Setelah Pantang Melaut Selama Tiga Hari, Nelayan Abdya Mulai Beraktivitas Selasa Malam Ini

Seperti diberitakan, gelombang pasang melanda pesisir Abdya selama pekan terakhir bulan Ramadhan.

Dampaknya, belasan rumah warga di Desa Palak Kerambil dan pondok cafe di Pantai Jilbab, Kecamatan Susoh, rusak berat diterjang gelombang pasang.

Sebagian besar nelayan juga tidak berani turun ke laut. Kemudian, perahu mesin atau robin dinaikkan ke daratan, seperti di pantai PPI Ujong Serangga, Sosoh dan Pantai Lhok Pawoh, Manggeng.

Boat ikan, jenis TS dan boat sarana transportasi nelsyan dari dan ke lokasi bagan di lepas pantai, dilabuh di kolam labuh PPI Ujong Serangga atau lokasi lain yang berlindung dari terpaan badai.

• Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Bagaimana Hukumnya dan Apa Saja Keutamaannya?

Di Kabupaten Abdya terdapat sekitar 220 unit perahu rubin dan sekitar 150 unit boat TS. “Nelayan yang punya nyali besar yang berani turun melaut,” kata Hasanuddin.

Kalaupun yang ada yang melakukan aktivitas di laut, tapi jangkauannya terbatas karena angin kencang dan gelombang besar.

Peristiwa angin kencang yang memicu gelombang tinggi akhir-akhir ini, menurut Panglima Laot Abdya itu karena musim kepala barat (uele barat). Gelombang pasang yang ditimbulkan menghempas pesisir pantai bibir pantai Palak Kerambil dan Pantai Jilbab, Kecamatan Susoh, sebagai lokasi pemukiman warga nelayan.

“Beberapa tahun terakhir, kawasan ini sedikitnya lima kali dihantam gelombang pasang. Kali ini yang terparah setelah belasan rumah warga Palak Kerambil mengalami rusak parah,” ungkap Hasanuddin.

Penangganan persoalan abrasi pantai Palak Kerambil dan Panyai Jilbab dikatakan merupakan kebutuhan sangat-sangat mendesak.(*)       

• Ini Identitas Pemilik Lima Rumah yang Terbakar di Langkahan, Aceh Utara

• Hari Pertama Kerja, Walkot Subulussalam Sidak Kehadiran ASN

• PKS Harap Abuya Sarkawi Tetap Menjabat Bupati Bener Meriah Hingga Akhir Jabatan