Akibat Keseringan Pakai Earphone, Lubang Telinga Bocah 10 Tahun Ini Mengalami Hal Mengerikan
Diketahui telinga bocah tersebut sampai berjamur karena diduga terlalu lama memakai earphone.
SERAMBINEWS.COM - Lihatlah kisah bocah berusia 10 tahun asal China ini lantaran terlalu sering memakai earphone, telinganya ditumbuhi jamur dan harus mendapat perawatan dari dokter.
Bagi kalian yang suka mendengarkan musik pasti tak asing dengan earphone bukan?
Earphone memang kerap kita gunakan untuk mendengarkan musik di berbagai kesempatan.
Sebab suara musik dapat terdengar lebih jelas di telinga.
Bahkan dengan menggunakan earphone, kita tidak akan mengganggu lingkungan sekitar. Karena suara yang kencang hanya bisa didengar oleh penggunanya.
Namun, di sisi lain alat ini memiliki risiko tersendiri hingga bisa merusak telinga.

Ilustrasi (hihonor.com)
Terlebih jika kita terlalu sering memakainya, sangat tidak disarankan dan nanti akan berdampak merugikan diri sendiri.
Penggunaan dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi fungsi pada telinga.
Bisa jadi pendengaran menjadi berkurang atau terdapat infeksi di saluran telinga.
Seperti yang dialami oleh bocah 10 tahun asal Beijing, China ini.
Diketahui telinga bocah tersebut sampai berjamur karena diduga terlalu lama memakai earphone.
Dilansir dari Oddity Central, laporan tersebut datang dari rumah sakit ibu dan anak Shunyi di Beijing, China.
Mulanya bocah malang itu datang bersama ibunya ke rumah sakit sambil mengeluhkan rasa sakit di telinganya.
Dia mengaku telinganya seperti tersumbat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, bocah tersebut menderita mycosis ear canal.
Istilah sederhananya yakni jamur tumbuh di saluran telinga.

Jamur yang tumbuh di saluran telinga atau biasa disebt mycosis ear canal. (ETtoday via Oddity Central)
Lebih lanjut, menurut informasi banyak hal yang bisa menyebabkan mikosis.
Namun, dokter mengatakan infeksi pada bocah tersebut disebabkan adanya kombinasi dari berbagai faktor.
Bocah itu diketahui rutin mengorek telinganya, sehingga dengan tanpa sadar ia telah merusak jaringan sensitif pada telinga.
Ditambah ia juga kerap menggunakan earphone dalam jangka waktu lama.
Hal itulah yang menyebabkan ventilasi alami saluran telinga tersumbat, hingga akhirnya saluran telinga lebih lembap dan membuat jamur bisa berkembang.
Seperti pernyataan dari salah satu dokter dari Departemen Otolaringologi Kepala dan Leher di rumah sakit tersebut, Wu Yuhua, ia mengatakan bahwa kenaikan suhu dan tingkat kelembapan di dalam saluran telinga adalah efek samping dari penggunaan headset yang terlalu lama.
Kondisi tersebut sangat baik bagi perkembangan jamur.
Selain itu, kebiasaan mengorek telinga juga sangat berpengaruh dalam pengembangan jamur yang dapat merusak mukosa lokal.
Saat ini, bocah yang tak disebutkan namanya itu diketahui tengah menjalani perawatan dan dipastikan dapat pulih dalam beberapa minggu ke depan.
Sang dokter memperingatkan, jika infeksi jamur tidak segera diobati dengan tepat maka akan berujung pada gangguan pendengaran.
Kondisi kesehatan seseorang dapat dilihat dari warna kotoran telinga
Sementara itu, warna kotoran telinga abu-abu, hitam, merah, coklat, kering hingga yang berbau menunjukan kondisi kesehatan seseorang.
Perhatikan warna kotoran saat kalian membersihkan rongga telinga.
Pasalnya dari warna dan bentuk sisa lilin telinga tersebut dapat dilihat kondisi kesehatan seseorang beberapa hari terakhir.
Pada umumnya kotoran telinga adalah lilin yang melindungi rongga telinga dari benda asing yang mungkin masuk.
Maka dengan berubahnya warna kotoran telinga, akan telihat apa saja yang tertangkap.
Dilansir oleh Brightside, berikut ada 8 macam warna kotoran telinga.
1. Abu-abu

(brightside.me)
Jika kotoran telinga berwarna abu-abu tanpa gejala lain, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, mungkin hanya debu.
Warna kotoran telinga ini adalah hal biasa bagi penduduk kota karena udara di kota-kota agak tercemar.
2. Merah atau bekas darah

(brightside.me)
Jika kalian melihat ada bekas darah saat membersihkan telinga, itu dapat menunjukkan bahwa gendang telinga berlubang.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh infeksi, yang menyebabkan otitis dan akibatnya memperburuk pendengaran.
Itulah mengapa perlu mengunjungi dokter.
3. Coklat

(brightside.me)
Jika kotoran telinga berlebihan dan berwarna gelap, ini dapat menunjukkan bahwa tubuh tengah stres.
Itulah sebabnya harus mencoba menghabiskan beberapa hari di lingkungan yang tenang dan damai.
4. Hitam

(brightside.me)
Jika itu terjadi hanya sekali, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, jika telingamu gatal dan menjadi lebih kuat, maka harus mengunjungi dokter karena warna hitam dari kotoran telinga menandakan infeksi jamur.
5. Putih

(brightside.me)
Warna putih kotoran telinga dapat menandakan bahwa ada kekurangan vitamin dan unsur mikro di dalam tubuh, khususnya zat besi dan tembaga.
Karena itu disarankan untuk menambahkan kacang dan oatmeal ke dalam menu. Tidak buruk mengonsumsi vitamin juga.
6. Kotoran Telinga Bau Tak Sedap

(brightside.me)
Jika ada bau tidak sedap yang kuat dari kotoran telinga, itu bisa menandakan infeksi di dalam telinga tengah.
Terlepas dari baunya, kalian mungkin juga mendengar suara berisik atau merasakan pendengaran berkurang.
Jika kalian memiliki gejala-gejala ini, ada baiknya mengunjungi dokter THT.
7. Kotoran telinga cair

(brightside.me)
Jika konsistensi kotoran telinga telah berubah baru-baru ini, dapat menunjukkan awal dari proses peradangan.
Jika demikian, ada baiknya membuat janji dengan spesialis.
8. Kotoran Telingan Kering

(brightside.me)
Penjelasan termudah untuk kekeringan kotoran telinga adalah kurangnya lemak tanpa lemak di dalam tubuh.
Terlepas dari itu, alasannya bisa jadi dermatitis dan penyakit kulit lainnya, yang bisa membuat kulit kering.
(TribunStyle.com/Heradhyta Amalia/Sinta Manilasari)
• Setelah Klaim Bisa Sembuhkan Penderita Covid-19, Pendeta Ini Malah Meninggal Akibat Virus Corona
• Teka-teki Asal Mula Virus Corona Akhirnya Terjawab, Peneliti Temukan Fakta Baru
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul AKIBAT FATAL Keseringan Pakai Earphone, Lihat Lubang Telinga Bocah 10 Tahun Ini, Ada yang Mengerikan