Berita Banda Aceh
Meski Pandemi Covid-19, Warung Kopi di Banda Aceh Tetap Menggeliat
Di kota ini ada ribuan warung kopi, yang tersebar di sudut-sudut dan jalan protokol dalam kota, hingga ke pelosok gampong.
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ibrahim Aji
Di kota ini ada ribuan warung kopi, yang tersebar di sudut-sudut dan jalan protokol dalam kota, hingga ke pelosok gampong.
Laporan Muhammad Nasir | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh identik dengan keberadaan warung kopinya.
Tak hanya secara nasional, Aceh sebagai produsen kopi terbesar di Indonesia juga kesohor hingga ke pelosok dunia.
Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi Aceh, saat ini menjadi pusatnya bagi para penikmat kopi.
Di kota ini ada ribuan warung kopi, yang tersebar di sudut-sudut dan jalan protokol dalam kota, hingga ke pelosok gampong.
Selama pandemi Covid-19, sejumlah sektor langsung ambruk, seperti pariwisata hingga transportasi, namun warung kopi di Banda Aceh tetap bergeliat.
Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh, Iskandar mengatakan, selama pandemi Covid -19, sektor usaha kopi tetap bisa bertahan di tengah gempuran wabah global ini.
• Pemko Banda Aceh Gelar Razia Masker di Sejumlah Titik, 138 Warga Terjaring
Meskipun diakui, para pengusaha mengalami penurunan omset dibanding dengan sebelum pandemi.
“Geliat ekonomi dari sektor kuliner terutama kopi masih sangat menjanjikan walaupun ada sedikit penurunan yang diakibatkan oleh pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota dalam rangka melakukan tindakan Preventif terhadap penyebaran Covid 19,” ujarnya.
Walaupun demikian, katanya, keinginan masyarakat untuk menikmati kopi masih tinggi.
Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang masih memenuhi warkop.
“Warkop yang ada tentu tetap mengikuti Protokol Kemenkes dan imbauan Pemerintah Daerah,’ tandas Iskandar.
• Kesadaran Warga Pakai Masker Sudah Tinggi, Wali Kota Banda Aceh Ajak Warga Budayakan Pakai Masker
Dikatakan, Banda Aceh menyimpan berbagai berbagai cerita, selain sebagai destinasi wisata religi, kota yang juga sebagai pusatnya penikmat kopi tentu ini menambah khasanah budaya bagi daerah yang dijuluki sebagai Serambi Mekahnya Indonesia ini.
“Kalau dulunya penikmat kopi terbatas hanya kaum lelaki saja tapi saat ini sudah merambah ke kaum hawa tak ada lagi batas gender dalam trend ngopi,” ujar Iskandar.