Kasus Virus Corona Menurun 5 Hari Berturut-turut, Pertanda Masa Puncak Pandemi Sudah Lewat?
Sejak 22 Mei hingga hari ini, 26 Mei, angka kasus positif turun. Padahal pada 21 Mei, tercatat rekor penambahan tertinggi yaitu 973 kasus.
Ganjar Pranowo menyampaikan permohonan maafnya atas tindakan warganya di Semarang yang menolak pemakaman jenazah seorang perawat terjangkit Covid-19, Jumat (10/4/2020). (Instagram @ganjar_pranowo)
Pergerakan Masyarakat Jawa Tengah Masih Tinggi, Ganjar Beri Peringatan
Warga Jawa Tengah ternyata masih banyak yang nekat keluar rumah, lebih-lebih saat perayaan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendapatkan informasi dari Universitas Indonesia (UI).
UI memperoleh data melalui pantauan dari Google.
"Itu gambaran seluruh Jawa Tengah karena basisnya adalah mobile phone yang dia (warga) pakai itu dipantau, seberapa pergerakannya karena kan GPS-nya kan hidup," kata dia.
Cukup mengejutkan, masih banyak masyarakat yang rupanya tak menghiraukan imbauan tetap di rumah saat Lebaran.
"Ternyata kita cukup tinggi. Artinya masih banyak yang keluyuran dan kerumunan. Jadi potensi penularan yang tinggi," tutur Ganjar di Puri Gedeh, Selasa (26/5/2020).
• Rekor Baru Kecepatan Internet Dunia Tembus 44,2 Tbps, Download 1.000 Film dalam Sekejap
• Mayat Pria di Kebun Teh Ternyata Dibunuh Perempuan Selingkuhan, Diberi Racun Disebut Obat Kuat
• VIDEO - Viral! Seorang Pria di India Terpaksa Memakan Bangkai Anjing di Tengah Jalan
Akan lakukan rapid test massal
Atas informasi tersebut, Ganjar menginstruksikan kepala daerah di 35 kabupaten/kota di wilayahnya menggelar rapid test virus corona baru (Covid-19) secara massal.
Rapid test dapat dilaksanakan di lokasi yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19.
"Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan di-rapid test, selain yang pasti di-rapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah episentrum Covid-19," kata Ganjar.
Jajarannya juga melakukan pelacakan ke daerah-daerah yang sudah terpantau menjadi klaster baru.
"Kalau ini di-rapid test lebih banyak lagi kita akan tahu sebenarnya persebarannya di masyarakat seperti apa representasinya," jelasnya.