miskin serta Anak Yatim di Banda Aceh

DP3AKB Pidie Sarankan Ibu-ibu Tidak Hamil di Tengah Wabah Corona, Ini Alasannya

Ventilator ini dapat digunakan untuk membantu pernafasan pasien yang dirawat di ruang ICU.

Saat ini kolaborasi berbagai perguruan tinggi dengan lembaga penelitian juga telah mengembangkan berbagai Tes Kit untuk deteksi Covid-19 antara lain RT-LAMP, RI-GHA19, dan berbagai perangkat deteksi Covid-19.(tribun network/van/fah/mal)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved